BAB XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]



388 Terjemahan
Sesungguhnya prana [nafas] itu bergandengan dengan badan jasmani. Badan jasmanilah tenpatnya prana, dan pranalah yang menyebabkan adanya badan jasmani. Maka kalu prana itu lenyap, badan jasmanipun lenyaplah. Singkatnya yang dua itu lahir bergandengan dan lenappun bergandengan.

89 Terjemahan
Perbuatan baik buruk itu dilakukan karena adanya badan jasmani, dan badan jasmanilah merupakan alat untuk mengecap pahala perbuatan baik atau buruk itu kemudian. Pokoknya ialah bahwa badan jasmani adalah talinya samsara [tumibal lahir] guna dapat mengecap suka duka kehidupan. Oleh karena itu diusahakan agar tidak menjelma lagi di kemudian hari.

390 Terjemahan
Dengan adanya keyataan bahwa penjelmaan [tumibal lahir] ini dikuasai oleh waktu dan merupakan penderitaan maka janganlah gegabah. Sucikanlah budi, bersihkan jiwa dan berusahalah kea rah jalan moksa [kebebasan  abadi].

391 Terjemahan
Dikatakan ada dua macam jalan yaitu Pitrayana dan Dewayana. Bagi mereka yang melakukan Grhastha [hidup berkeluarga], yang dengan tekun melaksanakan pujaan-pujaan panca-yadnya dan lain-lainnya, disebut Pitrayanalah yang ditempuhnya. Sedangkan orang yang nis-tresna [tanpa ikatan nafsu duniawi] yang rela meninggalkan segala-galanya dalam hidup, [jiwa pikirannya hanya mengarah kepada Tuhan Yang Maha Esa] disebut Dewayanalah jalan yang ditempuhnya.

392 Terjemahan
Yang menempuh Pitrayana dengan jalan yadnya [korban suci] tapa susila [yama niyama brata] dan lain sebagainya, dengan disiplin kependetaan, ia akan menuju kea lam sorga. Akan tetapi ia akan menjelma kembali. Oleh karena itu jalan moksalah diusahakan benar-benar, dan dicita-citakan oleh orang bijaksana, sebab tidak akan menjelma kembali, tidak tua dan tidak mengenal mati.

393 Terjemahan
Beginilah kedukaan yang dialami alam sorga, ketika sudah habisnya pahala dari perbuatan yaitu karmaphala yang menyebabkan mencapai sorga. Setelah itu layulah bunga kehidupan dialam sorga. Jika di sana melakukan hal-hal tidak menyenangkan maka kalau sudah jatuh dari sorga, alangkah hebatnya kenestapaan yang akan diderita. Demikianlah keperihan rasa duka yang diterita dari sejak berakhirnya kenikmatan hidup di sorga loka sampai pada saatnya mencapai brhma loka [alam Tuhan].

394 Terjemahan
Itulah kedukaan dalam penjelmaan kembali dan kesedihan yang dirasakan oleh ia yang pernah mengecap kenikmatan sorga itu. Sungguh sangat menakutkan. Oleh karena itulah kami tidak ingin akan menikmati sorga [karena pada hakekatnya kenikmatan itu tidak kekal adanya].

395 Terjemahan
Jika sudah demikian besar kedukaan yang diderita setelah mengalami alam sorga, betapakah ngerinya penderitaan di alam neraka. Tentu tidak terperikan keadaan duka nestapa itu. Beraneka ragam siksaan dari Yamabala di situ. Kalau kemudian dari alam demikian terjadi penjelmaan kembali maka penjelmaan itu adalah dalam bentuk makhluk rendah, binatang buas, binatang ternak, binatang melata dan lain sebagainya. Sungguh amat sengsara adanya, sebab ia menjadi mangsa makhluk sesamanya. Demikian keperihan hidup dalam kesengsaraan. Sedangkan setelah berada di alam pitra [pitra loka] akan menderita lapar dan dahaga, suatu pendritaan yang luar biasa. Kalau menjelma di alam manusia suka dan duka itu datang silinh berganti adanya.

396 Terjemahan
Karena penjelmaan sebagai manusia sesungguhnya kebeatan-keberatan pertama-tama sekali dipagi hari akan menderita karena desakan berhajad besar dan kecil. Tengah hari pada waktu sang Surya sedang tinggi tinggi, menderita lapar dan dahaga. Setelah makan dan merasa kenyang, menderita karena desakan nafsu syawat. Di malam hari pada waktu matahari telah terbenam, menderita pula karena ditaklukkan oleh mata yang mengantuk.

397 Terjemahan
Demikianlah keadaan dari tumibal lahir itu. Karenanya tingkatkanlah kehidupan dirimu oleh dirimu sendiri. Jangan sekali-kali berbuat yang akan menyengsarakan dirimu, karena hanya dirimu sendirilah teman dirimu. Dan dirimu sendiri pula menjadi musuh dirimu. Singkatnya kalau dirimu kasih sayang pada dirimu sendiri berarti sudah berkemas-kemas kea lam moksa. Jika dirimu tidak kasih saying terhadap dirimu sendiri sehingga tidak memikirkan usaha kebesaran jiwa maka hal itu merupakan musuh dirimu sendiri.

398 Terjemahan
Sesungguhnya, pikirkanlah yang menyebabkan adanya tumibal lahir. Kalau diliputi oleh nafsu, kea lam papalah dibawanya. Tetapi kalau pikiran itu suci, tidak ragu-ragu melenyapkan nafsu serta segala macam dosa, alam moksa [kebahagiaan abadi] akhirnya dicapai dengan menyebrangi lautan samsara, samudra tumibal lahir.

Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini