BAB XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]



Sarasamuscaya sloka atau bab 24 adalah menguraikan tentang kehausan keinginan. Kehausan akan keinginan adalah tidak baik menurut Saracamuscaya. 

Hal ini dapat dibaca dalam terjemahan sloka-sloka atau ayat-ayat sarasamuscaya di bawah.

448 Terjemahan

Tresna itu artinya kehausan untuk melakukan perbuatan tidak baik yang mengakibatkan dengki dan takut. Dikuasai oleh rasa kejahatan yang besar, takut jadinya akan akibat jelek yang akan diterima.

449 Terjemahan
Sebab sebagai halnya aku ini ; 
sebagai contoh yang hendaknya kamu perhatikan, [seumpama] aku dikuasai oleh tresna [kehausan cinta] diseretnya aku terus dibawa ke tempat jauh, mendekati kepuasan yang nampaknya dekat, yang sangat diidam-idamkan setiap hari. 
Tidak ada bedanya halnya itu sebagai kambing yang dipancing-pancing rumput segenggam, diikutinya rumput itu ke utara dan ke selatan.

450 Terjemahan
Adapun usia muda sekarang yang sedang  melengkapi badan, tidak langgeng adanya karena didesak oleh masa tua. 
Demikian juga yang dinamai kesehatan, yaitu jauh dari sakit, [tetapi] tidak langgeng itu disebabkan diganti oleh penyakit. Demikian juga hidup ini, tidak langgeng ia, sebab pasti datang apa yang dinamai kematian. 
Tetapi tresna itu adalah langgeng keadaannya, sebab tidak ada yang menghilangkan, walau pada waktu kita mati akan terus ia ikut jika tidak bertemu pemusnahnya.

451 Terjemahan
Lihatlah contohnya pada orang tua, walau rambutnya telah habis rontok, kurus kering, lemah, demikian pula giginya tidak kuat, sakit-sakitan jarang dan goyah, namun kehausannya akan hidup dan kewibawaan, tidak habis-habisnya, ia tetap kuat utuh, teguh tak tergoyahkan.

452 Terjemahan
Tidak ada benda apapun di dunia ini, yang dapat memuaskan kehausan [tresna] itu, sebab bagi orang yang besar kehausannya, tidak bedanya dengan lautan, betapa mungkin akan dapat terpenuhi.

453 Terjemahan
Sebab yang dinamai tresna [kehausan] itu, besarlah ia memangnya, dan bertambah besar pula kewibawaan segala apa yang ditresnai itu, semakin tumbuh jadi besarlah ia. 
Sebagai halnya tanduk lembu yang semakin panjang jadinya. Makin besar lembu yang sudah bertantuk itu, semakin panjang tanduknya. 
Demikianlah halnya tresna itu, semakin besar jadinya sesuai dengan tumbuhnya segala kepunyaan yang ditresnai itu. [antara lain] benda dan hak milik lainnya termasuk anak dan istri].

454 Terjemahan
Dan lagi tresna itu tidak beda dengan wanita yang penuh dosa yang menguasai suaminya yang dapat menyuruh suaminya untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik. 
[Tetapi di samping itu] rasa malu adalah tidak beda dengan seorang ibu. 
Dialah yang menjaga seseorang itu untuk tidak berbuat perbuatan tercela. 
Pendeknya, orang yang tidak punya rasa malu, ia akan melakukan hal-hal yang tidak patut, karena kekuasaan tresna yang ada pada dirinya.

455 Terjemahan
Pada pokoknya, tresna itu mengakibatkan ketidak baikan, sehingga menimbulkan perang, perkelahian, menyebar kejahatan di hati umat manusia [isi ketiga dunia]. 
Itulah dikatakan sebagai akibat penguasaan tresna itu. 
Di mana ada orang yang mampu memutuskan ikatan-ikatan  tipuan tresna, tidak akan ada kebencian, tidak ada yang menjadi miskin karenanya, dan pun tidak ada yang kaya dan tidak ada sedih karenanya.

456 Terjemahan
Apalagi kira-kira perwujudan tresna itu yang mungkin tidak tersebutkan olehku. Begini, yang tanpa badan tetapi tampaknya ketat melekatnya pada badan, tidak terlepaskan, tidak dapat diusir, sangat sulit untuk ditinggalkan karena jahat budinya. Walaupun rekat pada badan tetapi tidak turut hancur, karena kelicikannya, pada saat hancur dan lemahnya badan yang mula-mula memang dihuni olehnya. 
Penderitaan yang berkepanjanganlah akibat dari rekatnya tresna itu di badan. Demikianlah tresna itu namanya. Kalau mampu meninggalkan tresna itu olehmu, maka berhasillah mendapatkan kebahagiaan namanya.

457 Terjemahan
Bukankah ada kebahagiaan yang ditimbulkan oleh kenikmatan yang dirasakan oleh seluruh panca indra di alam fana ini; dan bukankah ada juga kebahagiaan yang timbul karena kenikmatan yang dirasakan seluruh panca indra di alam sorga andaikan kedua macam kebahagiaan itu dihimpun disatukan, dan ditimbang-timbang dengan tresna-ksaya-sukha. 
Yang disebut tresna-ksaya-sukha ialah kebahagiaan yang dinikmati sebagai hasil dari hilangnya rasa tresna yang akhirnya disebut : kebahagiaan tanpa tresna. Kebahagiaan mana diukur beratnya; ditimbang dengan kedua macam kebahagiaan disebut di atas, kemudiaan kalaupun ada perimbangan akhirnya tetap juga kalah kedua macam kebahagiaan tadi oleh kebahagiaan yang timbul dari hilangnya tresna itu.

Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini