Hukum Karma Berjalan Secara Outopilot
Hukum karma adalah hukum yang berjalan secara outopilot yang menjadi salah satu keyakinan bagi umat hindu, yaitu perbuatan pasti menentukan hasil.
Di dalam kitab suci Weda dijelaskan tentang keyakinan terhadap adanya kebenaran hukum karma [karmaphala].
Bahwa setiap perbuatan akan selalu mendatangkan hasil baik atau buruk sesuai dengan perbuatannya. Karmaphala ini akan dinikmati selama hidup, sesudah mati, dan bahkan ketika menjelma kembali,
Setiap perbuatan mempunyai akibat atau hasil, dengan kata lain setiap perbuatan ada buahnya. Selanjutnya, buah itu menghasilkan perbuatan baru.
Rentetan perbuatan dan hasil, hasil dan perbuatan yang tiada putusnya ini berwujud seperti rentetan benih dan pohon. Benih dan pohon juga timbul bergantian, benih menjadi pohon dan pohon menghasilkan buah atau benih.
Tanpa benih kita tidak bisa mendapat pohon, dan tanpa pohon kita tidak bisa mendapat benih. Begitu pula dengan perbuatan dan hasilnya. Ini merupakan siklus yang alamiah di dunia.
Kalau demikian halnya, yang satu selalu mengikuti yang lain hendaknya kita tidak perlu memberikan perhatian yang khusus kepada hasilnya. Hasilnya lebih baik kita serahkan kepada perbuatan itu sendiri.
Rgveda VIII.97.3
Orang yang bersalah mati karena perbuatannya sendiri,
Rgveda VIII.97.4
‘Ya Tuhan Yang Maha Esa’ orang yang malas adalah orang yang tidak beriman, tidak giat, dan mengutuk, mati dari perbuatannya sendiri,
Atharwaveda X.1.5
Semoga orang yang berdosa menderita dari dosanya sendiri, orang yang mengutuk menderita dari kutukannya sendiri,
Rgveda V.12.5
Orang yang tidak berjalan lurus seperti aku, dihancurkan karena kesalahan-kesalahan mereka sendiri,
Rgveda VII.52.2
‘Ya para Dewa Vasu, semoga kami tidak melakukan tindakan semacam itu yang mungkin berakibat dalam bencana/malapetaka,
Rgveda I.110.4
Para penganut meskipun fana, menjadi kekal akibat perbuatan-perbuatan yang luhur,
Yayurveda XI.15
Jiwa yang berangkat [meninggalkan raga] ingatlah OM, ingatlah kekeliruan-kekeliruanmu dan ingatlah perbuatan-perbuatanmu yang lampau,
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.
SARASAMUCAYA
Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.
- SARASAMUSCAYA
- I PRAKATA
- II DASAR DAN TUJUAN HIDUP
- III. KEAGUNGAN DHARMA [KEBAJIKAN]
- IV PERIHAL SUMBER DHARMA [KEBAJIKAN]
- V PERIHAL PELAKSANAAN DHARMA
- VI PRIHAL CATUR WARNA [EMPAT GOLONGAN PROFESI]
- VII PERIHAL KEMARAHAN
- VIII PERIHAL ORANG TANPA KEPERCAYAAN [NASTIKA]
- IX PERIHAL SATYAWACANA [SETIA PADA KATA-KATA]
- X PERIHAL AHIMSA [TIDAK MEMBUNUH-BUNUH]
- XI PERIHAL SATEYA [TIDAK MENCURI]
- XII PERIHAL PERBUATAN SUSILA
- XIII PERIHAL DANA PUNIA [SEDEKAH]
- XIV PERIHAL PERGAULAN HIDUP
- XV PERIHAL PERBUATAN TERPUJI
- XVI PERIHAL HARTA BENDA
- XVII PERIHAL ORANG BERILMU DAN BERBUDI
- XVIII PERIHAL ORANG DURJANA
- XIX PERIHAL HUKUM KARMA
- XX PERIHAL KEKUASAAN MAUT
- XXI PERIHAL TUMIBAL LAHIR [SAMSARA]
- XXII PERIHAL KEBODOHAN
- XXIII PERIHAL KAMA [NAFSU] DAN PEREMPUAN NAKAL
- XXIV PERIHAL TRESNA [KEHAUSAN CINTA]
- XXV PERIHAL KELOBAAN
- XXVI PERIHAL IKATAN CINTA KASIH
- XXVII PERIHAL ORANG BIJAKSANA