KITAB BHAGAWAD-GITA
Weda adalah kitab suci agama Hindu. Weda merupakan kumpulan sastra-sastra kuno dari zaman India Kuno yang jumlahnya sangat banyak dan luas. Dalam ajaran Hindu, Weda termasuk dalam golongan Sruti (secara harfiah berarti "yang didengar"), karena umat Hindu percaya bahwa isi Weda merupakan kumpulan wahyu dari Brahman (Tuhan). Weda diyakini sebagai sastra tertua dalam peradaban manusia yang masih ada hingga saat ini. Pada masa awal turunnya wahyu, Weda diturunkan/diajarkan dengan sistem lisan—pengajaran dari mulut ke mulut, yang mana pada masa itu tulisan belum ditemukan—dari guru ke siswa. Setelah tulisan ditemukan, para Resi menuangkan ajaran-ajaran Weda ke dalam bentuk tulisan. Weda bersifat apaurusheya, karena berasal dari wahyu, tidak dikarang oleh manusia, dan abadi. Maharesi Byasa, menyusun kembali Weda dan membagi Weda menjadi empat bagian utama, yaitu: Regweda, Yajurweda, Samaweda dan Atharwaweda. Semua itu disusun pada masa awal Kaliyuga.
Kitab Bhagavad-gita adalah intisari dari isi kitab catur weda yang diyakini sebagai wahyu tuhan yang disusun dalam bentuk epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa. yang sangat termsyhur.
Dialog ini dituangkan dalam bentuk syair.
Dalam dialog ini, Awatara Sri Krisna (personalisasi Tuhan Yang Maha Esa) sebagai pembicara utama yang menguraikan ajaran-ajaran filsafat Vedanta kepada Arjuna ( murid langsung Sri Krisna ) yang menjadi pendengarnya.
Secara harfiah Bhagavad-gita berarti "Nyanyian sri Bhagawan. [Bhaga = kehebatan sempurna, va = memiliki], dan gita = nyanyian.
Jadi Bagavad-gita berarti yang memiliki kehebatan sempurna, ketampanan sempurna, kekayaan yang tak terbatas, kemasyhuran yang abadi, kecerdasan yang tak terbatas, dan ketidakterikatan yang sempurna [yang dimiliki sekaligus secara bersamaan].
Adegan ini terjadi pada permulaan perang Barathayuda atau perang di Kurukshetra. Saat itu Arjuna berdiri di tengah-tengah medan perang Kurukshetra di antara pasukan Korawa dan Pandawa.
Arjuna bimbang ragu-ragu berperang karena yang akan dilawannya adalah sanak saudara, teman-teman dan guru-gurunya. Lalu Arjuna diberikan pengetahuan sejati mengenai rahasia kehidupan [spiritual] yaitu Bhagawad-gita oleh Sri Krisna yang bertindak sebagai sais [operator] kereta Arjuna dalam perang Baratayuda ketika itu.
Bhagavad-gita merupakan ilmu pengetahuan abadi, sudah ada sebelum umat manusia menuliskan sejarahnya dan ajarannya tidak dapat dimusnahkan.
Bhagavad-gita terdiri atas 18 mandala [bab]. Link di bawah ini adalah terjemahan setiap bab dalam bahasa Indonesia.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA