BAB XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
315 Terjemahan
Hendaknya janganlah tanpa pertimbangan sama sekali. Diri
sendirilah yang selalu harus diteliti. Tingkah laku diri kita sendiri
sehari-harilah yang harus diawasi dengan pertimbangan :
- Salahkah tingkah laku saya sebagai ini ? atau benarkah sebagai itu ?
- Apa yang sebagai ini sama dengan tingkah laku binatang ?
- Atau apakah sama dengan prilaku pendeta ?
Demikianlah cara merenungkan setiap
hari. Berusahalah meninjau prilaku diri
sendiri setiap hari.
316 Terjemahan
Adapun yang menerima pahala dari perbuatan ialah :
- ia yang berbuat,
- ia yang menyuruh berbuat,
- ia yang menyetujui atau membiarkan perbuatan itu.
317 Terjemahan
Oleh karena itu usahakanlah, melakukan perbuatan yang baik.
Walaupun orang lain berbuat tidak baik terhadapmu, balaslah perbuatan yang
tidak baik itu dengan tabiat sang sadhu, jangan membalas dengan perbuatan yang
tidak baik karena orang yang ingin melakukan perbuatan dan jahatlah dia itu dan
akan lenyap kepribadiannya yang baik itu karenanya.
Ia akan luput dari pahala
perbuatan apa yang dilakukannya sendiri.
318 Terjemahan
Kirti itu disebut juga sebagai ibu yang memberi kehidupan.
Walau sudah meninggalpun orang yang sudah melakukan kirti itu seakan-akan masih
hidup ia, karena tak akan hilang kirtinya.
Sedangkan orang yang duryasa [jahat
pekertinya] ia dianggap sebagai orang mati, karena walupun masih hidup dengan
keduryasaanya, kalau orang mempercakapkan keduryasaannya itu seakan-akan
manusia matilah ia.
321 Terjemahan
Adapun pegangan untuk berbuat kirti, ialah
- jangan durhaka terhadap sahabat. Durhaka ialah menginginkan kecelakaan [kematianya]
- jangan durhaka terhadap orang dipercaya serta percaya pada dirimu.
- Juga jangan durhaka terhadap yang memberi penghidupan padamu.
- Pun jangan durhaka terhadap yang memberi penghidupan padamu.
- Pun jangan durhaka terhadap orang yang bersewaka [meminta perlindungan] padamu, karena krtaghana [penghianatan] namanya dosa yang demikian, tak akan menemui kebahagiaan buat selama-lamanya.
322 Terjemahan
Kalau membunuh pendeta atau menghianati beliau, Brahmaghana
namanya yaitu menghilangkan Sang Hyang Brahmantra. Sedangkan peminum nira
namanya pemabuk. Yang melakukan brata tidaklah minum nira dan juga tidak
mencuri. Bagna brata artinya yang membatalkan brata “semua ini amat besar
papanya”.
Walaupun demikian ada juga penyucian atau pembersihan dari dosa di
atas. Sedangkan dosa yang dinamai krtaghana [penghianatan terhadap negara, orang
tua dan sesama manusia] tidak ada penawarnya, tidak dapat disucikan kembali.
323 Terjemahan
Orang yang berbudi papa yang berkehendak melakukan perbuatan
nista kepada orang yang berhati suci lebih-lebih kepada orang yang tidak
mungkin bermaksud untuk berbuat jahat maka orang yang demikian tingkah lakunya
adalah orang yang dalam perjalanan menuju alam derita yang sungguh amat
mengerikan yang harus ditelusuri di akhirat.
324 Terjemahan
Orang yang melakukan pekerti jahat sesungguhnya ia tidak
kasihan pada dirinya sendiri, oleh karena ia yang berbuat kejahatan maka ia
sendiri yang akan menderita akibatnya kelak.
325 Terjemahan
Inilah jenis orang yang tidak patut dipakai sahabat yaitu :
- Orang-orang yang melakukan penyiksaan-penyiksaan, melakukan tindak pidana atau kejahatan,
- Orang yang sangat angkuh,
- Orang yang tidak setia akan kata-kata,
- Orang yang tidak teguh kesetiaannya,
- Orang yang besar nafsu birahinya,
- Orang yang gemar minum-minuman keras.
326 Terjemahan
Karena orang yang bersahabat dengan orang yang bertabiat
durjana, akan ia dipengaruhi oleh dosa kedurjanaannya itu seperti halnya pohon
kayu yang masih hidup akan turut terbakar kalau berhimpun dengan kayu kering.
Oleh karena itu aku tidak mau mempunyai pembantu atau bersahabat dengan orang
durjana.
327 Terjemahan
Tegasnya apalagi bersahabat dengan orang durjana,
bertengkarpun aku tidak mau karena tidak rela aku berjilat anjing, apalagi
kalau sampai digigitnya.
Si durjana itu tak bedanya dengan duri, hanya dua jalan
untuk menghadapi si durjana, dan duri itu tidak mencelakakan kita.
Terhadap duri
injak-injaklah dengan sandal atau hindari duri itu. Sedangkan terhadap durjana
sebaiknya tundukkan dia atau palingkan muka dan menjauhlah. Demikianlah ada dua
cara untuk menghadapi kedua macam benda itu.
328 Terjemahan
Jangan gembira dan percaya demikian saja pada durjana yang
mengaku begini :
Ia orangku, lama aku mengenalnya. Janganlah sampai terjebak
demikian karena yang disebut ular berbisa itu, walaupun telah berapa lama diajari namun tak ayal ia akan menggigit juga.
329 Terjemahan
Lagi pula tabiatnya si durjana itu bertambah-tambah meninggi
ia kalau dilihatnya, seorang budiman
membungkuk-bungkuk dengan sopan dan hormat karena keluhuran budi beliau. Tak
segan-segan ia menghadapi dan ingin mengungguli beliau dianggapnya sama dengan
gajah yang menjongkok.
330 Terjemahan
Oleh karena itu bagi orang bijaksana janganlah
hendaknya percaya demikian saja bagi si durjana itu dengan menyatakan begini “ah
ia sudah taat, sudah tunduk dan menyembah”.
Janganlah demikian karena
ketahuilah bahwa semuanya itu hanya pura-pura belaka sesungguhnya. Kapankah
terlihat ada orang mau menunduk kecuali dahaga ingin mengambil air di dalam
sumur.
331 Terjemahan
Janganlah terlalu bergembira kalau mendapati sang durjana
yang tidak menyakiti hati kita, dan oleh karenanya lalu dipakai sahabat.
Karena
bukanlah suatu hal yang menggembirakan kalau kita tidak digigit oleh ular itu, sementara ia tetap membelit kita.
333 Terjemahan
Walau menyedapkan telinga kedengarannya kata-kata diucapkan
tetapi kalau dikeluarkan oleh seorang durjana, aku merasa takut dan ngeri
olehnya seperti keheranan kita menyaksikan bunga yang mekar tidak pada
musimnya, hal mana tidak lain adalah pertanda aneh yang akan menimbulkan
malapetaka.
334 Terjemahan
Karena kalau sudah diteliti unsur-unsur tidak baik
[negative] pada ucapan-ucapan yang manis itu tetapi ternyata tidak kedapatan,
maka ucapan manis itu sama dengan amerta [air suci kehidupan]. Demikian pulalah
setelah diselidiki unsur-unsur kebaikan [positf] pada kata-kata yang kasar dan
kotor itu tetapi kalau ternyata tidak kedapatan, maka jiwa ucapan-ucapan adalah
racun yang berbahaya.
335 Terjemahan
Sebagai halnya kayu intaran [azadiachta indica] itu,
walaupun sudah dipotong dan ditebang, kalau ia tumbuh kembali, pasti pahit juga
kayunya walaupun diolesi dengan madu, atau minyak wangi sekalipun. Ia tetap
pahit walaupun dituangi dengan serba harum-haruman, dipulasi bedak yang serba
wangi, atau ditaburi kembang yang sudah diolah serba harum.
Demikian jugalah
orang durjana itu, ia tidak dapat diperbaiki dengan dijelek-jelekkan ataupun
disanjung-sanjung.
336 Terjemahan
Tujuan utama dari ilmu pengetahuan ialah
menghilangkan kemabukan, tetapi orang durjana malah sebaliknya, pengetahuan itu
menyebabkan kemabukannya dan menambah gelap mata pikirannya buta tak tahu
tujuan dunia.
Jadi pengetahuan itu tidak berdaya seperti sinar matahari yang
mengusir kegelapan dan membuat terang pandangan manusia, tetapi sinar itu
malahan menyebabkan si burung hantu itu silau, buta dan menjadikan gelapnya
dunia ini baginya.
337 Terjemahan
Adapun hal-hal yang menyebabkan kemabukan bagi si durjana
ialah widya, dhana, abhijana, widya artinya ilmu pengetahuan.
- Widya mada maksudnya ialah mabuk karena ilmu pengetahuan [dhana artinya mas permata serta segala kemegahan].
- Dana mada ialah mabuk karena disebabkan oleh harta benda.
- Abhijana mada artinya mabuk karena kelahiran [wangsa] tinggi.
338 Terjemahan
Kalau dibanding-bandingkan, besi itu adalah lebih baik dari
pada hati seorang durjana. Karena besi itu pada akhirnya bisa dibengkokkan,
dapat dilipat dapat pula disambung satu dengan lainnya bisa meleleh jika
dipanasi.
Tetapi tidaklah demikian bagi sorang durjana itu sifatnya keras,kaku
dan kasar.
339 Terjemahan
Aku heran melihat sifat manusia durjana, sebab luar biasa
pandainya menyelubungi kejahatannya.
Dalam hal berbuat kejahatan, tidak bedanya
dengan api dalam sekam, apinya tidak tampak, tiba-tiba menghanguskan.
340 Terjemahan
Aku sedih melihat sifat manusia di dunia ini. Yang
menyebabkan demikian ialah bahwa dalam keseluruhan sang sadhu, jika sang sadhu
mengalami duka atau hal-hal yang mengguncangkan iman beliau, maka hal itu
adalah kejadian-kejadian yang membahagiakan bagi orang durjana.
341 Terjemahan
Dan lagi tabiat sang durjana ialah walaupun sekecil biji
sawi kesalahan sang sadhu itu pasti akan dilihatnya juga, padahal kalau dosanya
sendiri, walaupun sebesar buah maja tidak akan terlihat olehnya.
342 Terjemahan
Lagi pula tabiat durjana itu begini : kalau sang sadhu amat
senang menghormat dan bersujud dengan sopan santun kepada orang-orang suci.
Tetapi
tidaklah demikian si durjana yang bersifat sebaliknya, ia sangat berbahagia
jika ia dapat mencerca, memaki dan membuat susah orang-orang mahapurusa [orang
suci berbudi agung]
343 Terjemahan
- Apabila orang kaya raya tidak melakukan dana-punia [sedekah, zakat],
- orang miskin tetapi sombong dan kaku hatinya,
- orang yang tidak berpengetahuan tetapi angkuh dan takabur,
344 Terjemahan
- Orang yang mencela dan marah terhadap orang yang berbuat salah, tetapi ia sendiri malah melakukan juga perbuatan yang katanya tidak patut itu, ia adalah orang yang bodoh.
- Dan orang yang suka marah-marah kepada orang di bawah kekuasaannya sedangkan ia sendiri tidak dapat menguasai kemarahannya sendiri, maka orang yang demikian itu disebutkan sebagai puncaknya kebodohan.
345 Terjemahan
Bagi seorang berhati jahat, kata-kata manis dan lemah lembut
dan menawan hati itu, dianggapnya sebagai pertanda kelemahan dari seseorang.
Sebabnya ialah karena ia tidak sadar bahwa untuk membuktikan kemurnian emas
ialah semakin tinggi karat emas itu semakin lunaklah ia, dibandingkan dengan
batu ujian.
346 Terjemahan
Andaikan seorang sadhu, suatu ketika meminta bantuan kepada
orang yang tidak sadhu. Maka orang yang tidak sadhu itu akan menganggap dirinya
manusia besar [karena dimintai bantuan] walaupun telah diketahuinya betapa ia
disebut-sebut tidak sadhu.
347 Terjemahan
Adapun orang bijaksana walaupun beliau mendengar segala
pembicaraan yang baik maupun yang buruk, namun pembicaraan-pembicaraan yang
berguna saja yang beliau perhatikan sebagaimana kebijaksanaan unggas angsa yang
meminum susu bercampur dengan air, hanya susunya saja yang ditelannya.
348 Terjemahan
Adapun sang sadhu itu walaupun didorong-dorong supaya
melakukan perbuatan yang tidak benar, takkan beliau menghiraukan dorongan itu,
bahkan takkan didengarkan oleh beliau.
Tetapi si jahat, walaupun dihalangi dari
perbuatan jahat, dilakukannya juga kejahatan itu.
349 Terjemahan
Bahwasannya walaupun sempurna pengetahuan seseorang dalam
ilmu pengetahuan tetapi jika ia bersifat jahat, maka sia-sialah [pengetahuan
yang tinggi itu], karena sesungguhnya untuk suluh agar bertabiat yang baiklah
kegunaan dari pengetahuan itu.
Demikian juga mas kekayaan yang ada pada si kikir,
sia-sialah [kekayaan itu] karena sebenarnya untuk didermakan, untuk
disumbangkan demi ketinggian dharmalah kegunaan dari mas kekayaan itu.
Demikian
pulalah jerih payah orang yang tidak beruntung, yang bersikap sembrono, maka
akan sia-sialah segala usahanya. Demikian pula kesaktian yang dimiliki orang
yang penuh dosa dan berbudi rendah akan sia-sialah kesaktian itu karena
kesaktian itu akan berguna jika digunakan untuk menjaga keselamatan sang sadhu.
350 Terjemahan
Tegasnya ialah bahwa ilmu pengetahuan itu kalau dimiliki
oleh orang jahat tentu sia-sia dan lenyap kesuciannya, seperti air yang
terletak dalam tengkorak kepala atau seperti air di dalam swadrti.
Swadrti
artinya kulit kambing yang diolah dibentuk sebagai kantong ataupun cawan tempat
air pembasuh, ataupun sebagai kulit srigala yang dipakai alat pembasuhan.
Itulah swadrti namanya.
Betapakah mungkin akan suci air yang bertempat yang
sudah tercemar karena terpengaruh oleh tempatnya yang kotor [tidak suci].
Demikian
pulalah ilmu itu kalau terdapat pada orang yang berbudi rendah [penjahat]
tentulah sia-sia [dan malah berbahaya] karena tidak dimanfaatkan sebagaimana
mestinya.
351 Terjemahan
Meski pengetahuan kebathinan yang utama sekalipun kalau itu
merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh seorang jahat, sia-sialah [dan malah
membahayakan] pengetahuan bathinitu, karena sesungguhnya pengetahuan bathin itu
tidak sampai pada tujuan utamanya sebagai pengetahuan kebathinan, kalau tidak
dikuasi oleh seorang sadhu, orang jujur. Hal ini sama denga ekornya srigala
yang tidak mampu menutupi kemaluannya dan tidak pla dapat mengusir ataupun
membuhuh nyamuk, lalat dan serangga lainnya. Demikianlah sia-sianya pengetahuan
bathin jika dimiliki oleh orang yang berbudi rendah.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.