BAB V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA


Sarasamuscaya bab 5 menguraikan tentang pelaksanaan dharma ( kebajikan ) yaitu berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik.

41 Terjemahan 
Adapun yang patut engkau lakukan ialah jika suatu yang timbul dari perbuatan, kata-kata dan pikiran yang tidak menyenangkan bagimu sendiri serta menimbulkan kesusahan dan menyebabkan penyakit, janganlah diperbuat hal yang demikian itu pada orang lain. Berbuatlah amal selalu untuk kesejahtraan orang lain berdasarkan cinta kasih. Perbuatanmu yang demikian itu dharma namanya. Jika menyimpang dari ajaran dharma, lebih baik jangan dilakukan.

42 Terjemahan
Bahawasannya perbuatan orang yang bijaksana ialah dapat dipercaya, berbicara jujur, dapat mengendalikan hawa napsu dan selalu tulus lahir bathin. Tentulah segala perbuatannya berdasarkan dharma. Perbuatan beliau itulah yang patut engkau jadikan teladan. Jika telah dapat menuruti perbuatan seperti itu, berarti telah dapat pula berbuat dharma.

43 Terjemahan
Adapun dharma itu menyelusup dan meresapi yang ada. Tidak ada yang mengakui dan diakuinya. Dan ia tidak terlihat oleh sesuau. Jika diumpamakan secara kasar, tidak ubahnya dengan anak dari perempuan lacur yang tidak dikenal siapa bapaknya, dan tidak pula ada yang mengakui ia sebagai anak, serta tidak pula ada yang diakuinya bapak. 

Perumpamaan ini diambil karena sangat sukar untuk dapat melaksanakan dan menentukan dharma itu asalnya milik siapa karena sangat sukar itu untuk dapat mengetahui dan melaksanakan dharma itu.

44 Terjemahan
Maka dari itu perhatikanlah segala perbuatanmu, jika tujuan dan makna dharma itu telah diketahui, maka simpanlah baik-baik dalam hatimu. 

Hanya sebagaimana yang telah kami sebutkan tadi yakni segala apa yang tidak menyenangkan hatimu, hal itu jangan diperbuat pada orang lain.

45 Terjemahan
Bahwasannya orang yang sama sekali tidak melakukan pekerti dharma, tak ubahnya seperti sekamnya ada atau sebagai telur busuk, telurnya ada, akan tetapi tidak ada gunanya.

46 Terjemahan
Adapun manusia yang sedemikian halnya ini, sia-sialah hidupnya karena ia tidak akan berhasil mendapat dharma dan kesenangan. Hanya kematian lah yang menjadi tujuan hidupnya karena setelah mati ia akan menjelma kembali. 

Demikianlah halnya hidup orang yang tidak melakukan dharma, yang tidak memikirkan akan kematian dan kesia-siaan hidupnya. Sebagai apakah ia ?  

Tidak bedanya  sebagai rumput yang mati untuk hidup kembali dan hidup lagi hanya untuk menunggu mati.

47 Terjemahan
Dan lagi orang yang ingkar akan laksana dharma, disebabkan oleh angkuhnya serta kecendrungan berbuat jahat, maka orang yang melakukan perbuatan tersebut pasti neraka ditemuinya.

48 Terjemahan
Lain daripada itu, orang yang angkuh dan suka melakukan kejahatan setelah ia pergi dari alam neraka maka ia menjelma menjadi binatang misalnya kerbau, kambing dan sebagainya.

Jika penjelmaannya meningkat ia menjadi orang yang nista yang sangat menderita dan dibelenggu oleh bermacam-macam penyakit yang menyedihkan serta tidak akan menemui kesenangan.

49 Terjemahan
Ada suatu kekayaan yang tak dapat dirampas dan tak dapat pula dicuri dan yang akan mengikuti mu pada waktu mati mu. Kekayaan yang demikian itulah yang patut engkau cari. Karenanya [kekayaan] itulah yang harus dilakukan, diusahakan memilikinya.

50 Terjemahan
Walaupun sebagaimana miskinnya orang. Walau hidup dengan hasil minta-minta sekalipun. Jika ia kuat dan teguh melakukan dharma ia dapat dianggap sebagai orang kaya. Sebab perbuatan dharma itu adalah emas permata milik orang yang bijaksana. 

Itulah yang patut dicari. Sebagai kataku tadi bahwa itulah emas permata [kekayaan] yang tidak dapat dicuri atau dirampas dengan cara bagaimanapun juga.

51 Terjemahan
Dan lagi kataku, adapun orang yang tekun melakukan perbuatan dharma, tidaklah perlu beliau mencari sumber penghidupan. Apa sebabnya beliau tidak memerlukan nasi, sayur-sayuran dan air, sebab segala yang berguna itu sudah menjadi milik beliau.

52 Terjemahan
Ini lagi yang diingat, banyak terdapat tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan di hutan, demikian pula, tidak sedikit sungai di hutan yang amat dalam dan jernih airnya, dan penerangannya ialah bulan. 

Sebenarnya tidak berguna kemegahan duniawi itu, malah akan memperlambat dan membuang-buang waktu.

53 Terjemahan
Inilah yang patut dilakukan yaitu di sela-sela kesibukan yang dipenuhi oleh rencana berbuat dharma, secara sambil lalu hendaknya mencapai harta benda seperti halnya sapi sementara punggungnya berisi gendong bajak dan berkeliling membajak di sawah, dia sambil pula memakan rumput yang dekat pada jalan yang dilaluinya, sehingga ia senang juga mendapat makanan.

54 Terjemahan
Lain daripada itu, sesungguhnya alangkah mulianya dharma itu, dan amat rahasia pula, tidak ubahnya seperti jejak ikan di dalam air, namun dapat pula diikuti oleh sang pendeta sebab beliau ulet, sabar dan teguh dalam usaha beliau. 

Tentang ajaran catur warna akan dibicarakan sekarang.
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini