BAB IX PENGETAHUAN YANG PALING RAHASIA





Bhagawad-gita bab 9 adalah tentang Raja Widya Rajaguhya Yoga yaitu hakikat Ketuhanan sebagai raja dari segala ilmu pengetahuan (widya).

Tuhan Yang Maha Esa adalah tujuan tertinggi kegiatan sembahyang, sang roh mempunyai hubungan yang kekal dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui pengabdian suci bhakti yang bersifat rohani. Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa di alam rohani.

9.1 Terjemahan
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda: 
Arjuna yang baik hati, oleh karena engkau tidak pernah iri hati kepada-Ku, Aku akan menyampaikan pengetahuan dan keinsafan yang paling rahasia ini kepadamu. 
Dengan mengenal pengetahuan rahasia dan keinsafan ini, engkau akan dibebaskan dari kesengsaraan kehidupan material.

9.2 Terjemahan
Pengetahuan ini adalah rājā  pendidikan, yang paling rahasia di antara segala rahasia. Inilah pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini adalah kesempurnaan dharma, karena memungkinkan seseorang melihat sang diri secara langsung melalui keinsafan. 
Pengetahuan ini kekal dan dilaksanakan dengan riang. Dengan kata lain, orang yang sungguh sungguh tekun dalam bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah dibebaskan dari segala reaksi. 
Pernyataan ini dibenarkan dalam Padma Purana:
***Dalam Padma Purana, kegiatan manusia yang berdosa sudah dianalisis dan dibuktikan bahwa kegiatan berdosa itu adalah akibat rangkaian dosa yang tertumpuk satu sama lain. 
Orang yang sibuk dalam kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala terlibat dalam berbagai tahap dan bentuk reaksi dosa. 

Misalnya, sebagai analogi, bila biji pohon tertentu ditanam, pohon tidak segera tumbuh; pertumbuhan itu perlu waktu. 
Pertama-tama, biji pohon itu adalah semi yang kecil. 
Kemudian pada tahap permulaan, pohon itu berbentuk bibit yang kecil, lalu bibit itu berubah menjadi pohon. 
Sesudah beberapa waktu pohon berbunga dan berbuah. 
Jika pohon sudah lengkap, buah dan bunganya dinikmati oleh orang yang telah menānām bibit pohon itu. 

Begitu pula, orang yang melakukan kegiatan yang berdosa, bagaikan perkembangan bibit, dosa itu berbuah sesudah beberapa waktu. Ada beberapa tahapan. Mungkin orang yang bersangkutan sudah berhenti melakukan perbuatan yang berdosa, tetapi hasil atau buah perbuatan yang berdosa itu masih harus diterimanya. Ada dosa yang masih dalam bentuk benih, adapun dosa-dosa lain yang sudah berbuah dan kita harus menerima akibatnya sebagai rasa duka dan rasa sakit.

Segala reaksi dosa, baik yang sudah berbuah, tersimpan, maupun dalam bentuk benih, berangsur-angsur lenyap bagi orang yang menekuni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Karena itu, daya penyucian bhakti sangat kuat, dan bhakti disebut pavitram uttamam, atau yang paling suci dan murni. 
Uttama berarti rohani dan melampaui hal-hal duniawi. 
Tamas berarti dunia material ini atau kegelapan.
Dan uttama berarti sesuatu yang melampaui kegiatan material. 
Kegiatan bhakti tidak pernah dianggap material, walaupun kadang-kadang kelihatannya seorang penyembah sibuk seperti manusia biasa. Orang yang dapat melihat dan mengenali bhakti dengan baik mengetahui bahwa bhakti bukan kegiatan material. 
Kegiatan bhakti semua bersifat rohani, tidak dicemari oleh sifat-sifat material.

Dinyatakan bahwa pelaksanaan bhakti sangat sempurna sehingga seseorang dapat melihat hasilnya secara langsung. 
Hasil langsung itu sungguh-sungguh dirasakan, dan kami sudah mengalami secara nyata bahwa siapapun yang mengucapkan mantram gayatri secara terus menerus merasakan sejenis kebahagiaan rohani dan Diri-Nya disucikan dari segala pencemaran material dalam waktu yang singkat sekali. Kenyataan ini sungguh-sungguh tampak. 
Di samping itu, jika seseorang tidak hanya mendengar tetapi juga berusaha menyebarkan amanat kegiatan bhakti, atau kalau dia tekun membantu kegiatan penyebaran kesadaran Krishna, berangsur-angsur ia merasakan kemajuan rohani. Kemajuan kehidupan rohani tersebut tidak bergantung kepada sejenis pendidikan atau kwalifikasi sebelumnya. Cara bhakti dengan sendirinya begitu murni sehingga hanya dengan menekuninya seseorang disucikan.

Dalam Vedanta-sutra (3.2.26) hal itu juga diuraikan sebagai berikut: prakasas ca karmany abhyāsāt. 

Bhakti begitu kuat sehingga hanya dengan menekuni kegiatan bhakti seseorang pasti dibebaskan dari kebodohan." Contoh nyata tentang hal ini dapat dilihat dalam penjelmaan Nārada dahulu. 

Dalam penjelmaan itu kebetulan Nārada dilahirkan sebagai putera seorang pembantu. Dia tidak terdidik, dan juga tidak dilahirkan dalam keluarga yang mempunyai kedudukan tinggi. Tetapi pada waktu ibunya sibuk melayani beberapa penyembah murni, Nārada pun menjadi tekun, dan kadang-kadang, bila ibunya sedang ke luar, dia sendiri melayani penyembah-penyembah yang mulia itu.
Nārada sendiri berkata Dalam ayat Srimad-Bhagavatam (1.5.25), Nārada mengatakan bahwa pada waktu dia masih anak-anak, dia sibuk sebagai pembantu penyembah-penyembah murni tersebut. Mereka tinggal di sana selama empat bulan. Pada waktu itu dia bergaul dengan mereka secara dekat. Kadang-kadang resi-resi itu meninggalkan sisa-sisa makanan pada piringnya. Kemudian anak yang mencuci piring itu ingin mencicipi sisa makanan mereka. Karena itu, dia minta izin kepada penyembah-penyembah yang mulia itu. Setelah diizinkan, Nārada mencicipi sisa makanan tersebut. Karena itulah ia dibebaskan dari segala reaksi dosa. Nārada terus mencicipi sisa makanan resi-resi yang mulia, sehingga berangsur-angsur hatinya menjadi sesuci resi-resi itu. 

Para penyembah yang mulia itu menikmati rasa bhakti yang dilakukan secara terus menerus kepada Tuhan dengan cara mendengar dan memuji. Tahap demi tahap Nārada mengembangkan rasa yang sama. 

Nārada juga berkata:
Melalui pergaulan dengan para resi, berkembanglah minat dalam hati Nārada untuk mendengar dan memuji kebesaran Tuhan, dan dia mengembangkan keinginan yang besar untuk berbhakti. 

Karena itu, sebagaimana diuraikan dalam Vedanta-sutra, prakasas ca karmany abhyāsāt: 
Kalau seseorang hanya menekuni perbuatan bhakti, segala sesuatu akan terungkap kepadanya dengan sendirinya, sehingga dia dapat mengerti. 
Ini disebut pratyakṣa, yang berarti dilihat secara langsung.
Nārada sebenarnya putera seorang pembantu. Dia tidak mendapat kesempatan untuk disekolahkan. Dia hanya membantu ibunya. Untungnya ibunya melayani para penyembah. Nārada yang masih anak-anak juga mendapat kesempatan, dan hanya dengan pergaulan saja ia mencapai tujuan tertinggi segala kegiatan dharma. 
Tujuan tertinggi segala kegiatan dharma ialah bhakti, sebagaimana dinyatakan dalam Srimad-Bhagavatam (sa vai pumsam paro dharmo yato bhaktir adhoksaje). 
Orang yang taat pada prinsip-prinsip dharma pada umumnya tidak mengetahui bahwa kesempurnaan tertinggi kegiatan dharma ialah tercapai nya bhakti.

9.3 Terjemahan
Orang yang tidak yakin dan tidak setia melaksanakan bhakti ini, tidak dapat mencapai kepada-Ku wahai penakluk musuh. Karena itu, mereka kembali ke jalan kelahiran dan kematian di dunia material.

9.4 Terjemahan
Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk -Ku yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku, tetapi Aku tidak berada di dalam mereka.

9.5 Terjemahan
Namun segala sesuatu yang diciptakan tidak bersandar di dalam Diri-Ku. 
Lihatlah kehebatan batin-Ku! 
Walaupun aku memelihara semua makhluk hidup dan walaupun Aku berada di mana-mana, namun Aku bukan bagian dari manifestasi alam semesta ini, sebab Diri-Ku adalah asal mula ciptaan.

9.6 Terjemahan
Mengertilah bahwa semua makhluk hidup yang diciptakan bersandar dalam Diri-Ku bagaikan angin besar yang bertiup di mana-mana selalu berada di angkasa.
***Orang biasa hampir tidak dapat mengerti bagaimana ciptaan material yang amat besar ini bersandar di dalam Diri Ilahi. Tetapi Krishna mengemukakan contoh yang dapat membantu kita untuk mengerti hal ini. Mungkin angkasa adalah manifestasi terbesar yang dapat kita bayangkan. 
Di angkasa itu, angin atau udara adalah di alam semesta. Gerak angin mempengaruhi gerak segala benda lainnya. 
Walaupun angin besar sekali, angin masih terletak di dalam angkasa; angin tidak di luar angkasa. 
Begitu pula, semua manifestasi alam semesta yang ajaib terwujud atas kehendak Yang Paling Utama, Tuhan Yang Maha Esa, dan semuanya takluk kepada kehendak Yang Paling Utama itu. 
Pada umumnya kita mengatakan bahwa tiada sehelai rumput pun yang bergerak tanpa kehendak Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. 
Jadi, segala sesuatu bergerak di bawah kehendak Sang Ilahi: Atas kehendak Sang Ilahi segala sesuatu diciptakan, dan segala sesuatu sedang dipelihara, dan segala sesuatu dilebur. 
Namun Sang Ilahi masih tetap menyisih dari segala sesuatu, bagaikan angkasa yang selalu menyisih dari kegiatan angin.

Dalam Upanisad-upanisad, dinyatakan, yad-bhisa vatah pavate. 
Angin bertiup karena takut kepada Tuhan Yang Maha Esa" (Taittiriya Upanisad 2.8.1). Dalam Brhad-aranyaka Upanisad (3.8.9) dinyatakan, etasya va akṣarasya prasasane gargi suryacandra masau vidhrtau tisthata etasya va akṣarasya prasasane gargi dyav-aprthivyau vidhrtau tisthatah. 
Atas perintah Yang Mahakuasa, di bawah pengawasan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bulan, matahari dan planet-planet besar lainnya bergerak." 
Dalam Brahma-samhita (5.52) juga dinyatakan: 
Dinyatakan bahwa matahari adalah salah satu mata Tuhan Yang Maha Esa dan bahwa matahari mempunyai kekuatan yang besar sekali untuk memancarkan panas dan cahaya. Namun, matahari bergerak dalam garis perjalanan yang sudah ditetapkan atas perintah dan kehendak Yang Paling Utama Govinda. 

Jadi, dari kesusasteraan Veda kita menemukan bukti bahwa manifestasi material ini, yang kelihatannya sangat ajaib dan besar menurut pandangan kita, sepenuhnya di bawah pengendalian Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Kenyataan ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam ayat-ayat berikut dalam bab ini.

9.7 Terjemahan
Wahai putera Kuntī, pada akhir jaman, semua manifestasi material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku menciptakannya sekali lagi dengan kekuatan-Ku.

9.8 Terjemahan
Seluruh susunan alam semesta di bawah-Ku. Atas kehendak-Ku alam semesta dengan sendirinya diwujudkan berulang kali. 
Atas kehendak-Ku akhirnya alam semesta dileburkan.

9.9 Terjemahan
Wahai dhanañjaya, segala pekerjaan ini tidak dapat mengikat Diri-Ku. 
Aku tetap tidak pernah terikat terhadap segala kegiatan material itu, dan Aku tetap netral.

9.10 Terjemahan
Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku, bekerja dibawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kuntī. 
Di bawah hukum-hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulangkali.
Kegiatannya yang terakhir. Walaupun semua makhluk hidup tersebut dilahirkan di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, mereka mengambil jenis badannya menurut perbuatan dan keinginan yang terakhir. 
Jadi, Tuhan Yang Maha Esa tidak terikat secara langsung pada ciptaan material ini. 

9.11 Terjemahan
Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku turun dalam bentuk seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.

9.12 Terjemahan
Orang yang dibingungkan seperti itu tertarik pada pandangan jahat dan pandangan yang tidak percaya kepada Tuhan. Dalam khayalan seperti itu, harapan mereka adalah untuk mencapai pembebasan, kegiatannya yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, serta pengembangan pengetahuannya semua dikalahkan.

9.13 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, orang yang tidak dikhayalkan, roh-roh yang mulia, di bawah di perlindungan alam rohani. Mereka tekun sepenuhnya dalam bhakti karena mereka mengenal Diri-Ku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, asal mula yang tidak dapat dimusnahkan.

9.14 Terjemahan
Roh-roh yang mulia ini selalu memuji kebesaran-Ku, berusaha dengan ketabahan hati yang mantap, bersujud di hadapan-Ku, dan senantiasa sembahyang kepada-Ku dengan bhakti.
***Seorang mahatma tidak dapat dicetak dengan cara memberi cap kepada orang biasa. Ciri-ciri seorang mahatma diuraikan di sini: Seorang mahatma selalu tekun memuji kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa. Dia tidak mempunyai kesibukan selain itu. Dia senantiasa tekun memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 
Dengan kata lain, seorang mahatma bukan orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan. Apabila pemujian diperlukan, maka orang harus memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dengan memuji nama-Nya, bentuk-Nya yang kekal, sifat-sifat rohani-Nya dan kegiatan-Nya yang luar biasa. Orang harus memuji segala ciri Tuhan tersebut; karena itu,
Dalam bhakti, ada kegiatan tertentu yang disebut ketabahan hati, misalnya berpuasa pada hari-hari tertentu, seperti pada hari kesebelas sesudah purnama dan bulan mati, yaitu hari Ekadasi, dan pada hari besar munculnya penjelmaan Tuhan. 
Segala aturan dan peraturan tersebut diberikan oleh para ācārya yang mulia untuk orang yang sungguh-sungguh berminat memperoleh kesempatan masuk dalam hubungan dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa di dunia rohani. 
Para mahatma, para roh yang mulia, mematuhi segala aturan dan peraturan tersebut dengan tegas. Karena itu, mereka pasti mencapai hasil yang diinginkan.

Sebagaimana diuraikan dalam ayat kedua bab ini, bhakti tersebut tidak hanya mudah, tetapi dapat dilakukan dengan riang. 
Orang tidak perlu melakukan pertapaan dan kesederhanaan yang keras. 
Dia dapat hidup dalam bhakti dibimbing oleh seorang guru kerohanian yang ahli. Dalam kedudukan manapun, baik sebagai orang yang berumah tangga, sannyāsī, maupun brahmacari; dalam kedudukan manapun dan di manapun di dunia, ia dapat berbhakti kepada kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan cara demikian ia sungguh-sungguh menjadi seorang mahatma, atau roh yang mulia.

9.15 Terjemahan
Orang lain, yang menekuni korban suci dengan mengembangkan pengetahuan, menyembah Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang satu yang tiada duanya, sebagai yang mempunyai aneka sifat dalam banyak bentuk, dan dalam bentuk semesta.
***Krishna memberitahukan kepada Arjuna bahwa orang yang sadar akan Krishna secara murni dan tidak mengenal sesuatu pun selain Krishna disebut mahatma; namun ada orang yang belum mencapai kedudukan mahatma secara tepat tetapi menyembah Krishna dengan cara-cara yang lain. 
Beberapa di antaranya sudah diuraikan sebagai orang yang berdukacita, orang yang kekurangan uang, orang yang ingin tahu, dan orang yang sibuk mengembangkan pengetahuan. 
Tetapi ada orang lain lagi yang kedudukannya lebih rendah, dan orang ini dibagi menjadi tiga kelompok: 
(1) orang yang menyembah Diri-Nya sendiri sebagai yang bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa, 
(2) orang yang membayangkan suatu bentuk Tuhan Yang Maha Esa dan menyembah bentuk itu, dan 
(3) orang yang mengakui bentuk semesta, yaitu viśva-rūpa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan menyembah bentuk itu. 

Di antara ketiga golongan tersebut, yang paling dominan adalah golongan yang paling rendah, yaitu orang yang menyembah Diri-Nya sendiri sebagai Tuhan Yang Maha Esa. 
Mereka menganggap Diri-Nya penganut filsafat monisme atau filsafat yang menganggap makhluk hidup menunggal dengan Tuhan Yang Maha Esa. 
Orang seperti itu menganggap Diri-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Esa. 
Dengan sikap mental seperti itu, mereka menyembah Diri-Nya sendiri. 
Ini juga merupakan sejenis sembahyang kepada Tuhan, sebab mereka mengerti bahwa Diri-Nya bukan badan jasmani tetapi Diri-Nya adalah sang roh; sekurang-kurangnya, pengertian seperti itu menonjol. 
Pada umumnya orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti ini. 

Golongan kedua termasuk orang yang menyembah dewa, mereka yang karena khayalannya sendiri menganggap bahwa bentuk manapun adalah bentuk Tuhan Yang Maha Esa. 

Golongan ketiga termasuk orang yang tidak dapat membayangkan sesuatu pun di luar manifestasi alam material ini. 
Mereka menganggap alam semesta adalah benda hidup yang paling utama, atau kesatuan yang paling utama. 
Karena itu mereka menyembah bentuk alam semesta. Alam semesta juga salah satu bentuk Tuhan.

9.16 Terjemahan
Tetapi Akulah ritual, Akulah korban suci, persembahan kepada leluhur, ramuan yang menyembuhkan, dan mantera rohani. 
Aku adalah mentega, api dan apa yang dipersembahkan.

9.17 Terjemahan
Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek. Akulah obyek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata om. Aku juga rg, Sama dan Yajur Veda.

9.18 Terjemahan
Aku adalah tujuan, Pemelihara, Penguasa, saksi, tempat tinggal, Pelindung dan kawan yang paling tercinta. Aku adalah ciptaan dan peleburan, dasar segala sesuatu, sandaran dan benih yang kekal.

9.19 Terjemahan
Wahai Arjuna, Aku memberi panas dan Aku menahan dan mengirim hujan. Aku adalah pembebasan dari kematian, dan Aku juga kepribadian maut. Baik yang bersifat rohani maupun material berada di dalam Diri-Ku.

9.20 Terjemahan
Orang yang mempelajari Veda dan minum air soma dalam usaha mencapai planet-planet surga, menyembah-Ku secara tidak langsung. 
Setelah mereka disucikan dari reaksi-reaksi dosa, mereka dilahirkan diplanet Indra yang saleh di surga. 
Di sana mereka menikmati kesenangan para dewa.

9.21 Terjemahan
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indera-indera yang luas disurga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka kembali lagi ke planet ini, tempat kematian. 
Jadi, orang yang mencari kenikmatan indera-indera dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga Veda hanya mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.

9.22 Terjemahan
Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan yang lain dan bersemadi pada bentuk rohani-Ku.
Aku bawakan apa yang dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang dimilikinya.

9.23 Terjemahan
Orang yang menjadi penyembah dewa-dewa lain dan menyembah dewa-dewa itu dengan kepercayaan sebenarnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka berbuat demikian dengan cara yang keliru, wahai putera Kuntī .

9.24 Terjemahan
Satu-satunya Aku yang menikmati dan menguasai semua korban suci. Karena itu, orang yang tidak mengakui sifat rohani-Ku yang sejati jatuh.

9.25 Terjemahan
Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara para dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah tengah makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.

9.26 Terjemahan
Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah atau air dengan cinta bhakti, Aku akan menerimanya.

9.27 Terjemahan
Apapun yang engkau lakukan, apapun yang engkau makan, apapun yang engkau persembahkan atau berikan sebagai sumbangan serta pertapaan dan apapun yang engkau lakukan-lakukanlah kegiatan itu sebagai persembahan kepada-Ku, wahai putera Kuntī .

9.28 Terjemahan
Dengan cara seperti ini engkau akan dibebaskan dari ikatan terhadap pekerjaan serta hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dari pekerjaan itu. 
Dengan pikiran dipusatkan kepada-Ku dalam prinsip pelepasan ikatan ini, engkau akan mencapai pembebasan dan datang kepada-Ku.

9.29 Terjemahan
Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah kepada siapapun. 
Aku bersikap yang sama terhadap semuanya. 
Tetapi siapapun yang mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam Diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya.

9.30 Terjemahan
Meskipun seseorang melakukan perbuatan yang paling jijik, kalau ia tekun dalam bhakti, ia harus diakui sebagai orang suci karena ia mantap dalam ketabahan hatinya dengan cara yang benar.

9.31 Terjemahan
Dalam waktu yang singkat ia menjadi saleh dan mencapai kedamaian yang abadi. 
Wahai putera Kuntī, nyatakanlah dengan berani bahwa penyembah-Ku tidak akan pernah binasa.

9.32 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, orang yang berlindung kepada-Ku, walaupun mereka dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah, atau wanita, vaisya [pedagang] dan sudra [buruh] semua dapat mencapai tujuan tertinggi.

9.33 Terjemahan
Betapa lebih benar lagi kenyataan ini bagi para brahmaṇā yang saleh, para penyembah dan raja-raja yang suci. 
Karena itu, sesudah datang ke dunia fana yang sengsara ini, tekunilah cinta-bhakti kepada-Ku.

9.34 Terjemahan
Berpikirlah tentangku senantiasa, jadilah penyembah-Ku, bersujud kepada-Ku dan menyembah-Ku. 
Dengan berpikir tentang-Ku sepenuhnya secara khusuk, pasti engkau akan datang kepada-Ku.

Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

SARASAMUCAYA

Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini