BAB IX PENGETAHUAN YANG PALING RAHASIA
Bhagawad-gita bab 9 adalah tentang Raja Widya Rajaguhya Yoga yaitu hakikat Ketuhanan sebagai raja dari segala ilmu pengetahuan (widya).
Tuhan Yang Maha Esa adalah
tujuan tertinggi kegiatan sembahyang, sang roh mempunyai hubungan yang
kekal dengan Tuhan Yang Maha Esa melalui pengabdian suci bhakti yang bersifat
rohani. Dengan menghidupkan kembali bhakti yang murni, seseorang dapat
kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa di alam rohani.
9.1 Terjemahan
9.1 Terjemahan
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda:
Arjuna yang baik
hati, oleh karena engkau tidak pernah iri hati kepada-Ku, Aku akan menyampaikan
pengetahuan dan keinsafan yang paling rahasia ini kepadamu.
Dengan mengenal
pengetahuan rahasia dan keinsafan ini, engkau akan dibebaskan dari kesengsaraan
kehidupan material.
9.2 Terjemahan
Pengetahuan ini adalah rājā
pendidikan, yang paling rahasia di antara segala rahasia. Inilah
pengetahuan yang paling murni, pengetahuan ini adalah kesempurnaan dharma,
karena memungkinkan seseorang melihat sang diri secara langsung melalui
keinsafan.
Pengetahuan ini kekal dan dilaksanakan dengan riang. Dengan kata
lain, orang yang sungguh sungguh tekun dalam bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa
sudah dibebaskan dari segala reaksi.
Pernyataan ini dibenarkan dalam Padma
Purana:
***Dalam Padma Purana, kegiatan manusia yang berdosa sudah
dianalisis dan dibuktikan bahwa kegiatan berdosa itu adalah akibat rangkaian
dosa yang tertumpuk satu sama lain.
Orang yang sibuk dalam kegiatan yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala terlibat dalam berbagai tahap
dan bentuk reaksi dosa.
Misalnya, sebagai analogi, bila biji pohon tertentu ditanam, pohon tidak
segera tumbuh; pertumbuhan itu perlu waktu.
Pertama-tama, biji pohon itu adalah
semi yang kecil.
Kemudian pada tahap permulaan, pohon itu berbentuk bibit yang
kecil, lalu bibit itu berubah menjadi pohon.
Sesudah beberapa waktu pohon
berbunga dan berbuah.
Jika pohon sudah lengkap, buah dan bunganya dinikmati
oleh orang yang telah menānām bibit pohon itu.
Begitu pula, orang yang
melakukan kegiatan yang berdosa, bagaikan perkembangan bibit, dosa itu berbuah
sesudah beberapa waktu. Ada beberapa tahapan. Mungkin orang yang bersangkutan
sudah berhenti melakukan perbuatan yang berdosa, tetapi hasil atau buah
perbuatan yang berdosa itu masih harus diterimanya. Ada dosa yang masih dalam
bentuk benih, adapun dosa-dosa lain yang sudah berbuah dan kita harus menerima
akibatnya sebagai rasa duka dan rasa sakit.
Segala reaksi dosa, baik yang sudah berbuah, tersimpan,
maupun dalam bentuk benih, berangsur-angsur lenyap bagi orang yang menekuni
bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena itu, daya penyucian
bhakti sangat kuat, dan bhakti disebut pavitram uttamam, atau yang paling suci
dan murni.
Uttama berarti rohani dan melampaui hal-hal duniawi.
Tamas berarti
dunia material ini atau kegelapan.
Dan uttama berarti sesuatu yang melampaui
kegiatan material.
Kegiatan bhakti tidak pernah dianggap material, walaupun
kadang-kadang kelihatannya seorang penyembah sibuk seperti manusia biasa. Orang
yang dapat melihat dan mengenali bhakti dengan baik mengetahui bahwa bhakti
bukan kegiatan material.
Kegiatan bhakti semua bersifat rohani, tidak dicemari
oleh sifat-sifat material.
Dinyatakan bahwa pelaksanaan bhakti sangat sempurna sehingga
seseorang dapat melihat hasilnya secara langsung.
Hasil langsung itu
sungguh-sungguh dirasakan, dan kami sudah mengalami secara nyata bahwa siapapun
yang mengucapkan mantram gayatri secara terus menerus merasakan sejenis
kebahagiaan rohani dan Diri-Nya disucikan dari segala pencemaran material dalam
waktu yang singkat sekali. Kenyataan ini sungguh-sungguh tampak.
Di samping
itu, jika seseorang tidak hanya mendengar tetapi juga berusaha menyebarkan
amanat kegiatan bhakti, atau kalau dia tekun membantu kegiatan penyebaran
kesadaran Krishna, berangsur-angsur ia merasakan kemajuan rohani. Kemajuan
kehidupan rohani tersebut tidak bergantung kepada sejenis pendidikan atau
kwalifikasi sebelumnya. Cara bhakti dengan sendirinya begitu murni sehingga
hanya dengan menekuninya seseorang disucikan.
Dalam Vedanta-sutra (3.2.26) hal itu juga diuraikan sebagai
berikut: prakasas ca karmany abhyāsāt.
Bhakti begitu kuat sehingga hanya dengan
menekuni kegiatan bhakti seseorang pasti dibebaskan dari kebodohan."
Contoh nyata tentang hal ini dapat dilihat dalam penjelmaan Nārada dahulu.
Dalam penjelmaan itu kebetulan Nārada dilahirkan sebagai putera seorang
pembantu. Dia tidak terdidik, dan juga tidak dilahirkan dalam keluarga yang
mempunyai kedudukan tinggi. Tetapi pada waktu ibunya sibuk melayani beberapa
penyembah murni, Nārada pun menjadi tekun, dan kadang-kadang, bila ibunya
sedang ke luar, dia sendiri melayani penyembah-penyembah yang mulia itu.
Nārada sendiri berkata Dalam ayat Srimad-Bhagavatam
(1.5.25), Nārada mengatakan bahwa pada waktu dia masih anak-anak, dia sibuk
sebagai pembantu penyembah-penyembah murni tersebut. Mereka tinggal di sana
selama empat bulan. Pada waktu itu dia bergaul dengan mereka secara dekat.
Kadang-kadang resi-resi itu meninggalkan sisa-sisa makanan pada piringnya.
Kemudian anak yang mencuci piring itu ingin mencicipi sisa makanan mereka.
Karena itu, dia minta izin kepada penyembah-penyembah yang mulia itu. Setelah
diizinkan, Nārada mencicipi sisa makanan tersebut. Karena itulah ia dibebaskan
dari segala reaksi dosa. Nārada terus mencicipi sisa makanan resi-resi yang
mulia, sehingga berangsur-angsur hatinya menjadi sesuci resi-resi itu.
Para
penyembah yang mulia itu menikmati rasa bhakti yang dilakukan secara terus
menerus kepada Tuhan dengan cara mendengar dan memuji. Tahap demi tahap Nārada
mengembangkan rasa yang sama.
Nārada juga berkata:
Melalui pergaulan dengan para resi, berkembanglah minat
dalam hati Nārada untuk mendengar dan memuji kebesaran Tuhan, dan dia
mengembangkan keinginan yang besar untuk berbhakti.
Karena itu, sebagaimana
diuraikan dalam Vedanta-sutra, prakasas ca karmany abhyāsāt:
Kalau seseorang
hanya menekuni perbuatan bhakti, segala sesuatu akan terungkap kepadanya dengan
sendirinya, sehingga dia dapat mengerti.
Ini disebut pratyakṣa, yang berarti
dilihat secara langsung.
Nārada sebenarnya putera seorang pembantu. Dia tidak
mendapat kesempatan untuk disekolahkan. Dia hanya membantu ibunya. Untungnya ibunya
melayani para penyembah. Nārada yang masih anak-anak juga mendapat kesempatan,
dan hanya dengan pergaulan saja ia mencapai tujuan tertinggi segala kegiatan
dharma.
Tujuan tertinggi segala kegiatan dharma ialah bhakti, sebagaimana
dinyatakan dalam Srimad-Bhagavatam (sa vai pumsam paro dharmo yato bhaktir
adhoksaje).
Orang yang taat pada prinsip-prinsip dharma pada umumnya tidak
mengetahui bahwa kesempurnaan tertinggi kegiatan dharma ialah tercapai nya
bhakti.
9.3 Terjemahan
Orang yang tidak yakin dan tidak setia melaksanakan bhakti
ini, tidak dapat mencapai kepada-Ku wahai penakluk musuh. Karena itu, mereka
kembali ke jalan kelahiran dan kematian di dunia material.
9.4 Terjemahan
Aku berada di mana-mana di seluruh alam semesta dalam bentuk
-Ku yang tidak terwujud. Semua makhluk hidup berada dalam diri-Ku, tetapi Aku
tidak berada di dalam mereka.
9.5 Terjemahan
Namun segala sesuatu yang diciptakan tidak bersandar di
dalam Diri-Ku.
Lihatlah kehebatan batin-Ku!
Walaupun aku memelihara semua
makhluk hidup dan walaupun Aku berada di mana-mana, namun Aku bukan bagian dari
manifestasi alam semesta ini, sebab Diri-Ku adalah asal mula ciptaan.
9.6 Terjemahan
Mengertilah bahwa semua makhluk hidup yang diciptakan
bersandar dalam Diri-Ku bagaikan angin besar yang bertiup di mana-mana selalu
berada di angkasa.
***Orang biasa hampir tidak dapat mengerti bagaimana ciptaan
material yang amat besar ini bersandar di dalam Diri Ilahi. Tetapi Krishna
mengemukakan contoh yang dapat membantu kita untuk mengerti hal ini. Mungkin
angkasa adalah manifestasi terbesar yang dapat kita bayangkan.
Di angkasa itu,
angin atau udara adalah di alam semesta. Gerak angin mempengaruhi gerak segala
benda lainnya.
Walaupun angin besar sekali, angin masih terletak di dalam
angkasa; angin tidak di luar angkasa.
Begitu pula, semua manifestasi alam
semesta yang ajaib terwujud atas kehendak Yang Paling Utama, Tuhan Yang Maha
Esa, dan semuanya takluk kepada kehendak Yang Paling Utama itu.
Pada umumnya
kita mengatakan bahwa tiada sehelai rumput pun yang bergerak tanpa kehendak
Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa.
Jadi, segala sesuatu bergerak di bawah
kehendak Sang Ilahi: Atas kehendak Sang Ilahi segala sesuatu diciptakan, dan segala
sesuatu sedang dipelihara, dan segala sesuatu dilebur.
Namun Sang Ilahi masih tetap
menyisih dari segala sesuatu, bagaikan angkasa yang selalu menyisih dari
kegiatan angin.
Dalam Upanisad-upanisad, dinyatakan, yad-bhisa vatah pavate.
Angin bertiup karena takut kepada Tuhan Yang Maha Esa" (Taittiriya
Upanisad 2.8.1). Dalam Brhad-aranyaka Upanisad (3.8.9) dinyatakan, etasya va
akṣarasya prasasane gargi suryacandra masau vidhrtau tisthata etasya va
akṣarasya prasasane gargi dyav-aprthivyau vidhrtau tisthatah.
Atas perintah
Yang Mahakuasa, di bawah pengawasan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, bulan,
matahari dan planet-planet besar lainnya bergerak."
Dalam Brahma-samhita
(5.52) juga dinyatakan:
Dinyatakan bahwa matahari adalah salah satu mata Tuhan
Yang Maha Esa dan bahwa matahari mempunyai kekuatan yang besar sekali untuk
memancarkan panas dan cahaya. Namun, matahari bergerak dalam garis perjalanan
yang sudah ditetapkan atas perintah dan kehendak Yang Paling Utama Govinda.
Jadi, dari kesusasteraan Veda kita menemukan bukti bahwa manifestasi material
ini, yang kelihatannya sangat ajaib dan besar menurut pandangan kita,
sepenuhnya di bawah pengendalian Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa. Kenyataan ini
akan dijelaskan lebih lanjut dalam ayat-ayat berikut dalam bab ini.
9.7 Terjemahan
Wahai putera Kuntī, pada akhir jaman, semua manifestasi
material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku menciptakannya
sekali lagi dengan kekuatan-Ku.
9.8 Terjemahan
Seluruh susunan alam semesta di bawah-Ku. Atas kehendak-Ku
alam semesta dengan sendirinya diwujudkan berulang kali.
Atas kehendak-Ku
akhirnya alam semesta dileburkan.
9.9 Terjemahan
Wahai dhanañjaya, segala pekerjaan ini tidak dapat mengikat
Diri-Ku.
Aku tetap tidak pernah terikat terhadap segala kegiatan material itu,
dan Aku tetap netral.
9.10 Terjemahan
Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku,
bekerja dibawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kuntī.
Di bawah hukum-hukum alam
material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulangkali.
Kegiatannya yang terakhir. Walaupun semua makhluk hidup
tersebut dilahirkan di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, mereka mengambil
jenis badannya menurut perbuatan dan keinginan yang terakhir.
Jadi, Tuhan Yang
Maha Esa tidak terikat secara langsung pada ciptaan material ini.
9.11 Terjemahan
Orang bodoh mengejek diri-Ku bila Aku turun dalam bentuk
seperti manusia. Mereka tidak mengenal sifat rohani-Ku sebagai Tuhan Yang Maha
Esa yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada.
9.12 Terjemahan
Orang yang dibingungkan seperti itu tertarik pada pandangan
jahat dan pandangan yang tidak percaya kepada Tuhan. Dalam khayalan seperti
itu, harapan mereka adalah untuk mencapai pembebasan, kegiatannya yang
dimaksudkan untuk membuahkan hasil atau pahala, serta pengembangan
pengetahuannya semua dikalahkan.
9.13 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, orang yang tidak dikhayalkan, roh-roh
yang mulia, di bawah di perlindungan alam rohani. Mereka tekun sepenuhnya dalam
bhakti karena mereka mengenal Diri-Ku sebagai Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,
asal mula yang tidak dapat dimusnahkan.
9.14 Terjemahan
Roh-roh yang mulia ini selalu memuji kebesaran-Ku, berusaha
dengan ketabahan hati yang mantap, bersujud di hadapan-Ku, dan senantiasa
sembahyang kepada-Ku dengan bhakti.
***Seorang mahatma tidak dapat dicetak dengan cara memberi
cap kepada orang biasa. Ciri-ciri seorang mahatma diuraikan di sini: Seorang
mahatma selalu tekun memuji kebesaran Tuhan Yang Mahakuasa. Dia tidak mempunyai kesibukan selain itu. Dia senantiasa
tekun memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan kata lain, seorang mahatma
bukan orang yang tidak mengakui bentuk pribadi Tuhan. Apabila pemujian
diperlukan, maka orang harus memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dengan
memuji nama-Nya, bentuk-Nya yang kekal, sifat-sifat rohani-Nya dan kegiatan-Nya
yang luar biasa. Orang harus memuji segala ciri Tuhan tersebut; karena itu,
Dalam bhakti, ada kegiatan tertentu yang disebut ketabahan
hati, misalnya berpuasa pada hari-hari tertentu, seperti pada hari kesebelas
sesudah purnama dan bulan mati, yaitu hari Ekadasi, dan pada hari besar
munculnya penjelmaan Tuhan.
Segala aturan dan peraturan tersebut diberikan oleh
para ācārya yang mulia untuk orang yang sungguh-sungguh berminat memperoleh
kesempatan masuk dalam hubungan dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa di dunia
rohani.
Para mahatma, para roh yang mulia, mematuhi segala aturan dan peraturan
tersebut dengan tegas. Karena itu, mereka pasti mencapai hasil yang diinginkan.
Sebagaimana diuraikan dalam ayat kedua bab ini, bhakti
tersebut tidak hanya mudah, tetapi dapat dilakukan dengan riang.
Orang tidak
perlu melakukan pertapaan dan kesederhanaan yang keras.
Dia dapat hidup dalam
bhakti dibimbing oleh seorang guru kerohanian yang ahli. Dalam kedudukan
manapun, baik sebagai orang yang berumah tangga, sannyāsī, maupun brahmacari;
dalam kedudukan manapun dan di manapun di dunia, ia dapat berbhakti kepada kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan dengan cara demikian ia sungguh-sungguh
menjadi seorang mahatma, atau roh yang mulia.
9.15 Terjemahan
Orang lain, yang menekuni korban suci dengan mengembangkan
pengetahuan, menyembah Tuhan Yang Maha Esa sebagai yang satu yang tiada duanya,
sebagai yang mempunyai aneka sifat dalam banyak bentuk, dan dalam bentuk
semesta.
***Krishna memberitahukan kepada Arjuna bahwa orang yang
sadar akan Krishna secara murni dan tidak mengenal sesuatu pun selain Krishna
disebut mahatma; namun ada orang yang belum mencapai kedudukan mahatma secara
tepat tetapi menyembah Krishna dengan cara-cara yang lain.
Beberapa di
antaranya sudah diuraikan sebagai orang yang berdukacita, orang yang kekurangan
uang, orang yang ingin tahu, dan orang yang sibuk mengembangkan pengetahuan.
Tetapi ada orang lain lagi yang kedudukannya lebih rendah, dan orang ini dibagi
menjadi tiga kelompok:
(1) orang yang menyembah Diri-Nya sendiri sebagai yang
bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa,
(2) orang yang membayangkan suatu bentuk
Tuhan Yang Maha Esa dan menyembah bentuk itu, dan
(3) orang yang mengakui
bentuk semesta, yaitu viśva-rūpa Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, dan menyembah
bentuk itu.
Di antara ketiga golongan tersebut, yang paling dominan adalah
golongan yang paling rendah, yaitu orang yang menyembah Diri-Nya sendiri
sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Mereka menganggap Diri-Nya penganut filsafat
monisme atau filsafat yang menganggap makhluk hidup menunggal dengan Tuhan Yang
Maha Esa.
Orang seperti itu menganggap Diri-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan sikap mental seperti itu, mereka menyembah Diri-Nya sendiri.
Ini juga
merupakan sejenis sembahyang kepada Tuhan, sebab mereka mengerti bahwa Diri-Nya
bukan badan jasmani tetapi Diri-Nya adalah sang roh; sekurang-kurangnya,
pengertian seperti itu menonjol.
Pada umumnya orang yang tidak mengakui bentuk
pribadi Tuhan menyembah Tuhan Yang Maha Esa seperti ini.
Golongan kedua
termasuk orang yang menyembah dewa, mereka yang karena khayalannya sendiri
menganggap bahwa bentuk manapun adalah bentuk Tuhan Yang Maha Esa.
Golongan
ketiga termasuk orang yang tidak dapat membayangkan sesuatu pun di luar
manifestasi alam material ini.
Mereka menganggap alam semesta adalah benda
hidup yang paling utama, atau kesatuan yang paling utama.
Karena itu mereka
menyembah bentuk alam semesta. Alam semesta juga salah satu bentuk Tuhan.
9.16 Terjemahan
Tetapi Akulah ritual, Akulah korban suci, persembahan kepada
leluhur, ramuan yang menyembuhkan, dan mantera rohani.
Aku adalah mentega, api
dan apa yang dipersembahkan.
9.17 Terjemahan
Akulah ayah alam semesta ini, ibu, penyangga dan kakek.
Akulah obyek pengetahuan, yang menyucikan dan suku kata om. Aku juga rg, Sama
dan Yajur Veda.
9.18 Terjemahan
Aku adalah tujuan, Pemelihara, Penguasa, saksi, tempat
tinggal, Pelindung dan kawan yang paling tercinta. Aku adalah ciptaan dan
peleburan, dasar segala sesuatu, sandaran dan benih yang kekal.
9.19 Terjemahan
Wahai Arjuna, Aku memberi panas dan Aku menahan dan mengirim
hujan. Aku adalah pembebasan dari kematian, dan Aku juga kepribadian maut. Baik
yang bersifat rohani maupun material berada di dalam Diri-Ku.
9.20 Terjemahan
Orang yang mempelajari Veda dan minum air soma dalam usaha
mencapai planet-planet surga, menyembah-Ku secara tidak langsung.
Setelah
mereka disucikan dari reaksi-reaksi dosa, mereka dilahirkan diplanet Indra yang
saleh di surga.
Di sana mereka menikmati kesenangan para dewa.
9.21 Terjemahan
Bila mereka sudah menikmati kesenangan indera-indera yang
luas disurga seperti itu dan hasil kegiatan salehnya sudah habis, mereka
kembali lagi ke planet ini, tempat kematian.
Jadi, orang yang mencari
kenikmatan indera-indera dengan mengikuti prinsip-prinsip dari tiga Veda hanya
mencapai kelahiran dan kematian berulang kali.
9.22 Terjemahan
Tetapi orang yang selalu menyembah-Ku dengan bhakti tanpa tujuan
yang lain dan bersemadi pada bentuk rohani-Ku.
Aku bawakan apa yang
dibutuhkannya, dan Aku memelihara apa yang dimilikinya.
9.23 Terjemahan
Orang yang menjadi penyembah dewa-dewa lain dan menyembah
dewa-dewa itu dengan kepercayaan sebenarnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka
berbuat demikian dengan cara yang keliru, wahai putera Kuntī .
9.24 Terjemahan
Satu-satunya Aku yang menikmati dan menguasai semua korban
suci. Karena itu, orang yang tidak mengakui sifat rohani-Ku yang sejati jatuh.
9.25 Terjemahan
Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara
para dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang
menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah tengah makhluk-makhluk
seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku.
9.26 Terjemahan
Kalau seseorang mempersembahkan daun, bunga, buah atau air
dengan cinta bhakti, Aku akan menerimanya.
9.27 Terjemahan
Apapun yang engkau lakukan, apapun yang engkau makan, apapun
yang engkau persembahkan atau berikan sebagai sumbangan serta pertapaan dan
apapun yang engkau lakukan-lakukanlah kegiatan itu sebagai persembahan
kepada-Ku, wahai putera Kuntī .
9.28 Terjemahan
Dengan cara seperti ini engkau akan dibebaskan dari ikatan
terhadap pekerjaan serta hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan dari
pekerjaan itu.
Dengan pikiran dipusatkan kepada-Ku dalam prinsip pelepasan
ikatan ini, engkau akan mencapai pembebasan dan datang kepada-Ku.
9.29 Terjemahan
Aku tidak iri kepada siapapun, dan Aku tidak berat sebelah
kepada siapapun.
Aku bersikap yang sama terhadap semuanya.
Tetapi siapapun yang
mengabdikan diri kepada-Ku dalam bhakti adalah kawan, dia berada di dalam
Diri-Ku, dan Aku pun kawan baginya.
9.30 Terjemahan
Meskipun seseorang melakukan perbuatan yang paling jijik,
kalau ia tekun dalam bhakti, ia harus diakui sebagai orang suci karena ia
mantap dalam ketabahan hatinya dengan cara yang benar.
9.31 Terjemahan
Dalam waktu yang singkat ia menjadi saleh dan mencapai
kedamaian yang abadi.
Wahai putera Kuntī, nyatakanlah dengan berani bahwa
penyembah-Ku tidak akan pernah binasa.
9.32 Terjemahan
Wahai putera Pṛthā, orang yang berlindung kepada-Ku,
walaupun mereka dilahirkan dalam keadaan yang lebih rendah, atau wanita, vaisya
[pedagang] dan sudra [buruh] semua dapat mencapai tujuan tertinggi.
9.33 Terjemahan
Betapa lebih benar lagi kenyataan ini bagi para brahmaṇā
yang saleh, para penyembah dan raja-raja yang suci.
Karena itu, sesudah datang
ke dunia fana yang sengsara ini, tekunilah cinta-bhakti kepada-Ku.
9.34 Terjemahan
Berpikirlah tentangku senantiasa, jadilah penyembah-Ku,
bersujud kepada-Ku dan menyembah-Ku.
Dengan berpikir tentang-Ku sepenuhnya
secara khusuk, pasti engkau akan datang kepada-Ku.
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.
SARASAMUCAYA
Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA