BAB XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI



300 Terjemahan
Karena itu gantilah dan terjunlah ke dalam pergaulan. Karena sesungguhnya sangat cepat menularnya kepandaian itu kepada orang yang sungguh-sungguh bergaul dengan orang pandai. Sebagai juga halnya dalam proses membuat minyak wangi maka bau bunga, akan meresap kepada kain, air, minyak dan tanah karena persentuhannya dengan kembang itu.

301 Terjemahan
Karena itu akan menjadi lebih rendahlah budi kita kalau selalu dengan orang yang budi hina; jika bersahabat dengan orang yang berbudhi sedang-sedang, akan berbudi demikianlah kita jadinya. Dan jika orang yang berbudi utama dipakai sahabat, utama pulalah jadinya budi kita.

302 Terjemahan
Meski hanya sedikit saja kepandaian tetapi kalau terus bersahabat dengan orang-orang yang pandai, kepandaian itu akan bertambah meluas. Sebagai halnya setetes minyak yang jatuh ke dalam air jernih, meluaslah minyak yang setetes itu di dalam air itu.

303 Terjemahan
Walaupun banyak keahlian tetapi jika bersandar pada orang yang tidak mempunyai dasar sama sekali, maka mengecil dan terpendamlah keahlian itu, tidak kelihatan manfaatnya. Tak beda dengan bayangan gajah pada cermin kecil, menjadi kecil pulalah nampaknya gajah itu sebesar wadahnya.

304 Terjemahan
Karena itu janganlah sampai kita tidak mempunyai ilmu pengetahuan. 
Siapkan diri dan kejarlah ilmu. 
Janganlah sampai terlibat pada perbuatan-perbuatan dosa. Karena orang yang rendah budi yang disebabkan oleh karena tanpa ilmu ia adalah merupakan musuh dirinya sendiri.

305 Terjemahan
Yang patut diusahakan ialah kalau bergaul, bergaullah dengan sang sadhu [orang berbudi tinggi] kalau menjalin hubungan kekeluargaan, jalinlah dengan sang sadhu. 

Walaupun berdebat, apalagi kalau bersahabat, hendaklah diusahakan dengan orang sadhu, karena akibatnya tidak mungkin akan timbul kerendahan budi.

306 Terjemahan
Adapun tingkah laku sang sadhu, 
  • tidak sombong waktu dipuji, 
  • tidak kecil hati kalau dicela, 
  • tidak dipengaruhi oleh rasa marah,
  • tidak mungkin akan berkata-kata kasar,
  • tetap teguh iman dan suci hatinya.
307 Terjemahan
  • Lagi pula seorang sadhu tidak memikirkan kesalahan orang lain,
  • tidak akan mempercakapkan kejelekan orang lain. 
  • Hanya kepandaian dan tabiat orang lain yang baik saja yang diingatkannya.
  • Tidak ada kemungkinan menyeleweng dari perbuatan-perbuatan yang benar,
Beliau disebut juga Purusottama [manusia utama wisnu].

308 Terjemahan
  • Kesimpulannya sang sadhu juga disebut orang Upasama, selalu merendahkan diri karena banyaknya kepandaian dan pengetahuannya, seperti halnya padi, yang merunduk karena berat buahnya, ataupun halnya dahan kayu yang merunduk oleh lebat buahnya.

309 Terjemahan
Adapun sang sadhu ialah, 
  • beliau tidak boleh membicarakan kesalahan-kesalahan orang lain, apalagi kalau menggunjingkan dari belakang. 
  • Beliau tidak suka kalau tidak membantu kalau melihat orang lain menderita. 
  • Tidak pernah menghina, 
  • suka melindungi dan belas kasihan kepada orang yang meminta pertolongan. 
Oleh karena itu patutlah beliau diladeni dengan baik.

310 Terjemahan
Adapun orang yang begini keadaannya yaitu besar kewibawaannya, pandai dalam ilmu pengetahuan, dihormati dan berkedudukan terhormat tetapi tidak sampai lupa daratan, tidak bersemangat tinggi, tidak bertingkah laku kasar, ialah yang sesungguhnya pantas disebut orang berbudi.

311 Terjemahan
Kalaupun tidak mampu mengikuti tingkah laku orang yang berjiwa besar seluruhnya, karena memang amat bamyak dan berat syarat-syaratnya, apabila sebagianpun bolehlah diikuti, disesuaikan pada kemampuan diri sendiri [asal tetap pada garis kebenaran] karena [walaupun sedikit usaha kita namun] mampu juga menolong kita dari penderitaan, menolak kita masuk neraka.

312 Terjemahan
Lagi pula bukan saja manusia dan berjuta-juta makhluk lain yang cinta terhadap orang sadhu, bahkan Sang Hyang Atmapun cinta kasih terhadap orang yang berbudi pekerti suci, cinta kasih sebagai terhadap atma itu sendiri.

313 Terjemahan
Orang budiman melakukan segala kebaikan untuk orang lain itu bukanlah karena didorong oleh keinginan mendapat balasan. Adapun segala usaha itu adalah wujud dari pekerti seorang sadhu adanya. 
Demikianlah sifat baik dari seorang Mahapurusa [yang berjiwa besar] dan demikian pulalah segala usaha yang dilakukan beliau yang tanpa mengharapkan pahala untuk diri sendiri.

314 Terjemahan
Kesimpulannya, usahakan benar-benarlah memegang teguh budi laku seorang sadhu. Adapun harta dan lain sebagainya itu tidaklah tepat untuk dipegang teguh karena sifat harta benda itu tidak datang dan pergi, tidak dapat dikawal walau dengan sangat berhati-hati sekalipun. Lagi pula tidak semua orang yang hidup berkekurangan dapat disebut miskin. 
Walaupun miskin harta tetapi kalau kaya akan budi susila luhur, kaya rayalah disebutkan orang itu. 
Sedangkan sebaliknya walaupun kaya akan harta benda tetapi kalau dursila [rendah budi] miskinlah ia disebut orang. Keadaan yang demikian sama dengan kematian adanya.

Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini