BAB III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]


Sarasamuscaya bab 3 menguraikan tentang keagungan dharma ( kebajikan ), yaitu untuk mendapatkan harta wajib selalu didasarkan atas dharma.

12. Terjemahan
Tetapi sebenarnya arti dharma ialah bahwa untuk mendapatkan harta dan kepuasan nafsu, dharma itulah dilaksanakan terlebih dahulu, karena jika sudah demikian tidak boleh tidak, harta dan kepuasan nafsu itu pasti akan didapat. Sebaliknya, tidak akan ada artinya mendapatkan harta dan kepuasan nafsu jika menyimpang dari ajaran dharma.

13. Terjemahan
Bagi orang yang tahu [akan rahasia hidup] hanya mereka yang bersifat dan berlaksana dharmalah yang dipuji dan dicintainya karena merekalah [sebenarnya] telah berhasil mendapatkan kebahagiaan sejati. Beliau tidak memuji orang yang kaya dan orang yang mendapat kepuasan nafsu, sebab mereka itu tidaklah sebenarnya menikmati kebahagiaan sejati, selama ada sifat angkuh dan masih dapat digoda oleh harta dan nafsu.

14. Terjemahan
Dharma adalah merupakan jalan untuk sampai ke sorga, seumpama perahu laju yang merupakan alat bagi saudagar untuk melintasi samudra.

15. Terjemahan
Kendati bagaimana teliti [tekun]nya orang berusaha mencapai harta, kesenangan [kepuasan] dan moksa [kebebasan abadi], namun adakalanya juga tidak berhasil, tetapi jika orang teliti [tekun] melakukan kebenaran [dharma] sebagai dasarnya, pasti akan berhasil, walau hanya baru dalam pikiran saja, hasilnya sudah pasti.

16. Terjemahan
Seperti halnya matahari yang terbit menghilangkan kegelapan alam, demikian juga halnya orang yang melakukan kebenaran, akan menghilangkan segala penderitaan hidup.

17. Terjemahan
Setiap orang, tidak perduli apakah ia berkedudukan rendah, menengah, ataukah tinggi, asal saja dalam hatinya bersemayam kemauan untuk berbuat baik, pasti tercapailah segala apa yang dicita-citakannya.

18. Terjemahan
Dan lagi kemudian dharma ialah bagi mereka yang sedang mengejarnya, ia seolah-olah pelindung hidup yang sangat berguna. Sedangkan bagi para pendeta [yang telah melaksanakan dharma] dharma itu adalah merupakan pembantu utama. Tegasnya bahwa dharma dapat menyelamatkan kita dalam hidup di tiga dunia ini.

19. Terjemahan
Berbahagialah ia yang tidak tergoyahkan keteguhan hatinya budhinya dan teguh dalam melakukan dharma [kebenaran]. Ia tidak akan menyusahkan oleh saudara-saudara dan sahabat-sahabatnya, walaupun ia sampai berkelana meminta-minta sedekah untuk melanjutkan hidupnya. Demikian kata orang bijaksana.

20. Terjemahan
Kesimpulannya, seperti halnya air yang menggenangi tempat tebu, bukan hanya tebu saja yang mendapatkan air, tetapi juga rumput-rumput, tumbuh-tumbuhan mejalar dan segala apa yang ada di dekat tebu itu akan medapatnya. Demikian jugalah halnya orang yang berlaksana dharma, tentu harta, kepuasan hidup dan kemashuran itu akan didapatnya juga sambil lalu.

21. Terjemahan
Adapun orang yang melakukan perbuatan yang baik [benar] ia di kelak kemudian hari akan menjelma dari sorga, menjadi orang yang tampan [cantik], gunawan, berkedudukan tinggi, kaya raya, dan bersifat pahlawan; itulah yang didapatinya sebagai pahala dari hasil perbuatannya yang baik [benar].

22. Terjemahan
Lagi pula meski di semak-semak, di hutan, di jurang, di tempat-rempat yang berbahaya, di segala tempat yang dapat menimbulkan kesusahan, baik di dalam peperangan sekalipun, tidak akan timbul bahaya menimpa orang yang senantiasa melaksanakan dharma, karena perbuatan baiknya itulah yang melindungi.

23 Terjemahan
Di samping itu pula, istri cantik dan anak putri yang ayu serta pantas dengan segala apa yang dipakainya, pandai menghibur laki-laki dan rumah tangga yang asri, besar bertingkat, ruang tamu yang penuh serta dihiasi dengan pakaian-pakaian, perhiasan indah-indah, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu bisa dimiliki oleh orang yang berbuat kebajikan.

24 Terjemahan
Karena sesungguhnya kekuatan, perbekalan dan kendaraan itu akan menyebabkan dirinya datang pada orang yang melakukan tindakan berjasa, seperti halnya katak yang mendekatkan dirinya pada sumur, dan sebagai burung bangau yang mendatangi telaga.

25 Terjemahan
Oleh karena itu orang yang telah sadar, menganggap bahwa di dalam usahanya mencari pengetahuan dan harta benda itu adalah cukup banyak waktu, tetapi dalam usaha mencari dharma [kebenaran], waktunya sangatlah singkat karena seolah-olah maut sudah siap untuk merenggut jiwanya; oleh karena itu cepat-cepatlah untuk berusaha mencari dharma.

26 Terjemahan
Jika orang itu telah sadar bahwa maut telah siap sedia di atas kepalanya untuk merenggut jiwanya, maka orang pasti merasa tidak ada selera untuk makan, lebih-lebih akan berbuat dosa [adharma].

27 Terjemahan
Maka dari itu adapun tingkah laku sebagai manusia, jika sedang umur muda dan badan sedang kuat, pergunakanlah sebagai sarana untuk berbuat dharma [kebajikan], mencari harta benda dan ilmu pengetahuan, sebab kekuatan waktu tua tidak sama dengan waktu muda, tak bedanya ilalang yang telah tua, semua roboh hilang ketajamannya.

28 Terjemahan
Dan lagi, keadaan upasama, yang disebut upasama ialah masa muda, [suatu saat] keadaan upasama atau keremajaan itu akan kedatangan masa tua hal yang mana ditandai oleh berkurangnya unsur tenaga di dalam tubuh misalnya mengendornya urat-urat empedu dan kelenjar-kelenjar dan lender-lendir.

29 Terjemahan
Adapun keadaan menjadi manusia [makhluk hidup] ini ialah bahwa masa muda adalah pengganti dari masa bayi dan masa muda  digantikan oleh masa tua, jika sudah bertemu dengan masa tua ini, berarti sudah berada dipelukan maut, karena apalah penggantinya lagi selain dari kematian juga. Maka dari itu usahakanlah untuk berbuat dharma dalam masa hidup.

30 Terjemahan
Oleh karena segala macam penyakit [kekacauan hidup] itu merupakan pengemudi dari kematian, yang menyebabkan hidup ini menjadi berkurang, kekurangan hidup mana [mempercepat] datangnya kematian, maka dari itu janganlah lengah, hendaknya selalu berusaha berbuat baik yang akan menuntun anda kea lam baka.

31 Terjemahan
Oleh karena itu pergunakanlah sebaik mungkin kemampuan yang ada sekarang selaku masih muda untuk melaksanakan ajaran dharma, sebab hidup ini tidak kekal adanya; dan siapkah kiranya dapat mengetahui saat datangnya maut atau siapa pula yang dapat mengetahui saat datangnya maut atau siapa pula yang dapat memberitahukan akan datangnya kematian itu.

32 Terjemahan
Sebab semua sanak keluarga itu, hanya sampai di pembakaran [kuburan] batasnya mengantar. Adapun yang ikut sebagai teman bagi jiwa di alam baka ialah perbuatan baik atau buruk itu jualah adanya. Oleh karena itu berusahalah berbuat baik yang akan merupakan sebagai sahabat yang akan menuntun jiwamu ke alam baka kelak.

33 Terjemahan
Pada saat kematian, tinggalah jasmani yang tak berguna ini, yang pasti akan dibuang, taka da bedanya dengan pecahan periuk. Nah itulah yang dipeluk oleh keluarga untuk sementara waktu dan pada akhirnya mereka akan meninggal juga. Hanya itulah yang dapat dilakukan oleh sanak keluarga secara langsung. Maka dari itu usahakanlah berbuat dharma sebagai  sahabatmu untuk mengantarkan engkau mencapai alam kehidupan dan kebebasan abadi.

34 Terjemahan
Sesungguhnya dhrma [kebenaran] itu adalah keindahan dan kewibawaan sejati. Sesungguhnya pikiran yang benar itu tahan uji terhadap panas dan dingin, yang merupakan obat dan pensucian dan pelebur dosa. Sesungguhnya  kebenaran itulah harus kau ingat-ingat dan pelajari selalu sehingga engkau jadi mahir meresapi akan tujuan serta kedalaman maknanya. Inilah yang dinamai kehidupan yang amat bahagia. Sesungguhnya ahimsa [orang yang tidak membunuh-bunuh] dan orang yang tidak pernah marah akan mencapai kebahagiaan yang sejati.

35 Terjemahan
Sesungguhnya hanya satu saja tujuan agama; seharusnya tidak sangsi lagi orang tentang yang disebut kebenaran, yang dapat membawa ke sorga moksa. Semua menuju kepadanya. Akan tetapi masing-masing berbeda caranya. Hal itu disebabkan oleh kebingungan, sehingga yang tidak benar dibenarkan; ada yang menyangka, bahwa di dalam gua yang besarlah tempatnya kebenaran itu.

36 Terjemahan 
Oleh karena itu, duhai anakku, janganlah angkuh terhadap orang tua, janganlah segan-segan bertanya dan minta pelajaran-pelajaran kepada beliau, sebab dharma itu sama halnya seperti ular, yang sukar akan diketahui ke mana perginya atau dari mana datangnya, mungkin dari utara, mungkin pula dari selatan datangnya ular itu.
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini