BAB XVIII KESEMPURNAAN PELEPASAN IKATAN
Bhagawad-gita bab 18 adalah tentang Moksa Samnyasa Yoga Kesempurnaan pelepasan ikatan, merupakan kesimpulan dari semua ajaran
yang menjadi inti tujuan agama yang tertinggi.
Dalam bab ini, Krishna
menjelaskan arti dari pelepasan ikatan dan efek dari sifat-sifat alam
terhadap kesadaran dan kegiatan manusia.
Krishna menjelaskan keinsafan
Brahman, kemuliaan Bhagawadgita, dan kesimpulan Bhagavad-gita; jalan
kerohanian tertinggi berarti menyerahkan diri sepenuhnya tanpa syarat
dalam cinta-bhakti kepada Sri Krishna.
Jalan ini membebaskan seseorang
dari segala dosa, membawa dirinya sampai pembebasan sepenuhnya dari
kebodohan dan memungkinkan ia kembali ke tempat tinggal rohani Sri
Krishna yang kekal.
18.1 Terjemahan
18.1 Terjemahan
Arjuna berkata:
O Yang berlengan perkasa, hamba ingin
mengerti tujuan pelepasan ikatan [tyāga] dan tingkatan hidup pelepasan ikatan
[sannyāsa], wahai Pembunuh raksasa Kesi, Penguasa indera.
18.2 Terjemahan
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda:
Meninggalkan
kegiatan berdasarkan keinginan material disebut tingkatan hidup untuk pelepasan
ikatan [sannyāsī] oleh orang bijaksana yang mulia. Menyerahkan hasil segala
kegiatan disebut pelepasan ikatan [tyāga] oleh orang bijaksana.
18.3 Terjemahan
Beberapa orang bijaksana menyatakan bahwa, segala jenis
kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala hendaknya
ditinggalkan sebagai kegiatan yang salah, namun resi-resi lain yakin bahwa
perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan hendaknya tidak pernah
ditinggalkan.
18.4 Terjemahan
Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang
dengarlah keputusan-Ku tentang pelepasan ikatan.
Wahai manusia yang sekuat
harimau, dalam Kitab Suci dinyatakan bahwa ada tiga jenis pelepasan ikatan.
18.5 Terjemahan
Perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan tidak
boleh ditinggalkan.
Kegiatan itu harus dilakukan.
Roh-roh yang mulia sekali pun
disucikan oleh korban suci, kedermawanan dan pertapaan.
18.6 Terjemahan
Segala kegiatan tersebut harus dilakukan tanpa ikatan maupun
harapan untuk mendapat hasil.
Kegiatan tersebut harus dilakukan sebagai
kewajiban, wahai putera Pṛthā.
Itulah pendapat-Ku yang terakhir.
18.7 Terjemahan
Tugas kewajiban hendaknya tidak pernah ditinggalkan.
Kalau
seseorang meninggalkan tugas kewajiban yang telah ditetapkan karena khayalan,
dikatakan bahwa pelepasan ikatan seperti itu bersifat kebodohan.
18.8 Terjemahan
Siapapun yang meninggalkan tugas kewajiban yang sudah
ditetapkan, karena terasa sulit, atau karena takut pada hal-hal yang tidak
menyenangkan badan, dikatakan telah melepaskan ikatan dalam sifat nafsu.
Perbuatan seperti itu tidak membawa seseorang sampai kemajuan pelepasan ikatan.
18.9 Terjemahan
Wahai Arjuna, bila seseorang melakukan tugas kewajibannya
yang telah ditetapkan hanya karena kewajiban itu patut dilakukan, dan
melepaskan ikatan terhadap segala pergaulan duniawi dan segala ikatan terhadap
hasil, maka pelepasan ikatannya bersifat kebaikan.
18.10 Terjemahan
Orang cerdas yang melepaskan ikatan dan mantap dalam sifat
kebaikan, yang tidak membenci pekerjaan yang tidak menguntungkan maupun terikat
pada pekerjaan yang menguntungkan, tidak ragu-ragu sama sekali tentang
pekerjaan.
18.11 Terjemahan
Memang tidak mungkin makhluk di dalam badan meninggalkan
segala kegiatan.
Tetapi orang yang melepaskan ikatan terhadap hasil perbuatan
disebut orang yang serius melepaskan ikatan.
18.12 Terjemahan
Tiga hasil perbuatan yang diinginkan, yang tidak diinginkan
dan campuran, diberikan kepada orang yang belum melepaskan ikatan sesudah ia
meninggal.
Tetapi tidak ada hasil seperti itu yang harus diderita atau
dinikmati oleh orang yang berada pada tingkatan hidup untuk melepaskan ikatan.
18.13 Terjemahan
Wahai Arjuna yang berlengan perkasa, menurut Vedanta, ada
lima sebab untuk tercapainya segala perbuatan.
Sekarang pelajarilah hal-hal ini
dari-Ku.
18.14 Terjemahan
- Tempat perbuatan [badan],
- pelaku,
- berbagai indera,
- aneka jenis usaha, dan
- akhirnya Roh Yang Utama
18.15 Terjemahan
Perbuatan benar maupun salah manapun yang dilakukan seseorang
dengan
- badan,
- pikiran maupun
- kata-kata
18.16 Terjemahan
Karena itu, orang yang menganggap Diri-Nya satu-satunya
pelaku, tanpa mempertimbangkan lima unsur tersebut, tentu tidak begitu cerdas
dan tidak dapat melihat hal-hal dengan sebenarnya.
18.17 Terjemahan
Orang yang tidak digerakkan oleh keakuan palsu dan
kecerdasannya tidak terikat, tidak membunuh, meskipun ia membunuh orang didunia
ini.
Ia juga tidak diikat oleh perbuatannya.
18.18 Terjemahan
Pengetahuan, obyek pengetahuan, dan dia yang mengetahui
adalah tiga unsur yang menggerakkan perbuatan;
- indera;
- pekerjaan dan
- pelaku
18.19 Terjemahan
Menurut tiga sifat alam material yang berbeda, ada tiga
jenis pengetahuan, perbuatan dan pelaku perbuatan.
Sekarang dengarlah dari-Ku
tentang hal-hal itu.
18.20 Terjemahan
Pengetahuan yang memungkinkan alam rohani yang satu dan
tidak dipisahkan dilihat di dalam semua makhluk hidup, meskipun mereka
dipisahkan menjadi bentuk-bentuk yang jumlahnya tidak dapat di hitung,
hendaknya engkau pahami sebagai pengetahuan dalam sifat kebaikan. (1)
18.21 Terjemahan
Pengetahuan yang menyebabkan seseorang melihat jenis makhluk
hidup yang lain di dalam setiap badan hendaknya engkau pahami sebagai
pengetahuan dalam sifat nafsu. (2)
18.22 Terjemahan
Pengetahuan yang menyebabkan seseorang terikat pada satu
jenis pekerjaan sebagai segala-galanya, tanpa pengetahuan tentang kebenaran,
dan jumlahnya sedikit sekali, dikatakan sebagai pengetahuan dalam sifat
kegelapan. (3)
18.23 Terjemahan
Perbuatan yang teratur dan dilakukan tanpa ikatan, tanpa
cinta kasih maupun rasa benci dan tanpa keinginan untuk memperoleh hasil atau
pahala dikatakan perbuatan dalam sifat kebaikan.
18.24 Terjemahan
Tetapi perbuatan yang dilakukan dengan usaha yang keras oleh
orang yang mencari kepuasan keinginannya, dan dilakukan berdasarkan rasa
keakuan palsu, disebut perbuatan dalam sifat nafsu.
18.25 Terjemahan
Perbuatan yang dilakukan dalam khayalan, tanpa mempedulikan
aturan Kitab Suci, dan tanpa mempedulikan ikatan pada masa yang akan datang,
kekerasan maupun dukacita yang diakibatkan terhadap orang lain disebut
perbuatan dalam sifat kebodohan.
18.26 Terjemahan
Orang yang melakukan tugas kewajiban tanpa pergaulan dengan
sifat-sifat alam material, tanpa keakuan palsu, dengan ketabahan hati dan
semangat yang besar, tanpa goyah baik dalam sukses maupun dalam kegagalan
dikatakan sebagai orang yang bekerja dalam sifat kebaikan.
18.27 Terjemahan
Pekerja yang terikat pada pekerjaan dan hasil atau pahala
dari pekerjaan, yang ingin menikmati hasil-hasil itu, yang bersifat kelobaan,
selalu iri, tidak suci dan digerakkan oleh rasa riang dan rasa sedih, dikatakan
sebagai pekerja dalam sifat nafsu.
18.28 Terjemahan
Pekerja yang selalu sibuk dalam pekerjaan yang bertentangan
dengan aturan Kitab Suci, yang duniawi, keras kepala, menipu dan ahli menghina
orang lain, malas, selalu murung dan menunda-nunda dikatakan sebagai pekerja
dalam sifat kebodohan.
18.29 Terjemahan
Wahai perebut kekayaan; sekarang dengarlah uraian terperinci
yang akan Kusampaikan kepadamu tentang berbagai jenis pengertian dan ketabahan
hati, menurut tiga sifat alam material.
18.30 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, pengertian yang memungkinkan seseorang
mengetahui apa yang patut dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan,
apa yang harus ditakuti dan apa yang tidak perlu ditakuti, apa yang mengikat
dan apa yang membebaskan, berada dalam sifat kebaikan.
18.31 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, pengertian yang tidak dapat membedakan
antara dharma dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma, antara perbuatan
yang harus dilakukan dan perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan, berada
dalam sifat nafsu.
18.32 Terjemahan
Pengertian yang menganggap hal-hal yang bertentangan dengan
dharma sebagai dharma dan dharma sebagai hal-hal yang bertentangan dengan
dharma, di bawah pesona khayalan dan kegelapan, dan selalu berusaha ke arah
yang salah berada dalam sifat kebodohan, wahai putera Pṛthā.
18.33 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, ketabahan hati yang tidak dapat
dipatahkan, dipelihara dengan sifat teguh oleh latihan yoga, dan dengan
demikian mengendalikan pikiran, kehidupan dan indera-indera adalah ketabahan
hati dalam sifat kebaikan.
18.34 Terjemahan
Tetapi hati yang tabah membuat seseorang berpegang teguh
pada hasil atau pahala di bidang keagamaan, pengembangan ekonomi dan kepuasan
indera-indera bersifat nafsu, wahai Arjuna.
18.35 Terjemahan
Ketabahan hati yang tidak dapat melampaui impian, rasa
takut, penyesalan, sifat murung dan khayalan ketabahan hati yang kurang cerdas
seperti itu bersifat kegelapan, wahai putera Pṛthā.
18.36 Terjemahan
Wahai yang paling baik di antara para Bhārata, sekarang
harap dengar dari-Ku tentang tiga jenis kebahagiaan yang dinikmati oleh roh
yang terikat, yang kadang-kadang memungkinkan segala dukacita berakhir baginya.
18.37 Terjemahan
Sesuatu yang pada permulaan barangkali seperti racun tetapi
akhirnya seperti minuman kekekalan dan menyadarkan seseorang terhadap keinsafan
diri dikatakan sebagai kebahagiaan dalam sifat kebaikan.
18.38 Terjemahan
Kebahagiaan yang didapatkan dari hubungan indera-indera
dengan obyeknya dan kelihatannya seperti minuman kekekalan pada awal, tetapi
akhirnya seperti racun, dikatakan bersifat nafsu.
18.39 Terjemahan
Kebahagiaan yang buta terhadap keinsafan diri, yang bersifat
khayalan dari awal sampai akhir dan berasal dari tidur, bermalas-malasan dan
khayalan dikatakan bersifat kebodohan.
18.40 Terjemahan
Tiada makhluk yang hidup, baik di sini maupun di kalangan
para dewa di susunan planet yang lebih tinggi, yang bebas dari tiga sifat
tersebut yang dilahirkan dari alam material.
18.41 Terjemahan
Para brahmaṇā, para kṣatriya, para vaisya, dan para sudra
dibedakan oleh ciri-ciri yang dilahirkan dari watak-watak mereka sendiri
menurut sifat-sifat material, wahai penakluk musuh.
18.42 Terjemahan
Kedamaian, mengendalikan diri, pertapaan, kesucian,
toleransi, kejujuran, pengetahuan, kebijaksanaan dan taat pada prinsip
keagamaan, para brahmaṇā bekerja dengan sifat yang wajar ini.
Tidak ada
penjelasan.
18.43 Terjemahan
Kepahlawanan, kewibawaan, ketabahan hati, pandai
memanfaatkan keadaan, keberanian di medan perang, kedermawanan dan kepemimpinan
adalah sifat-sifat pekerjaan yang wajar bagi para kṣatriya.
18.44 Terjemahan
Pertanian, melindungi sapi, dan perdagangan adalah pekerjaan
yang wajar bagi para vaisya, dan bagi para sudra ada pekerjaan buruh dan
pengabdian kepada orang lain.
18.45 Terjemahan
Dengan mengikuti sifat-sifat pekerjaannya, setiap orang
dapat menjadi sempurna. Sekarang dengarlah dari-Ku bagaimana kesempurnaan ini
dapat dicapai.
18.46 Terjemahan
Dengan sembahyang kepada Tuhan, sumber semua makhluk, Yang
berada di mana-mana, seseorang dapat mencapai kesempurnaan dengan melakukan
pekerjaan sendiri.
18.47 Terjemahan
Lebih baik menekuni kewajiban sendiri, meskipun dilakukan
secara kurang sempurna, daripada menerima kewajiban orang lain dan melakukannya
secara sempurna.
Tugas kewajiban yang ditetapkan menurut sifat seseorang tidak
pernah dipengaruhi oleh reaksi-reaksi dosa.
18.48 Terjemahan
Setiap usaha ditutupi oleh sejenis kesalahan, seperti halnya
api ditutupi oleh asap.
Karena itu, hendaknya seseorang jangan meninggalkan
pekerjaan yang dilahirkan dari sifat pribadinya, meskipun pekerjaan itu penuh
kesalahan, wahai putera Kuntī .
18.49 Terjemahan
Orang yang mengendalikan diri, tidak terikat, dan
mengalpakan segala kenikmatan material dapat mencapai tingkat pembebasan dari
reaksi yang paling tinggi dan sempurna dengan cara mempraktekkan pelepasan
ikatan.
18.50 Terjemahan
Wahai putera Kuntī, pelajarilah dari-Ku bagaimana orang yang
sudah mencapai kesempurnaan itu dapat mencapai tingkat kesempurnaan tertinggi.
Brahman, tingkat pengetahuan tertinggi, dengan bertindak dengan cara yang
akan-Ku ringkas sekarang.
18.51-53 Terjemahan
Orang yang disucikan oleh kecerdasannya dan mengendalikan
pikiran dengan ketabahan hati, meninggalkan obyek-obyek kepuasan indera-indera,
bebas dari ikatan dan rasa benci, tinggal di tempat sunyi, makan sedikit,
mengendalikan badan, pikiran dan daya pembicaraan, yang selalu khusuk bersemadi
dan bebas dari ikatan, bebas dari keakuan palsu, kekuatan palsu, rasa bangga
yang palsu, amarah dan kecenderungan menerima benda-benda material, bebas dari
rasa hak milik yang palsu, dan damai.
Orang seperti itulah pasti diangkat sampai
kedudukan keinsafan diri.
18.54 Terjemahan
Orang yang mantap secara rohani seperti itu segera
menginsafi Brahman Yang Paling Utama dan menjadi riang sepenuhnya.
Ia tidak
pernah menyesal atau ingin mendapatkan sesuatu.
Ia bersikap yang sama terhadap
setiap makhluk hidup.
Dalam keadaan itulah ia mencapai bhakti yang murni
kepada-Ku.
18.55 Terjemahan
Seseorang dapat mengerti tentang-Ku menurut kedudukan-Ku
yang sebenarnya, sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, hanya dengan cara
bhakti.
Apabila ia sudah sadar akan Diri-Ku sepenuhnya melalui bhakti seperti
itu, ia dapat masuk kerajaan Tuhan Yang Maha Esa.
18.56 Terjemahan
Meskipun penyembah-Ku yang murni yang selalu di bawah
perlindungan-Ku sibuk dalam segala jenis kegiatan, ia mencapai tempat tinggal
yang kekal dan tidak dapat dimusnahkan atas karunia-Ku.
18.57 Terjemahan
Dalam segala kegiatan, hanya bergantung kepada-Ku dan selalu
bekerja di bawah perlindungan-Ku. Dalam bhakti seperti itu, sadarilah Aku
sepenuhnya.
18.58 Terjemahan
Kalau engkau sadar akan-Ku, engkau akan melewati segala
rintangan kehidupan yang terikat atas karunia-Ku. Akan tetapi, kalau engkau
tidak bekerja dengan kesadaran seperti itu melainkan bertindak karena keakuan
palsu, dan tidak mendengar-Ku, engkau akan hilang.
18.59 Terjemahan
Kalau engkau tidak bertindak menurut perintah-Ku dan tidak
bertempur, maka engkau akan salah jalan. Menurut sifatmu, engkau akan
diharuskan ikut berperang.
18.60 Terjemahan
Akibat khayalan, engkau sekarang menolak bertindak menurut
perintah-Ku. Tetapi didorong oleh pekerjaan yang dilahirkan dari sifatmu
sendiri, engkau akan bertindak juga, wahai putera Kuntī .
18.61 Terjemahan
Tuhan Yang Maha Esa bersemayam di dalam hati semua orang,
wahai Arjuna, dan Beliau mengarahkan pengembaraan semua makhluk hidup, yang
duduk seolah-olah pada sebuah mesin terbuat dari tenaga material.
18.62 Terjemahan
Wahai putera keluarga Bhārata, serahkanlah dirimu kepada
Beliau sepenuhnya. Atas karunia Beliau engkau akan mencapai kedamaian rohani
dan tempat tinggal kekal yang paling utama.
18.63 Terjemahan
Demikianlah Aku sudah menjelaskan pengetahuan yang lebih
rahasia lagi kepadamu. Per
timbangkanlah hal-hal ini sepenuhnya, kemudian lakukanlah
apa yang ingin kau lakukan.
18.64 Terjemahan
Oleh karena engkau kawan-Ku yang sangat -Kucintai, Aku akan
menyabdakan perintah-Ku yang paling utama kepadamu, yaitu pengetahuan yang
paling rahasia dari segalanya. Dengarlah pelajaran ini dari-Ku, sebab pelajaran
itu demi kesejahteraanmu.
18.65 Terjemahan
Berpikirlah tentang-Ku senantiasa, menjadi penyembah-Ku,
bersembahyang kepada-Ku dan bersujud kepada-Ku. Dengan demikian, pasti engkau
akan datang kepada-Ku. Aku berjanji demikian kepadamu karena engkau kawan-Ku
yang sangat Kucintai.
18.66 Terjemahan
Tinggalkanlah segala jenis dharma dan hanya menyerahkan diri
kepada-Ku. Aku akan menyelamatkan engkau dari segala reaksi dosa. Jangan takut.
18.67 Terjemahan
Pengetahuan yang rahasia ini tidak pernah boleh dijelaskan
kepada orang yang tidak bertapa, tidak setia, dan tidak menekuni bhakti—ataupun
kepada orang yang iri kepada-Ku.
18.68 Terjemahan
Terjamin bahwa orang yang menjelaskan rahasia yang paling
utama ini kepada para penyembah akan mencapai bhakti yang murni, dan akhirnya
dia akan kembali kepada-Ku.
18.69 Terjemahan
Tidak ada hamba di dunia ini yang lebih Kucintai daripada dia,
dan tidak akan pernah ada orang yang lebih Kucintai.
18.70 Terjemahan
Aku memaklumkan bahwa orang yang mempelajari percakapan kita
yang suci ini bersembahyang kepada-Ku dengan kecerdasannya. Tidak ada
penjelasan.
18.71 Terjemahan
Orang yang mendengar dengan keyakinan tanpa rasa iri
dibebaskan dari reaksi-reaksi dosa dan mencapai planet-planet yang
menguntungkan, tempat tinggal orang saleh.
18.72 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, wahai perebut kekayaan, apakah engkau
sudah mendengar hal-hal ini dengan perhatian? Apakah kebodohan dan khayalanmu
sudah dihilangkan sekarang?
18.73 Terjemahan
Arjuna berkata: Krishna yang hamba cintai, o Yang tidak
pernah gagal, khayalan hamba sekarang sudah hilang. Hamba sudah memperoleh
kembali ingatan hamba atas karuniaMu. Hamba sekarang teguh, bebas dari
keragu-raguan dan bersedia bertindak menurut perintah Anda.
18.74 Terjemahan
Sañjaya berkata; Demikianlah saya sudah mendengar percakapan
antara dua roh yang mulia, Krishna dan Arjuna. Betapa ajaibnya amanat itu
sehingga bulu romaku tegak berdiri.
18.75 Terjemahan
Atas karunia Vyasa, saya sudah mendengar pembicaraan yang
paling rahasia ini langsung dari Penguasa segala kebatinan, Krishna, yang
sedang bersabda secara pribadi kepada Arjuna.
18.76 Terjemahan
O Raja, begitu aku berulang kali mengenang percakapan yang
ajaib dan suci ini antara Krishna dan Arjuna, aku senang, karena terharu pada
setiap saat.
18.77 Terjemahan
O Baginda Raja, begitu saya ingat bentuk Sri Krishna yang
ajaib, saya semakin terharu, dan saya berbahagia berulang kali.
18.78 Terjemahan
Di manapun ada Krishna, penguasa semua ahli kebatinan, dan
di manapun ada Arjuna, pemanah yang paling utama, di sana pasti ada kekayaan,
kejayaan, kekuatan luar biasa dan moralitas. itulah pendapat saya.
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.
SARASAMUCAYA
Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA