BAB XXII PERIHAL KEBODOHAN
399
Terjemahan
400 Terjemahan
401 Terjemahan
402 Terjemahan
403 Terjemahan
404 Terjemahan
405 Terjemahan
406 Terjemahan
407 Terjemahan
408 Terjemahan
409 Terjemahan
410 Terjemahan
411 Terjemahan
Satu-satunya musuh yang paling
utama adalah kebodohan [awidya]. Tidak ada yang menyamai pengaruh kekuatan dari
awidya itu, karena yang diliputi oleh kebodohan itu, pasti akan berbuat dosa.
400 Terjemahan
Suka dan duka yang dirasakan itu
adalah berasal dari awidya. Dan awidya [kebodohan] itu berasal dari kelobaan.
Selanjutnya kelobaan berasal dari awidya. Maka dari awidyalah timbulnya samsara
[tumibal lahir].
401 Terjemahan
Oleh karena itu janganlah sombong
dan lengah terhadap perbuatan-perbuatan jahat yang timbul dari kelobaan serta
sifat ahangkarajnana.
Ahangkarajnana ialah watak atau sifat yang tahunya hanya
mengakui “ini kepunyaanku, siapa berani melawan aku ini”.
Demikian kata-katanya
dengan melupakan perikehidupan sesama manusia.
Inilah yang dinamai
ahangkarajnana.
Itulah yang merupakan tali pengikat yang menimbulkan kebingungan
dan kebodohan. Sifat demikian hendaknya dikikis habis.
402 Terjemahan
Kebodohan itulah yang harus anda
hilangkan dengan kepradnyanan [kebijaksanaan], ialah kewaspadaan [kesadran]
yang tak pernah terlena, dan pengetahuan terhadap kebenaran hakekat segala
sesuatu.
Sesungguhnya sang pendeta mampu untuk menyebrangkan orang lain melalui
samudra kehidupan ini dengan perahu yang dibuat dari kebijaksanaan sebagai
sadhananya.
Adapun orang yang bodoh tidak mempunyai kebijaksanaan pada dirinya,
ia tidak mampu untuk menyebrangkan dirinya sendiri.
403 Terjemahan
Sebagai halnya seorang buta yang
berjalan sendiri-sendiri, sangat banyak kesukaran yang dialaminya di
perjalanan. Demikian jugalah orang-orang bodoh di dunia kehidupan ini, amat
besar kesengsaraan yang dideritanya. Oleh karena itu orang yang pradnyan
[bijaksana] yang tahu betul hakekat segala sesuatu adalah orang berderajat
tinggi.
404 Terjemahan
Adapun orang yang bodoh pasti
selalu ia menderita keprihatinan, yang disebabkan oleh nasibnya mendapatkan
segala apa yang tidak diingininya, dan kehilangan apa yang dicintainya.
Singkatnya kebodohan itu timbul dari rasa ahangkara [keakuan] yang berkuasa.
405 Terjemahan
Sebagai halnya seorang tukang mas
yang selalu menyepuh mas dan perak.
Kalau pelan-pelan dan kecil semangat
kerjanya lamalah ia, lama mas itu di perapiannya barulah bersih tersepuh. Kalau
cepat dan besar kerjanya, cepatlah mas itu diperapiannya sehingga lekas bersih
tersepuh.
406 Terjemahan
Demikian pula kehidupan jiwa yang
telah tergelimang napsu dan lain-lainnya dibersihkan hingga menjadi suci.
Kalau
kecil usahanya sangat lama tidak sucinya.
Kalau sangat giat usahanya untuk
membasmi segala kekotoran, cepatlah bisa jadi suci.
407 Terjemahan
Ada orang yang mandi dengan
seenaknya saja menggosok-gosok badannya dan diambilnya centong [gayung] tanpa
usaha yang keras.
Dengan tidak usah berpayah-payah orang itu dapat
menghilangkan kotoran dari badannya karena sedikit saja kotoran yang melekat.
Tetapi jika banyak kotoran yang melekat di badannya, apalagi rekat sekali
melekatnya, sulitlah menggosoknya, walau dengan usaha yang keras akan tidak
bersih-bersih juga.
Demikianlah halnya kekotoran-kekotoran yang berwujud
kemarahan, kelobaan dan yang lain-lain yang harus dihapuskan dari diri kita.
408 Terjemahan
Untuk dapat anda menghilangkan
kemarahan ialah tidak terlalu menghiraukannya di samping kesediaan untuk
memaafkan.
Adapun untuk menghilangkan gejolaknya nafsu, ialah dengan
meninggalkan pikiran-pikiran yang bingung diamuk kerinduan. Adapun terhadap
tabiat loba dan gelap pikiran hanya ketentraman hatilah yang dapat
menghilangkannya.
Sedangkan untuk menghilangkan pengaruh panca indra sebagai
- suara,
- rupa,
- rasa,
- bau, serta
- rabaan,
409 Terjemahan
- Adapun pikiran yang selalu mengharap-harap untuk berhasilnya sesuatu yang sangat diingini dan diidam-idamkan dapat dihilangkan dengan mengetahui akan adanya nasib serta menjadikan titah Tuhan Yang Maha Esa sebagai pengendalinya.
- Adapun nafsu akan kewibawaan [kemewahan] dan makanan dan minuman, perhiasan, harta benda, serta kepuasan hidup lainnya, hanya dapat dihilangkan dengan pikiran yang tak terikat.
- Adapun untuk menghilangkan belenggu cinta kasih, hanya dapat dilakukan dengan kesadaran, bahwa setiap makhluk yang ada di bumi ini tidaklah kekal adanya.
- Adapun untuk menghilangkan duka cita, kenestapaan yang membara, pelaksanaan yogalah yang dapat dipakai melenyapkannya.
Yoga maksudnya ialah menahan
gerakan-gerakan pikiran yang terus menerus. Mereka yang dapat menguasai semua
ini adalah orang bijaksana namanya.
410 Terjemahan
- Adapun watak angkuh dapat dihilangkan dengan perasaan kasih sayang.
- Kehausan akan hidup keduniawian dapat dihilangkan dengan rasa puas dengan apa yang didapat.
- Kemalasan dapat dihilangkan dengan kedinamisan gerak.
- Dan jiwa ragu-ragu dapat dihilangkan dengan keyakinan pikiran.
Keyakinan pikiran disebut pengetahuan yang benar.
411 Terjemahan
- Dengan hilangnya kesombongan dari hatimu, orang termasyurlah engkau jadinya, dicintai oleh dunia.
- Kalau gejolak nafsu birahimu telah hilang dari dirimu, kebahagiaan hidup akan kau dapati.
- Jika telah sirna nafsu amarahmu, engkau tidak akan mempunyai musuh, tidak akan ada kegelisahan dan kecurigaan dalam hidupmu, serta tidak akan ada sesuatu yang merintangi jalan hidupmu.
- Kalau belenggu nafsu keinginan sudah terlepaskan, tidak akan ada yang memusuhi dirimu yang menyebabkan kesedihan pada dirimu.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.