BAB XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
Pada sloka atau bab 23 kitab Saracamuscaya diuraikan tentang cara mengatasi nafsu atau keiinginan yang berlebihan.
Yang dimaksud dengan sifat
matinya indria itu ialah kalau indria itu bergerak atau berfungsi dengan
sewajarnya pada bidangnya masing-masing. Turutilah itu. Yang dihindari oleh
pendeta [orang bijaksana] hanyalah yang menjurus pada kesenangan yang
membutakan, yang mengobarkan hawa nafsu, dan yang tidak menghasilkan dharma
kebajikan.
Yang demikian itulah yang beliau hindari.
413 Terjemahan
Adapun jika bersungguh-sungguh
berupaya untuk menolak hawa nafsu, maka janganlah mengidam-idamkan, janganlah
mengkhayal-khayalkan, jangan pula meraba-raba dan memperhatikan hal-hal yang
merangsang nafsu.
Jika itu dapat dilaksanakan niscaya hilanglah pengaruh nafsu
itu.
414 Terjemahan
Karena nafsu itu menimbulkan
kegoncangan pikiran, dan kalau ia tidak dikekang, maka merajalelalah ia.
Itulah yang dibinasakan oleh pendeta karena beliau sadar akan akibat jahatnya nafsu
dan karena beliau telah mendalami hakekat kebenaran dari dunia kebendaan ini.
415 Terjemahan
Karena itu camkanlah
tatwa wicchedhana yaitu kesadaran akan hakekat kebenaran benda, dan beliau sadar
akan ksanikadi yaitu sifat binasanya benda-benda dan lain sebagainya itu. Pula
beliau sadar akan ketidak langgengan hidup di mayapada ini. Beliau terus
berupaya untuk mencapai kedamaian karena ia yang telah memiliki rasa damai,
jiwa besar dan pandangan luas akan terkenal di dunia.
Di manapun ia berada akan
mendapati kemewahan dan penghormatan.
Karena apa ?
Ialah karena semua makhluk
merasa sayang padanya.
Seperti halnya orang memakai terompah, ke manapun tanah
dipijak semuanya adalah baik [tidak ada duri atau kerikil menyakiti kaki].
Demikianlah orang yang berhati damai adalah sumber kebahagiaan bagi benda dan
makhluk lain.
416 Terjemahan
Karena, segala macam palawija
sebagai padi, jawaut yang tumbuh di atas bumi, juga mas, perak, sandang, hewan,
wanita cantik dan lain-lainnya bukanlah milik orang seorang, milik bersama untuk
tujuan yang sama.
Ataupun kalau sesuatu benda itu dimiliki oleh seseorang,
namun nyatanya ia tidak akan memberi ketentraman serta tidak akan memuaskan
hati.
Karena kesadaran akan hakekat kenyataan yang demikianlah maka
pendeta menjadikan kesentosaan sebagai milik beliau.
417 Terjemahan
Adapun cara-cara beliau ialah
tidak mengenang-ngenangkan kembali yang beliau telah rasakan kegunaanya,
kenikmatannya, keindahannya serta semua keistimewaannya. Semua itu beliau
singkirkan.
Dengan kuatnya beliau menahan diri dari pengaruh-pengaruh hal-hal
yang lezat itu sehingga akhirnya lenyaplah rasa kehausan beliau akan kebendaan.
418 Terjemahan
Karena seseorang itu pasti
menderita duka bila bercerai dengan yang dikasihinya, besar cinta kasihnya
hingga menyebabkan selalu terkenang olehnya segala kenikmatan. Semua
keistimewaannya itulah yang menyebabkan timbulnya keprihatinan, kesedihan,
kenestapaan hati.
Kalau kejelekan-kejelekannya yang dikenang, segala
kekurangannya diingat, tentu lenyaplah rasa cinta kasih itu.
Dan akibatnya,
lenyap pulalah kedukaan hati karena ditinggal pergi.
419 Terjemahan
Dalam setiap usaha, hindarkanlah
tidur yang berkelebihan itu, karena tidur dan mimpi itu menimbulkan kerusakan.
Karena apa, ialah karena impian dan tidur itu menimbulkan rajah tamah [nafsu
dan kegelapan] yang meliputi hati kita.
420 Terjemahan
Oleh karenanya, adapun cara-cara
untuk mendapatkan kebaikan ataupun kebahagiaan dan hidup senang, apalagi bagi
yang sudah mengesampingkan nafsu kedunawian, ada beberapa hal yang dihindarinya, yaitu
- jangan keluyuran pada waktu malam,
- jangan banyak tidur pada waktu siang hari,
- jangan bermalas-malas,
- jangan ketagihan untuk bersenggama,
- jangan sombong dan mabuk-mabuk,
- jangan lesu,
- tidak bertabiat rendah dan berlaku kasar,
- tidak mengumbar hawa nafsu.
421 Terjemahan
Usahakan benar-benarlah
pengendalian pikiran itu, karena jika pikiran tidak terkendalikan nafsu itu
akan merajalela, ia akan berkuasa sekehendaknya. Sungguh tidak kepalang
jahatnya kehidupan yang demikian, pasti mengakibatkan kehancuran. Dan barang
siapa yang suka akan hal yang demikian pasti akan menemui malapetaka.
422 Terjemahan
Karena orang yang menuruti
kemauan indria yang merajalela dalam hidupnya, tidak mungkin akan pernah puas,
dan tidak mungkin merasakan kedamaian hati. Tidak bedanya sebagai ayam hutan
yang kepanasan lalu mencari tempat bernaung pada bayangan burung elang yang
sedang melayang. Betapa mungkin ia akan mendapat ketenangan dalam bernaung itu.
423 Terjemahan
Tidak mungkin akan berakhir
keinginan nafsu birahi itu walaupun ia penuhi dengan apa yang diingininya.
Semakin dituruti, semakin bertambah merajalela kebirahian itu. Seperti halnya
api yang berkobar karena disirami minyak. Tambah dituangi minyak, tambah
berkobarlah ia. Demikian pula halnya nafsu birahi itu.
424 Terjemahan
Di antara semua yang menimbulkan
nafsu birahi, tidak ada yang melebihi rangsangan perempuan, karena demikian
hebatnya mengakibatkan kedukaan. Karena bukankah perempuan nakal itu dinamakan
sebab musababnya ketidak baikan. Oleh karena itu hindarilah perempuan itu.
Mengenangkan saja hendaknya dihindari.
425 Terjemahan
Karena segala ketegangan yang
terjadi dalam masyarakat adalah disebabkan oleh perempuan nakal. Demikian pula
dalam setiap kesibukan jual beli atau pedagang, maupun dalam perselisihan paham
adalah disebabkan oleh perempuan nakal juga. Pendeknya, perempuan nakal itu
adalah sumber dari kesedihan. Karena itu janganlah sampai terjerat oleh nafsu
terhadap perempuan nakal.
426 Terjemahan
Kematian, pracchandanila yaitu
angina topan hebat yang tidak ada taranya, dewa maut, badawa-nala atau yang
disebut “api berkepala kuta” yaitu api yang berada di dasar bumi, tajamnya
pisau cukur, racun “kala kuta”, ular berbisa, api “prakupita”, yaitu api yang
menyala amat dahsyat. Percampuran dari semua yang tersebut di atas itu,
menjadilah perempuan nakal. Jikapun dipilih-pilihdi antara semuanya salah satu
sajapun sudah merupakan hakekat dari pada yang dinamakan permpuan nakal adanya.
427 Terjemahan
Karena perempuan nakal itu
sedemikian rupa gayanya merayu dan pandangan sayu, sehingga bagi orang yang
mabuk kepayang, gaya yang sedemikian itu adalah sebagai tali penjerat, suatu
hal yang berbahaya bagi mereka yang tertipu. Perempuan nakal itu sama halnya
dengan jarring, pukat dan jala yang dibuat hanyalah untuk memancing dan
menjaring ikan. Juga sama dengan sangkar yang dibuat untuk mengurung burung.
428 Terjemahan
Bagi seorang permpuan nakal,
tidak ada yang tidak boleh didatanginya. Ia tidak akan berpikir begini : “Ah
aku tidak boleh ke sana karena keadaanku begini, sedang dia itu hidupnya
demikian rupa dan demikian tekunnya ia”. Perempuan nakal tidak akan mempunyai
pertimbangan seperti itu. Ia akan langsung menuju sasarannya dan ia tidak akan
perduli apa itu orang tua, apa orang muda. Tidak perduli dia adakah orang itu
taman ataupun jelek rupanya. “Ia adalah laki-laki”, hanya itu yang
dipikirkannya ketika perempuan nakal itu ada dalam gejolak nafsunya.
429 Terjemahan
Kesimpulannya ialah bahwa
perempuan nakal, pada umumnya berprilaku rendah, tak dapat dibendung walaupun
dibujuk-bujuk agar agar berlaku yang baik. Jika ia tampaknya tunduk pada
suaminya, bukanlah karena ia mematuhi apa isi nasihat itu, tetapi yang
menyebabkan ia tidak berbuat curang ialah karena ia tidak ada yang menggoda
atau karena takutnya atau disebabkan oleh penghinaan.
430 Terjemahan
Walaupun ilmu yang dimiliki oleh
bhagawan Sukra, serta ilmu yang dimiliki oleh bhagawan Wrhaspati, digabungkan
keduanya, dan sudah dikuasai serta dibiasakan denan setiap hari diusahakan
pelaksanaannya, namun kecerdikan perempuan nakal itu adalah jauh lebih baik
tidak dikuasai adanya tidak mungkin diketahui kemampuannya,
walaupunpenguasaannya serta pelaksanaannya diusahakan setiap hari. “Aku sudah
kewalahan. Apakah upaya yang harue dilakukan oleh laki-laki yang bertanggungjawab
atasnya ?”
431 Terjemahan
Walaupun seluruh kayu-kayuan yang
tumbuh di muka bumi ini dicampakkan ke dalamnya, api itu tidak akan terpuaskan
adanya, pasti tidak terpadamkan, malah semakin besarlah nyalanya oleh umpanan
kayu-kayuan itu. Demikian lautan itu tidak kenyang-kenyangnya meminum air dari
sungai-sungai; demikian maut itu, tidak henti-hentinya memangsa jiwa setiap
makhluk hidup. Demikian juga yang dinamai perempuan nakal tak akan
terhentikanlah nafsunya dengan persenggamaan.
432 Terjemahan
Kalau diuraikan, tidak akan
habis-habisnya jumlah kesalahan-kesalahan [kelemahan-kelemahan] pihak perempuan
nakal. Kalaupun seandainya ada orang yang mempunyai lidah seribu buah, dan ia
hidup selama seratus tahun, dan jangan dia diberikan mengerjakan pekerjaan
apa-apa lagi selain dari menuraikan dosa wanita [nakal], pasti tak akan
terselesaikan olehnya menguraikan kelemahan-kelemahan itu walaupun sampai
ajalnya tiba.
433 Terjemahan
Lagi pula perempuan nakal itu
dapat diandaikan sebagai api membara sedangkan laki-laki itu sama dengan
minyak. Dikatakan, setiap laki-laki itu datang mendekat ke tempat perempuan
itu. Niscaya hancur tanpa tenaga ia. Tetapi kalau teguh iman laki-laki itu
dalam mengikuti prilaku baik, tidak dipengaruhi oleh perempuan itu, pasti ia
tidak dapat dirusak, tetap akan diliputi kebaikan-kebaikan dalam hidupnya.
434 Terjemahan
Kenyataannya perempuan nakal itu
tidak lain adalah tipu daya, serta sumber bencana yang terjadi dari unsur
kemarahan dan iri hati, oleh karenanya patut dihindari oleh orang suci
bijaksana. Ia tidak bedanya dengan segala hal yang tidak suci, menjujukkan dan
sangat kotor.
435 Terjemahan
Sudah menjadi kodrat dari
perempuan nakal itu untuk mencelakan laki-laki, menyebabkan kesakitan dan kesedihan,
menggagalkan semua pekerjaan. Sadarlah hendaknya para pendeta, oleh karenanya
berusahalah hendaknya menjauhi perempuan nakal.
436 Terjemahan
Ada suatu bagian dari tubuh
perempuan, sangatlah menjijikkannua, tapi merupakan puncak dari kegairahan
nafsu, patut dibenci dan benar-benar dihindari : janganlah berpikir :
“{kasihan] bahwa perempuan [nakal] itu tidak akan pernah puas oleh laki-laki
sehingga perlu selalu diberi cinta kasih”. Kalau demikian pikiran laki-laki,
bagaimana akan bersikap tanpa nafsu dan tanpa pamerih.
437 Terjemahan
Sebab di mayapada ini [di dunia
fana] seorang pendeta yang bijaksana pula, tidak akan ia dinodai oleh dosa,
dikuasai dirinya dari rangsangan bagian tubuh wanita tersebut, dan dianggapnya
sebagai kulit rusa berkaki dua saja.
438 Terjemahan
Pada kulit rusa kaki dua [yaitu
perempuan] itu ada sebagai luka yang terbuka terus tersembuhkan, yaitu untuk
jalan lalunya air seni dan darah dan yang dibasahi oleh keringat [lender] dan
yang serba kotor. Inilah justru yang diicar-incar oleh seluruh dunia sampai
membuat tuli serta kebelinger [laki-laki] olehnya.
439 Terjemahan
Adapun luka itu walaupun
digesek-gesek setiap hari, tetapi ia tidak rapuh, dan juga tidak rubuh
pinggir-pinggirnya, tidak terrongrong sampai ke dalam, malahan yang menggali
itu juga menjadi lemas, kehabisan tenaga dan kehabisan harta.
440 Terjemahan
Kataku, sangat menjijikkan luka
itu, mengeluarkan segala kotoran yang ada pada badan, konon tak dapat
terkendalikan karena tarikan selaput lemaknya yang sangat kuat dan selalu
meronta-ronta. Itulah yang menimbulkan nafsu, cinta kasih di dunia ini. Aku
sangat heran melihatnya, dan tidak terkirakan bencana yang menimpa dunia ini
kalau yang mempunyainya adalah perempuan nakal.
441 Terjemahan
Oleh karena itu hindarilah wanita
yang demikian itu jangan hiraukan kata-katanya, malahan jangan didengarkan
bisik-bisiknya, jangan diingat-ingat wajahnya, apalagi kalau ia seang telanjang
bulat karena melihat keadaan demikian, mendengarkan ucapan-ucapan demikian, itu
menyebabkan bangkitnya nafsu.
442 Terjemahan
Janganlah tidak waspada, jangan
menyendiri bersendagurau berdua-duaan dengan ibumu, keluargamu wanita, pun juga
dengan anakmu wanita, karena sangat cepat berpengaruhnya nafsu birahi katanya.
Sedangkan orang bijaksana [pendeta] sekalipun dapat terseret olehnya.
443 Terjemahan
Sebagai halnya api di dalam
rongga batang kayu, hingga hangus terbakar kayu itu disapu bersih tanpa ada
sisanya, hangus sampai ke cabang-cabangnya, batangnya dan akarnya. Demikianlah
melekatnya nafsu dan kedengkian di hati. Nyata-nyata ia menghilangkan dharma
[kebenaran], artha [harta benda] dan moksa [kebahagiaan bathin]. Selalu
berangkaian antara nafsu dengan rasa dengki. Di mana ada safsu [raga] di
sanapun ada rasa dengki [dwesa].
444 Terjemahan
Dan lagi soal nafsu ini, adalah
merupakan belenggu yang istimewa hanya nafsulah satu-satunya sebab dari adanya
ikatan itu yang taka da duanya lagi. Karena barang siapa yang luput dari ikatan
nafsu itu, pasti ia akan kembali ke dunia Brahma [Tuhan], dunia yang tanpa
penyakit, tanpa bahaya, tanpa ketakutan,, tanpa kematian. Dunia Brahma tempat
pengampunan Tuhan. Dunia Brahma namanya ialah dunia tanpa usia tua tanpa derita
tanpa bahaya, tanpa kematian. Nama lainnya ialah Nirwana.
445 Terjemahan
Adapunkelihatannya orang yang
sadar akan ikatan nafsu ialah kalau ia bisa mengendalikan kemarahannya, tidak
terpengaruh oleh kata-kata yang baik atau buruk, tidak sedih ia kalau
menderita. Dia itulah telah bebas dari ikatan nafsu namanya.
446 Terjemahan
Begini kataku, kalau ada orang
yang mengejek-ngejek dan menyebar luaskan hal dosa, yng tidak pernah dilakukan
ataupun kalau benar-benar hal-hal dosa itu pernah dilakukan, apa sebabnya kita
perlu marah. Jika tidak benar apa yang dituduhkan oleh orang itu atau apabila
benar ejekan-ejekan atau tuduhan-tuduhan yang dikatakan oleh orang itu karena
benar-benar perbuatan dosa itu dilakukan, tidak patut pula kita marah. Walaupun
tidak dikatakan oleh tentang dosa itu, walaupu tidak dituduhkan, namun melekat
juga dosa itu pada kita. Oleh karena bersabarlah terhadap benar atau tidaknya ucapan-ucapan
itu.
Kembali lagi ke pembicaraan tadi.
Seseorang yang dipengaruhi oleh raga yang artinya suka akan segala kepuasan.
Jika dirinya dikuasai oleh keinginan, ia menjelma menjadi kama nafsu, artinya
keinginan untuk bercumbu dan
bersenggama. Kalau melekat nafsu itu pada dirinya ia akan menjadi iccha. Iccha
artinya keinginan akan kekuasaan. Kalau menghebat iccha itu timbullah trsna.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.