BAB VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]


Sarasamuscaya sloka/bab 8 adalah menguraikan tentang orang yang tidak memiliki kepercayaan ilahi atau akhirat, pahala dari baik buruknya perbuatan.

110 Terjemahan
Sikap yang harus kita jauhkan ialah ketidakpercayaan akan dunia akhirat, ketidakpercayaan pada pahala dari baik buruknya perbuatan [karma phala], mencela pustaka suci Wda, memaki Tuhan, iri hati, suka memuji diri sendiri, angkara, pemarah, suka bicara menyinggung perasaan, suka mendengar yang tidak patut didengar. Semua itu patut dijauhkan dari pikiran.

111 Terjemahan
Biarpun tidak percaya dengan dunia akhirat, dan pahala baik buruknya perbuatan, [sedikit-dikitnya] lenyapkanlah juga perbuatan jahat, demikian tersebut dalam kitab agama, meski keterangan seorang pendeta itu tidak seluruhnya benar, walaupun keterangan agama mengenai sorga dan neraka serta pahala perbuatan baik dan buruk itu menyimpang, tak ada celanya menuruti perkataan Sang Pendeta, dan menjauhkan perbuatan jahat. Demikianlah tersebut dalam kitab agama. Apabila ajaran agama mengenai pahala perbuatan baik buruk itu benar, maka jika orang yang tidak percaya akan itu, waktu meninggal tentulah ia tenggelam di neraka.

112 Terjemahan
Orang bijaksana sadar bahwa adanya alam sana, atau sorga neraka itu tidak dapat dilihat langsung dengan mata. Tetapi karena sudah ada ajaran agama yang menentukan maka kepercayaan kitapun teguhlah.

113 Terjemahan
Dan lagi, kalau tidak mempercayai ajaran suci Weda, tidak menuruti petunjuk-petunjuk peri kebajikan [dharma sastra], dan tidak menuruti suruhan agama, tentu setelah meninggal akan kembali lagi menjelma dalam hidup kesengsaraan.

114 Terjemahan
Apabila ada orang yang tidak percaya kepada pahala baik buruknya perbuatan, melanggar segala suruhan agama, biarpun ia suka menerimamu, jauhilah ia, janganlah bergaul akrab dengannya, sebab ia itu tidak berbeda keadaannya dengan angin kencang di tebing sungai, agaknya dapat meniup dan menyerang seperti debu beterbangan yang kelihatannya halus tetapi kotor diliputi kecemaran.

115 Terjemahan
Sebab orang nastika itu, adalah orang niskriya, niskriya artinya orang yang tidak menyelesaikan perbuatannya dalam tripurusa [dharma, artha, kama] orang yang tidak menghargai ajaran agama atau nasehat guru, orang yang suka menyakiti dan membunuh, orang yang berkelakuan jahat. Orang demikian sama dengan berkeadaan mati.

116 Terjemahan
Adapun orang yang tidak berkepercayaan itu hanyalah memelihara keadaan badan-badan kasarnya saja, yaitu dengan memperbanyak darah dan dagingnya ; pekerjaan yang menguntungkan hanya pada waktu sekarang saja yang dikerjakannya, tetapi hal-hal yang berpahala sorga atau nirwana kelak itu, dilalaikannya, tidak dihiraukannya sama sekali.
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini