BAB XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
251 Terjemahan
Adapun yang harus diingatkan adalah pertumbuhan jasmani,
masa anak-anak, waktu dewasa maupun umur tua.
Setelah sesuai maka disesuaikan lagi dengan harta benda yang ada serta hasil-hasil perbuatan yang
sudah dilakukan. Itulah yang harus sesuai dengan kelahirannya. Setelah itu
sesuaikanlah dengan cara-cara berhias, cara-cara berpakaian, cara-cara
berbicara dan gerak gerik umumnya. Mendapatkan persesuaian yang seimbang inilah
prilaku orang yang bisa mengendalikan diri.
252 Terjemahan
Adapun orang-orang yang harus dihibur hatinya ialah
- orang lelah dan orang sakit,
- orang papa dan miskin,
- orang yang ketakutan,
- orang yang lapar,
- orang yang sakit hati,
- orang kesusahan,
- orang yang kepunyaannya dicuri, dirampas atau dirampok,
- semua yang mengalami segala macam kehilangan,
- orang yang berduka cita.
253 Terjemahan
Tenangkanlah hati yang bingung. Mulailah sebarkan
ajaran-ajaran agama dan ketentuan kesopanan hidup masing-masing kepada keempat
golongan masyarakat. Berbuatlah kebajikan untuk umum dan laksanakanlah
ajaran-ajaran kesusilaan.
254 Terjemahan
Karena jika seorang itu menyeleweng dari ajaran kesusilaan,
percumalah kebajikan yang telah diperbuatnya, tidak akan dirasakan pahalanya
kelak. Adapun orang yang teguh iman dalam berlaku susila, sempurnalah kebajikan
yang diperbuatnya dan sempurnalah pahala yang diterimanya kelak.
255 Terjemahan
Beginilah tingkah laku Sang Brahmana, jika pada masa bulan
mati [tilem], pada penanggal yang ke 14 [sehari sebelum purnama], pada bulan
purnama dan juga pada panglong ke 8 [delapan hari setelah purnama], beliau
harus melakukan brahmacari yaitu tidak bersenggama dengan istri. Nama brata yang
demikian ialah brata “amerta snataka”.
256 Terjemahan
Jika ingin masuk sorga janganlah mengambil sesuatu yang
belum diijinkan, jangan melakukan pembunuhan, jangan ingkar akan janji, jangan
memikirkan untuk berjina [memperkosa wanita].
257 Terjemahan
Dan batasi apa yang dimakan, juga atur caranya makan serta
sesuaikan dengan waktu yang tepat untuk makan, jangan terlalu mengumbar nafsu
untuk menari, menyanyi dan menabuh bunyi-bunyian, juga bersolek maupun menghias
diri dengan bunga-bungaan.
Jangan berfoya-foya, jangan gemar tidur saja, jangan
suka minum-minuman keras karena pahalanya jika demikian tidak akan terelakkan
memperoleh sorga kelak.
258 Terjemahan
Lagi pula hendaknya selalu tetap melakukan ajaran Yama.
Adapun ajaran Niyama itu bolehlah tidak secara tetap dilakukan. Karena ia yang
terlalu mengikatkan diri pada ajaran-ajaran Niyama, tanpa menyiapkan diri untuk
melakukan Yama, ia akan terjerumus ke jurang sengsara.
259 Terjemahan
Adapun brata yang disebut Yama ada sepuluh jenisnya yaitu :
Anresangsya, Ksama, Satia, Ahimsa, Dama, Arjawa, Priti, Prasada, Madurya,
Mardawa. Demikianlah sepulih jenis yang masing-masing artinya :
- Anresangsya yaitu menenggang perasaan orang lain dengan tidak mementingkan diri sendiri saja.
- Ksama ialah orang yang tahan akan suka duka serta bisa memaafkan.
- Satia ialah orang-orang yang tidak ingkar pada kata-kata serta
- Ahimsa ialah menyenangkan pada semua makhluk hidup.
- Dama ialah orang yang tekun, sopan santun dan dapat mawas diri [menasehati dirinya sendiri].
- Arjawa ialah orang yang benar-benar jujur.
- Priti ialah orang yang mempunyai perasaan kasih saying yang amat sangat.
- Prasada ialah orang yang mempunyai hati suci.
- Madurya ialah orang yang pandangan dan tutur katanya manis sopan santun.
- Mardawa ialah orang yang memiliki kelembutan hati.
260 Terjemahan
Adapun brata yang sepuluh banyaknya yang bernama Niyama
yaitu : Dana, Ijiya, Tapa, Dyana, Swadhyaya, Upasthanigraha, Brata, Upawasa,
Mona, Snana. Inilah yang merupakan macam Niyama.
261 Terjemahan
- Dana yaitu pemberian misalnya memberi makanan dll.
- Ijiya yaitu pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, leluhur dll.
- Tapa yaitu pembatasan terhadap kebutuhan-kebutuhan badan misalnya diet, menahan keinginan akan barang mewah, tahan tidak makan dan minum.
- Dyana yaitu memusatkan pikiran pada Tuhan.
- Swadyaya yaitu memperdalam dan melaksanakan ajaran-ajaran suci Weda.
- Upasthanigraha yaitu pengekangan nafsu kelamin.
- Brata yaitu mengikuti pantangan yang telah ditetapkan.
- Upawasa yaitu pembatasan makan minum.
- Mona yaitu pembatasan bicara.
- Snana yaitu melakukan pemujaan tiga kali sehari, dan mandi setiap subuh, tengah hari dan sore hari.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.