Brahmacari Adalah Tahapan Hidup Untuk Menuntut Ilmu

Brahmacari adalah masa belajar atau masa menuntut ilmu.


Samkya mengajarkan bahwa untuk mendapatkan kebenaran hendaknya didasari atas pengambilan kesimpulan dari suatu analisa yang berdasar pada imformasi [sabda] dan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan [pretyaksa].

Untuk menghasilkan kesimpulan yang benar sudah tentu harus memiliki kecerdasan atau kemampuan analisa yang tinggi. Belajar adalah satu-satunya cara untuk memaksimalkan otak untuk bisa memiliki kemampuan analisa yang tinggi.

Dr. Albert Einstein mengatakan bahwa Agama tanpa ilmu lumpuh, ilmu tanpa Agama buta. Lebih jauh beliau mengatakan bahwa Ilmu akan membuat hidup lebih mudah, Agama akan membuat hidup lebih terarah dan bahagia.

Menurut [Pustaka Bhuana Kosa] ada lima jenis penyucian [sauca], yaitu daun-daunan berclorofil [patra], tanah [pertiwi], air [jala], abu cendana [bhasma], dan ilmu pengetahuan [jnyana]. 

Badan dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran dan kebenaran, atman dan budhi disucikan dengan ilmu pengetahuan [Manawa dharmasastra V.109].

Ada dua cara untuk mencapai kehidupan yang damai, sejahtra, dan bahagia [kesadaran tertinggi dalam istilah kerohaniannya] yaitu; melewati jalan ilmu pengetahuan dan melewati jalan karma [Bhagavadgita. III.3].

Karma seharusnya dilaksanakan dengan ketulus-iklasan dan tidak terikat kepada hasilnya [yadnya], hasil hendaknya dikembalikan kepada karma itu sendiri. Tetapi karma hendaknya dilaksanakan selain didasari atas etika juga didasari dengan pengetahuan [tatwa] yang mendalam terhadap apa yang akan dikerjakan [Tutur Tapeni Yadnya 72-73].

Ada enam musuh [sad ripu] yang bisa menggiring manusia ke dalam kesengsaraan yaitu; 
  1. Moha [kebodohan/kebingungan, kemalasan], 
  2. Matsarya [iri hati/susah melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain susah], 
  3. Mada [kemabukan/kesombongan], 
  4. Lobha [serakah/menginginkan sesuatu diluar kemampuan], 
  5. Nafsu [tdk sabar/tdk bisa menunda keinginan], 
  6. Krode [kemarahan, emosi].
Musuh pertama yang harus dikendalikan adalan moha. Moha adalah kebodohan, moha adalah kemalasan, jadi manusia jangan bodoh, jadi manusia jangan malas. Rajin kalau bodoh juga tidak baik. Belajar adalah satu-satunya cara untuk bisa pintar.

Ada tiga cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan yaitu; Sewanam, pariprasnena, dan pranipatena [Bhagavadgita IV.33].

Sewanam adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pengabdian atau pergaulan dalam masyarakat.

Pariprasnena adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui jalan berguru baik formal maupun nonformal.

Sedangkan pranipatena adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan jalan sujud bhakti atau belajar sendiri dengan selalu memohon bimbingan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ada dua macam ilmu yang bisa menuntun kita ke arah agar bisa hidup sukses yaitu ilmu keduniawiaan [aparawidya] yaitu ilmu yang membahas mengenai hal-hal yang bersifat duniawi dan ilmu kerohanian [parawidya], yaitu ilmu yang membahas tentang keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Masing-masing ilmu itu terdiri dari ilmu murni [jnana] yang berupa teori-teori dan ilmu terapan [widnyana] yang langsung dapat menghasilkan tingkah laku dan perbuatan-perbuatan untuk mendukung atau memudahkan kehidupan manusia untuk menuju hidup damai, sejahtra, dan bahagia. 

Hendaknya belajar terus dan dilanjutkan dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat itu dalam kehidupan sehari-hari hingga memberikan kontribusi pada kehidupan individu maupun pada kehidupan masyarakat luas [Wrehaspati tatwa 33].

Ilmu pengetahuan yang tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi racun bagi individu maupun bagi masyarakat luas [Canakya Niti IV.15].    
        
Atharwaveda XI.5.1
Seorang Raja, dengan sarana menjalankan brahmacari, bisa melindungi bangsanya. Seorang pendidik [guru, pembimbing], yang sedang menjalankan brahmacari sendiri, berkeinginan mengajar para siswa yang saleh,

Atharwaveda XI.5.1
Seorang brahmacari menopang bumi dan langit,

Atharwaveda XI.5.2
Semua dewata berdiam di dalam diri seorang brahmacari,
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

SARASAMUCAYA

Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini