BAB IV PENGETAHUAN ROHANI
Bhagawad-gita bab 4 adalah tentang Jnana Yoga. Menguraikan pencapaian yoga melalui pengetahuan rohani. Pengetahuan rohani tentang sang roh, Tuhan Yang Maha Esa, dan hubungan antara sang roh dan Tuhan-menyucikan dan membebaskan diri manusia.
Pengetahuan seperti itu adalah hasil perbuatan bhakti tanpa
mementingkan diri disebut karma yoga.
Awatara Krishna menjelaskan sejarah
Bhagavad-gita sejak zaman purbakala, tujuan dan makna Dia sewaktu-waktu
menurun ke dunia ini, serta pentingnya mendekati seorang guru kerohanian
yang sudah insaf akan dirinya.
4.1 Terjemahan
Awatara Krishna bersabda: Aku
telah mengajarkan ilmu pengetahuan yoga ini, yang tidak dapat dimusnahkan kepada
dewa matahari, Vivasvan, kemudian Vivasvan mengajarkan ilmu pengetahuan ini
kepada Manu (ayah manusia) kemudian Manu mengajarkan ilmu pengetahuan itu kepada
Ikṣvāku.
Dalam Brahma-samhita (5.52) dinyatakan:
Dewa Brahma bersabda, Hamba menyembah awatara Govinda (Krishna).
Di bawah perintah Beliau,
matahari, rājā semua planet, mendapat
kekuatan yang besar sekali dan suhu yang sangat tinggi. Matahari merupakan mata Sang Ilahi.
Matahari adalah
rājā planet-planet, dan dewa matahari
(saat ini bernama Vivasvan) berkuasa di planet matahari, yang mengendalikan
semua planet lainnya dengan menyediakan panas dan cahaya.
Awatara Krishna semula mengangkat Vivasvan sebagai
murid yang pertama untuk mengerti ilmu pengetahuan Bhagavad-gita. Karena itu,
Bhagavad-gita bukan suatu makalah angan-angan untuk sarjana duniawi yang remeh,
melainkan merupakan buku pengetahuan baku yang turun-temurun sejak sebelum awal
sejarah.
Dalam
Mahabhārata (santiparva) 348.51-52 kita
dapat menemukan sejarah Bhagavad-gita sebagai berikut:
Pada awal jaman yang bernama Tretayuga ilmu pengetahuan ini
yaitu tentang hubungan dengan Yang Mahakuasa disampaikan kepada Manu oleh
Vivasvan.
Manu, sebagai ayah manusia, mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada
puteranya bernama Maharājā Ikṣvāku,
retro planet bumi dan leluhur dinasti
Yadu.
Sri Ramacandra menjelma dalam
keluarga besar Raghu." Karena itu, Bhagavad-gita sudah ada dalam
masyarakat manusia sejak masa Maharājā
Ikṣvāku.
Saat ini kita baru
melewati lima ribu tahun dalam Kaliyuga, yang berjalan selama 432.000 tahun.
Sebelum jaman Kaliyuga ada Dvaparayuga (800.000 tahun), dan sebelumnya ada
Tretayuga (1.200.000 tahun).
Jadi, kurang lebih 2.005.000 tahun yang lalu, Manu
menyampaikan Bhagavad-gita kepada murid dan puteranya yang bernama Maharājā Ikṣvāku, (rājā planet bumi ini).
Jaman Manu yang berkuasa
sekarang diperhitungkan sepanjang 305.300.000 tahun. Dari masa tersebut baru
120.400.000 tahun sudah berlalu.
Mengingat bahwa sebelum Manu dilahirkan
Bhagavad-gita sudah disampaikan oleh Krishna kepada murid-Nya, yaitu dewa
matahari yang bernama Vivasvan.
Diperkirakan bahwa Bhagavad-gita disabdakan
sekurang-kurangnya 120.400.000 tahun yang lalu; dan Bhagavad-gita sudah ada
dalam masyarakat manusia sejak dua juta tahun yang lalu.
Bhagavad-gita
disampaikan oleh Krishna sekali lagi kepada Arjuna kurang lebih lima ribu tahun
yang lalu. Demikian perkiraan sejarah Bhagavad-gita. Menurut Bhagavad-gita
sendiri dan menurut pernyataan Sri Krishna yang bersabda dalam Bhagavad-gita.
Bhagavad-gita disampaikan kepada dewa matahari Vivasvan. Sebab beliau juga
seorang ksatriya dan beliau ayah semua ksatriya keturunan dari dewa matahari,
atau para suryavamsa ksatriya.
Bhagavad-gita sebaik Veda, karena disabdakan
oleh awatara Krishna. Karena itu, pengetahuan ini adalah
apauruseya, atau melampaui kekuatan manusia.
4.2 Terjemahan
Ilmu pengetahuan yang paling utama ini diterima dengan cara
sedemikian rupa melalui rangkaian garis perguruan guru-guru kerohanian, dan
para rājā yang suci mengerti ilmu
pengetahuan tersebut dengan cara seperti itu. Tetapi sesudah beberapa waktu,
garis perguruan itu terputus; karena itu, rupanya ilmu pengetahuan yang asli
itu sudah hilang.
4.3 Terjemahan
Ilmu pengetahuan yang abadi tersebut mengenai hubungan
dengan Yang Mahakuasa.
Hari ini Aku sampaikan kepadamu, sebab engkau adalah
penyembah dan kawan-Ku; karena itulah engkau dapat mengerti rahasia rohani ilmu
pengetahuan ini.
4.4 Terjemahan
Arjuna berkata: Vivasvan (dewa matahari) lebih tua daripada
Anda (menurut kelahiran) bagaimana hamba dapat mengerti bahwa pada awal Anda
mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada beliau?
4.5 Terjemahan
Awatara Krishna bersabda: Engkau dan Aku
sudah dilahirkan berulangkali. Aku dapat ingat segala kelahiran itu, tetapi
engkau tidak dapat ingat, wahai penakluk musuh.
4.6 Terjemahan
Walaupun Aku tidak dilahirkan dan badan rohani-Ku tidak
pernah merosot, dan walaupun Aku Penguasa semua makhluk hidup, Aku masih muncul
pada setiap jaman dalam bentuk rohani-Ku yang asli.
4.7 Terjemahan
Kapan pun dan di mana pun pelaksanaan dharma merosot dan
hal-hal yang bertentangan dengan dharma merājā lela, pada waktu itulah Aku
Sendiri menjelma, wahai putera keluarga Bhārata.
4.8 Terjemahan
Untuk menyelamatkan orang saleh, membinasakan orang jahat
dan untuk menegakkan kembali prinsip-prinsip dharma, Aku sendiri muncul pada
setiap jaman.
4.9 Terjemahan
Orang yang mengenal sifat rohani kelahiran dan kegiatan-Ku
tidak dilahirkan lagi di dunia material ini setelah meninggalkan badan,
melainkan ia mencapai tempat tinggal-Ku yang kekal, wahai Arjuna.
4.10 Terjemahan
Banyak orang pada masa lampau disucikan oleh pengetahuan
tentang-Ku dengan dibebaskan dari ikatan, rasa takut dan amarah, khusuk
sepenuhnya berpikir tentang-Ku dan berlindung kepada-Ku, dan dengan demikian
mereka semua mencapai cinta-bhakti rohani kepada-Ku.
4.11 Terjemahan
Sejauh mana semua orang menyerahkan diri kepada-Ku, Aku
menganugerahi mereka sesuai dengan penyerahan Diri-Nya itu. Semua orang
menempuh jalan-Ku dalam segala hal, wahai putera Pṛthā.
4.12 Terjemahan
Orang di dunia ini menginginkan sukses dalam kegiatan yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil; karena itu, mereka menyembah para dewa.
Tentu saja, manusia cepat mendapat hasil dari pekerjaan yang dimaksudkan untuk
membuahkan hasil di dunia ini.
4.13 Terjemahan
Menurut tiga sifat alam dan pekerjaan yang ada hubungannya
dengan sifat-sifat itu, empat bagian masyarakat manusia diciptakan oleh-Ku.
Walaupun Akulah yang menciptakan sistem ini, hendaknya engkau mengetahui bahwa
Aku tetap sebagai yang tidak berbuat, karena Aku tidak dapat diubah.
4.14 Terjemahan
Tidak ada pekerjaan yang mempengaruhi Diri-Ku; Aku juga
tidak bercita-cita mendapat hasil dari perbuatan. Orang yang mengerti kenyataan
ini tentang Diri-Ku juga tidak akan terikat dalam reaksi-reaksi hasil
pekerjaan.
4.15 Terjemahan
Semua orang yang sudah mencapai pembebasan pada jaman
purbakala bertindak dengan pengertian tersebut tentang sifat rohani-Ku. Karena
itu, sebaiknya engkau melaksanakan tugas kewajibanmu dengan mengikuti
langkah-langkah mereka.
4.16 Terjemahan
Orang cerdaspun bingung dalam menentukan apa itu perbuatan
dan apa arti tidak melakukan perbuatan.
Sekarang Aku akan menjelaskan kepadamu
apa arti perbuatan, dan setelah mengetahui tentang hal ini engkau akan
dibebaskan dari segala nasib yang malang.
4.17 Terjemahan
Seluk beluk perbuatan sulit sekali dimengerti. Karena itu,
hendaknya seseorang mengetahui dengan sebenarnya apa arti perbuatan, apa arti
perbuatan yang terlarang, dan apa arti tidak melakukan perbuatan.
4.18 Terjemahan
Orang yang melihat keadaan tidak melakukan perbuatan dalam
perbuatan, dan perbuatan dalam keadaan tidak melakukan perbuatan, adalah orang
cerdas dalam masyarakat manusia. Dia berada dalam kedudukan rohani, walaupun ia
sibuk dalam segala jenis kegiatan.
4.19 Terjemahan
Dimengerti bahwa seseorang memiliki pengetahuan sepenuhnya
kalau setiap usahanya bebas dari keinginan untuk kepuasan indera-indera. Para
resi mengatakan bahwa reaksi pekerjaan orang yang bekerja seperti itu sudah
dibakar oleh api pengetahuan yang sempurna.
4.20 Terjemahan
Dengan melepaskan segala ikatan terhadap segala hasil
kegiatannya, selalu puas dan bebas, dia tidak melakukan perbuatan apapun yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, walaupun ia sibuk dalam segala
jenis usaha.
4.21 Terjemahan
Orang yang mengerti bertindak dengan pikiran dan kecerdasan
dikendalikan secara sempurna. Ia meninggalkan segala rasa memiliki harta
bendanya dan hanya bertindak untuk kebutuhan dasar hidup. Bekerja dengan cara
seperti itu, ia tidak dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dosa.
4.22 Terjemahan
Orang yang puas dengan keuntungan yang datang dengan
sendirinya, bebas dari hal-hal relatif, tidak iri hati, dan mantap baik dalam
sukses maupun kegagalan, tidak pernah terikat, walaupun ia melakukan perbuatan.
4.23 Terjemahan
Pekerjaan orang yang tidak terikat kepada sifat-sifat alam
material dan mantap sepenuhnya dalam pengetahuan rohani menunggal sepenuhnya ke
dalam kerohanian.
4.24 Terjemahan
Orang yang tekun sepenuhnya dalam kesadaran Ilahi pasti
akan mencapai kerajaan rohani karena dia sudah menyumbang sepenuhnya kepada
kegiatan rohani.
Dalam kegiatan rohani tersebut penyempurnaan bersifat mutlak
dan apa yang dipersembahkan juga mempunyai sifat rohani yang sama.
4.25 Terjemahan
Beberapa yogi menyembah para dewa yang sempurna, dengan cara
menghaturkan berbagai jenis korban suci kepada mereka, dan beberapa di
antaranya mempersembahkan korban-korban suci dalam api Brahman Yang Paling
Utama.
4.26 Terjemahan
Beberapa orang [para brahmacari yang tidak ternoda]
mengorbankan proses mendengar dan indera-indera di dalam api pengendalian
pikiran, dan orang lain [orang yang berumah tangga yang teratur] mengorbankan
obyek-obyek indera ke dalam api indera-indera.
4.27 Terjemahan
Orang lain, yang berminat mencapai keinsafan diri dengan
cara mengendalikan pikiran dan indera-indera, mempersembahkan fungsi-fungsi
semua indera, dan nafas kehidupan, sebagai persembahan ke dalam api pikiran
yang terkendalikan.
4.28 Terjemahan
Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa di antara mereka
dibebaskan dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta bendanya, sedangkan
orang lain dengan melakukan pertapaan yang keras, dengan berlatih yoga
kebatinan terdiri dari delapan bagian, atau dengan mempelajari Veda untuk maju
dalam pengetahuan rohani.
4.29 Terjemahan
Ada orang lain yang tertarik pada proses menahan nafas agar
tetap dalam semadi. Mereka berlatih dengan mempersembahkan gerak nafas ke luar
ke dalam nafas yang masuk, dan nafas yang masuk ke dalam nafas yang ke luar,
dan dengan demikian akhirnya mereka mantap dalam semadi, dengan menghentikan
nafas sama sekali.
Orang lain membatasi proses makan, dan mempersembahkan nafas
ke luar ke dalam nafas yang ke luar sebagai korban suci.
***dalam Bhagavad-gita (14.26):
Orang yang menekuni bhakti yang murni kepada Ilahi segera
melampaui sifat-sifat alam material dan diangkat sampai tingkat rohani.
Orang yang sadar akan Ilahi mulai dari tingkat rohani, dan dia senantiasa
berada dalam kesadaran seperti itu. Karena itu, dia tidak akan jatuh, dan
akhirnya dia segera memasuki tempat tinggal Tuhan.
Latihan membatasi makanan
dilakukan dengan sendirinya kalau seseorang hanya memakan prasādam, atau
makanan yang telah dipersembahkan kepada-Nya terlebih dahulu.
Membatasi proses
makan sangat membantu dalam usaha mengendalikan indera-indera. Tanpa
mengendalikan indera-indera, tidak mungkin seseorang ke luar dari ikatan
material.
4.30 Terjemahan
Semua pelaksana kegiatan tersebut yang mengetahui arti
korban suci disucikan dari reaksi-reaksi dosa, dan sesudah merasakan rasa manis
yang kekal hasil korban-korban suci, mereka maju menuju alam kekal yang paling
utama.
4.31 Terjemahan
Wahai yang paling baik dari keluarga besar Kuru, tanpa korban
suci seseorang tidak pernah dapat hidup dengan bahagia baik di planet ini
maupun dalam hidup ini: Kalau demikian bagaimana tentang penjelmaan yang akan
datang?
4.32 Terjemahan
Segala jenis korban suci tersebut dibenarkan dalam Veda, dan
semuanya dilahirkan dari berbagai jenis pekerjaan. Dengan mengetahui
jenis-jenis korban suci tersebut dengan cara seperti itu, engkau akan mencapai
pembebasan.
4.33 Terjemahan
Wahai penakluk musuh, korban suci yang dilakukan dengan
pengetahuan lebih baik daripada hanya mengorbankan harta benda material. Wahai
putera Pṛthā, bagaimanapun, maka segala korban suci yang terdiri dari
pekerjaan memuncak dalam pengetahuan rohani.
4.34 Terjemahan
Cobalah mempelajari kebenaran dengan cara mendekati seorang
guru kerohanian. Bertanya kepada beliau dengan tunduk hati dan mengabdikan diri
kepada beliau. Orang yang sudah insaf akan Diri-Nya dapat memberikan
pengetahuan kepadamu karena mereka sudah melihat kebenaran itu.
4.35 Terjemahan
Setelah memperoleh pengetahuan yang sejati dari orang yang
sudah insaf akan Diri-Nya, engkau tidak akan pernah jatuh ke dalam khayalan
seperti ini, sebab dengan pengetahuan ini engkau dapat melihat bahwa semua
makhluk hidup tidak lain daripada bagian Yang Mahakuasa, atau dengan kata lain,
bahwa mereka milik-Ku.
4.36 Terjemahan
Walaupun engkau dianggap sebagai orang yang paling berdosa
di antara semua orang yang berdosa, namun apabila engkau berada di dalam kapal
pengetahuan rohani, engkau akan dapat menyeberangi lautan kesengsaraan.
4.37 Terjemahan
Seperti halnya api yang berkobar mengubah kayu bakar menjadi
abu, begitu pula api pengetahuan membakar segala reaksi dari kegiatan material
hingga menjadi abu, wahai Arjuna.
4.38 Terjemahan
Di dunia ini, tiada sesuatupun yang semulia dan sesuci
pengetahuan yang melampaui hal-hal duniawi. Pengetahuan seperti itu adalah buah
matang dari segala kebatinan. Orang yang sudah ahli dalam latihan bhakti
menikmati pengetahuan ini dalam Diri-Nya sesudah beberapa waktu.
4.39 Terjemahan
Orang setia yang sudah menyerahkan diri kepada pengetahuan
yang melampaui hal-hal duniawi dan menaklukkan indera-inderanya memenuhi syarat
untuk mencapai pengetahuan seperti itu, dan setelah mencapai pengetahuan itu,
dengan cepat sekali ia mencapai kedamaian rohani yang paling utama.
4.40 Terjemahan
Tetapi orang yang bodoh dan tidak percaya yang ragu-ragu
tentang Kitab-kitab Suci yang diwahyukan, tidak akan mencapai kesadaran
terhadap sang Ilahi; melainkan mereka jatuh. Tidak ada kebahagiaan
bagi orang yang ragu-ragu, baik di dunia ini maupun dalam penjelmaan yang akan
datang.
4.41 Terjemahan
Orang yang bertindak dalam bhakti, dan melepaskan ikatan
terhadap hasil perbuatannya, dan keragu-raguannya sudah dibinasakan oleh
pengetahuan rohani sungguh-sungguh mantap dalam sang diri. Dengan demikian, ia
tidak diikat oleh reaksi pekerjaan, wahai perebut kekayaan.
4.42 Terjemahan
Karena itu, keragu-raguan yang telah timbul
dalam hatimu karena kebodohan harus dipotong dengan senjata pengetahuan. Wahai
Bhārata, dengan bersenjatakan yoga, bangunlah dan bertempur.Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.
SARASAMUCAYA
Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA