Meraih Kasih Tuhan Melalui Jalan Bhakti

Jalan yang paling mudah untuk meraih kasih Tuhan Yang Maha Esa menurut Weda adalah melalui jalan Bhakti.

Bakti adalah pengabdian, cinta yang murni dan abadi bagi Tuhan. Bhakti bersifat tanpa pamerih sedikitpun, sekedar tanpa keinginan duniawi apapun juga. Ia murni, permanen, dan abadi.

Bhakti adalah perasaan cinta kasih. Emosi yang dinamakan kasih memancar dari jiwa [atma]. Kasih sama dengan jiwa [atma]. Kasih sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan perasaan duniawi dan benda-benda duniawi.

Kasih yang sebenarnya berarti bhakti adalah sebutan untuk jiwa [atma]. Prinsip kasih yang memancar dari lubuk hati ini harus menjiwai setiap pikiran, perkataan dan perbuatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini akan terjadi bila kita beranggapan bahwa segala sesuatu yang kita pikirkan, katakan dan lakukan hanya berbuat untuk menyenangkan Tuhan saja. Walaupun sebenarnya kita menyenangkan, mencintai, atau mengasihi Tuhan bukan demi Tuhan. Kita menyenangkan, mencintai, mengasihi Tuhan hanya demi kita.

Tetapi Tuhan menyenangkan, mencintai, mengasihi kita untuk kita. Sebabnya Tuhan tidak memiliki rasa perbedaan rasa perseorangan, bahwa sesuatu adalah milik-Nya dan yang lain adalah bukan milik-Nya. Bila terdapat rasa perbedaan dan rasa perseorangan akan timbullah sifat mementingkan diri sendiri dan rasa keakuan dan rasa kepemilikan.

Tuhan tidak memiliki rasa egoisme; beliau tidak memiliki rasa yang terpisah mengenai milikku dan milikmu. Oleh kerena itu weda mengajarkan kepada kita supaya kita bekerjalah untuk Tuhan Yang Maha esa ! Hanya semata-mata untuk beliau !  Berbhaktilah kepada beliau !  
Semuanya akan diberikan untuk kepentingan kita. 
Semua ini akan membantu kita untuk mencapai tujuan.

Pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa tidak membedakan kasta, kepercayaan, janis kelamin, atau perbedaan-perbedaan lain. Setiap orang mempunyai hak yang sama.

Bhakti yang sejati tidak hanya berarti melaksanakan upacara-upacara agama seperti menyanyikan lagu-lagu rohani, mengulang-ulang mantra, berdoa dalam hati atau bersama-sama duduk melakukan meditasi.

Bhakti berarti keyakinan dan pengabdian yang tak tergoyahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam kitab Manawadharmasastra dinyatakan ada empat macam pengabdi Tuhan Yang Maha Esa yang dikelompokkan berdasarkan kwalitas bhakti dan pengabdiannya, yaitu; arthi, arta-arthi, jignasu, dan jnani.
  1. Tipe arthi adalah orang yang berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa bila ia berada dalam kesulitan dan mengalami banyak cobaan serta kesengsaraan. Hanya pada saat itulah ia ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memuja-Nya.
  2. Pengabdi tipe kedua adalah artha-arthi. Pengabdi tipe ini memuja Tuhan Yang Maha Esa dan memohon agar ia diberi kekayaan, jabatan, dan kekuasaan; ia memohon keturunan dan umur yang panjang, dan mendambakan rumah, harta, ternak, emas, permata, dan hal-hal semacam itu. Banyak orang yang mendambakan anugrah keduniawian ini tanpa menyadari bahwa kekayaan yang sejati adalah kebijaksanaan, bahwa harta yang sejati adalah tingkah laku yang baik, bahwa permata yang paling berharga adalah watak yang baik. Mereka bernafsu untuk memperoleh kekayaan duniawi, tetapi tidak mengerti arti dan makna yang lebih dalam dari semua simbol lahiriah harta benda duniawi itu.
  3. Pengabdi tipe ketiga adalah jignasu. Pengabdi ini tidak henti-hentinya menekuni asas kerohanian. Di manakah Tuhan ? Siapakah Tuhan ? Bagaimana aku dapat mencapai Tuhan ? Apakah hubunganku dengan Tuhan ? Siapakah aku ? Bila kita masuk ke tahap jignasu, kita sibuk mencari jawaban-jawaban pertanyaan tadi untuk memperoleh pengetahuan kerohaniaan. Mula-mula kita harus mencari jawaban; Siapakah aku ? Dari mana dunia ini timbul ? Apakah tujuanku ? Sebagai jignasu kita bergumul dengan ketiga pertanyaan penting ini dan berusaha untuk mendapat pengertian dengan mendekati orang-orang bijaksana, dengan mendengarkan ajaran-ajaran dan melayani mereka atau mengabdi kepada mereka, dan dengan mempelajari kitab-kitab suci. Usaha pertama untuk mendengarkan agar memperoleh pengetahuan secara tidak langsung, harus diikuti dengan melihat untuk memperoleh pengetahuan secara langsung. 
  4. Akhirnya bila kita telah memperoleh ajaran-ajaran itu secara sempurna kita meninggalkan tahap jignasu dan memasuki tahap jnani, yaitu orang yang mematuhi kebenaran yaitu penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. 
Jalan Bhakti dapat diikuti oleh setiap umat dengan cara mengembangkan rasa cinta kasih dan pengabdian kepada-Nya. Tuhan Yang Maha Esa digambarkan sebagai ibu, bapak, kakak, adik, saudara, sahabat, orang tua yang sangat dicintai, tamu, dan lain sebagainya. 
Umat juga memuja-Nya memohon anugrah-Nya berupa kedamaian, kesejahtraan, dan kebahagiaan lahir dan batin. Selain itu umat juga memohon pertolongan, rakhmat, ampunan, kemurahan cinta kasih, dan sebagainya.

Tuhan Yang Maha Esa adalah penyelamat, pelindung, pembimbing, yang menjauhkan dari dari mara bencana dan sebagainya. Ajaran Ketuhanan ini bersifat universal dan umum.

Ajaran Veda disamping mengamanatkan untuk berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa juga mengamanatkan untuk berbhakti kepada leluhur [pitra puja], kerena pada hakekatnya para leluhur adalah perwujudan devata [pitr devo bhava, matr devo bhava: Ayah adalah perwujudan dewata, ibu adalah perwujudan dewata].

Roh suci leluhur yang telah mencapai moksha, bersatu dengan Brahman [Tuhan Yang Maha Esa]. Ada dua jenis leluhur, yakni yang karena karmanya yang baik memperoleh sorga atau moksa, sedangkan yang karena karmanya yang buruk memperoleh neraka.

Selanjutnya, kepada mereka yang mendapat tempat yang baik [sorga atau moksa] dimohon karunianya, sedangkan bagi mereka yang berada di lembah neraka keturunannya patut mendoakan dan berbuat baik untuk membebaskan mereka dari lembah kesengsaraan itu.

Bila keturunan seseorang berbuat baik , leluhurnya yang telah mencapai sorga akan memperoleh kebebasan atau moksa, dan yang berada di lembah neraka akan terangkat bebas, sebaliknya bila keturunannya berbuat jahat, leluhurnya yang di sorga akan sangat kecewa dan menderita, demikian pula leluhur yang berada di lembah neraka, akan semakin menderita pula.

Ada beberapa jalan yang dapat membantu kita untuk meningkatkan rasa bhakti yang patut kita ikuti untuk meraih kasih Tuhan Yang Maha Esa menurut Weda seperti; Tirtayatra, Sembahyang, dan Berdoa. Sejatinya baik tirtayatra maupun sembahyang juga mengandung doa.

Tirthayatra adalah perjalanan ke tempat-tempat suci [pemujaan] di luar desa [tempat tinggal], di pegunungan, tempat-tempat bersejarah atau di tepi pantai guna memperoleh air suci.

Bagi umat Hindu [di Bali], Tirthayatra di konsep dalam pelaksanaan upacara Nyegara Gunung. Upacara Nyegara Gunung dilaksanakan setelah upacara Nyekah [upacara setelah upacara Ngaben] dilaksanakan.

Upacara Nyegara Gunung dilaksanakan secara bersama-sama di intern keluarga besar yang pelaksanaanya di pantai yang terhubung dengan samudra luas dan di pura-pura yang ada di gunung atau di puncak gunung.

Karena pantai dan gunung adalah tempat-tempat yang penuh keindahan dan keagungan. Di tempat-tempat yang seperti ini orang akan merasa kecil di tengah-tengah kebesaran dan keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam kondisi demikian, maka orang akan mudah mengagumi dan menghormati Tuhan Yang Maha Esa. Di tempat yang demikian rasa ego akan lenyap diganti oleh rasa kagum dan bhakti, maka kosentrasi pikiran akan hanya tertuju kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hal yang terpenting di tempat-tempat yang diyakini suci, kita akan memperoleh vibrasi [getaran] suci yang membahagiakan kalbu, sulit untuk dilukiskan. Kitab-kitab itihasa dan purana memuji betapa utamanya tirthayatra.

Tirthayatra itu sungguh-sungguh suci, bahkan lebih suci daripada upacara yadnya, dan mampu dilakukan oleh orang miskin sekalipun [saraccamuscaya 279]. Saat melakukan tirthayatra, sangat baik dilakukan pula upavasa [puasa], japa [merapalkan mantram tertentu yang dapat menyucikan diri], berdana punia, dan aktivitas kerohanian lainnya.

Sembahyang adalah doa yang dilakukan di tempat-tempat tertentu dan waktu-waktu tertentu dengan menggunakan sarana sembangyang seperti bunga, api, air, dan yang lainnya, baik yang dilakukan secara bersama-sama maupun sendirian.

Dalam sembahyang kita memuja Tuhan Yang Maha Esa, para devata, dan leluhur, dapat dilakukan secara individu atau berkelompok. Sembahhyang bagi umat pada umumnya adalah memohon berbagai hal kepada-Nya, sedangkan bagi seseorang yang telah maju kerohaniannya menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kiblat bagi orang Hindu [di Indonesia] ketika sembahyang adalah ke arah matahari terbit [timur] atau ke arah tempat yang tinggi [gunung].

Arah di mana matahari terbit dijadikan kiblat ketika bersembahyang karena matahari dianggap sebagai pusat kekuatan dan sekaligus sebagai simbul kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Karena alam semesta [buwana agung] ini termasuk bumi berpusat pada  matahari.

Ini terbukti karena semua planet mengelilingi matahari, beegitu juga jazad manusia [buwana alit] yang memiliki lima unsur [panca maha bhuta] yang sama dengan buwana agung yaitu; zat padat [pertiwi], zat cair [apah], panas [teja], angin [bayu], dan angkasa atau zat ether [akasa] juga berpusat pada matahari.

Gunung juga dijadikan kiblat bagi orang hindu [di indonesia] karena gunung di anggap tempat yang suci dan memberikan kemakmuran kepada umat manusia. Dengan hutan dan tanahnya yang subur, gunung juga berfungsi untuk menyimpan air hujan lalu sedikit demi sedikit dialirkan melalui sungai, yang tidak henti-hentinya mengalir baik untuk diminum dan untuk kebutuhan lainnya maupun untuk mengairi sawah.

Karena itu gunung dianggap waduk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diperuntukkan demi kelangsungan hidup segala mahluk hidup ciptaan-Nya. Maka sangat wajarlah gunung dijadikan kiblat ketika bersembahyang, karena dari gunung Tuhan Yang Maha Esa memberikan anugrah-Nya, maka ke arah gunung pula umat manusia bersujut bhakti menghormat, sembahyang menyampaikan terima kasih atau menyampaikan puji syukur.

Berdoa dapat kita lakukan dimana saja dan kapan saja, Dengan sarana maupun tanpa sarana, secara bersama-sama maupun sendirian. Doa yang ada di dalam pikiran akan divisualisasikan dengan susunan kata-kata berupa mantra.

Karenanya orang yang megucapkan mantra tanpa mengetahui makna yang terkandung dalam mantra yang diucapkan, orang itu tidak akan mendapatkan pengetahuan suci apapun dari mantra yang diucapkan itu. Seperti halnya sebatang kayu bakar meskipun disiram minyak tanah, tidak pernah terbakar kalau tidak disulut dengan api [Nirukta I.18].

Mantra [doa] yang baik adalah mantra yang mengandung makna tegur sapa, pujian, pengenalan diri, dan permohonan. Doa yang memenuhi semua unsur seperti di atas adalah mantram gayatri seprti di bawah ini.
      
Yayurveda XXVI.3

Om
bhur bhuvah svah
tat savitur varenyam
bhargo devasya dhimahi
dhiyo yo nah pracodayat

Ya Tuhan Yang Maha Esa,
Engkau penguasa alam kasat mata, alam halus, dan alam kausal.
Engkau adalah sumber kehidupan, sumber kecerdasan, dan sumber kebahagiaan, pencipta alam semesta.
Kami memuja kilauan-Mu yang bercahaya.
Kami memohon bersedialah Engkau memberikan tuntunan yang benar kepada kecerdasan bhudi pekerti kami,

Mantram gayatri di atas di anggap intisarinya semua mantra, atau ibunya segala mantra, yang dapat mengabulkan segala permohonan jika mantra itu diucapkan dengan penuh kekhusukan dan keiklasan, dan disertai dengan keselarasan antara pikiran ucapan [guru lagu], dan perbuatan.

Mantra ini juga dapat diucapkan kapan saja dan di mana saja dalam kondisi bagaimanapun juga. Doa akan dikabulkan melalui perbuatan [karma] kita, maka doa atau permohonan apapun yang kita sampaikan akan sulit untuk dikabulkan bila doa itu tidak disertai dengan tindakan [karma], karena karma merupakan kurir Tuhan yang patuh ketika mengirimkan anugrah-Nya kepada umat manusia.

Di bawah ini adalah mantram-mantram weda lain yang berkaitan dengan peningkatan rasa bhakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Yayurveda XXX.3
Ya Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta Alam Semesta, jauhkanlah kami dari semua kejahatan dan bimbinglah kami dari semua kejahatan dan bimbinglah kami untuk memperoleh yang bermanfaat untuk kami,

Rgveda X.121.1
Siapakah yang kami puja dengan persembahan kami yang suci yang ada dalam permulaan, yang diwujudkan sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta yang menguasai bumi dan langit,

Rgveda X.121.2
Siapakah yang akan kami puja dengan persembahan ini ? Ia yang memberikan kekuatan jiwa dan tenaga yang hukum-Nya dipatuhi oleh seluruh alam semesta, dipatuhi oleh kekuatan kosmos yang bayangan-Nya adalah keabadian dan kematian,

Samaveda 372
Berkumpullah wahai engkau semua, dengan kekuatan jiwa menuju Tuhan Yang Maha Esa, Tamu seluruh umat manusia, Yang abadi yang kini akan datang, semua jalan
menuju kepada-Nya,

Rgveda IV.17.17
Jadilah Engkau penyelamat kami; Tunjukkan bahwa Engkau milik kami. Memelihara dan menunjukkan belas kasihan kepada pemuja. Kawan, ayah, pengayom yang maha agung, Memberikan kepada pemuja yang mencintai tempat serta kehidupan yang bebas,

Rgveda VIII.79.2
Ia memberi pakaian kepada yang telanjang, Ia mengobati yang sakit, melalui Dia orang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan,

Rgveda VIII.95.1
Marilah kita semua memanjatkan doa kepada Tuhan, yang suci, dengan nyanyian pujian sama, Dia yang dimuliakan dengan lagu-lagu pujian, Semoga yang suci, yang maha pemurah senang,

Rgveda VIII.44.21
Dewa yang Utama di antara mereka yang hidup dalam kesucian. Ia adalah Pandita suci, Penyair Suci. Dia, yang dipanggil dalam doa kami, gilang gemilang dalam kesucian,

Rgveda VI.47.11
Tuhan Yang Maha Esa sebagai penolong, sebagai penyelamat yang maha kuasa yang dipuja dengan gembira dalam setiap pujaan, naha sakti selalu dipuja, kami memohon. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, yang maha pemurah, melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,

Rgveda X.4.1
Kepada-Mu kami persembahkan sesajian, kepada-Mu kami panjatkan doa kami, kepada-Mu yang dipuja dalam doa kami; Engkau adalah ibarat mata air dalam gurun pasir, ya Tuhan Yang Maha Esa ! Bagi manusia yang menyembah-Mu oh raja yang Abadi !

Rgveda X.33.3
Seperti tikus menggerogoti benang pemintal, kesusahan mengikis dalam badan kami, penyanyimu, Ya Tuhan Yang Maha Kuasa ! Tunjukkanlah kasih sayang-Mu kepada kami, Ya Tuhan Yang Maha Pemurah ! Kini Engkau ibarat ayah kami,

Rgveda VIII.100.4
Visnu membentangkan bumi ini, dan menjadikan tempat tinggal bagi manusia. Kaum yang hina aman sentosa di bawah lindungan-Nya. Yang Mulia telah menjadikan bumi ini tempat yang lega bagi mereka,

Rgveda VIII.98.11
Yang maha pemurah ! Engkau adalah bapak kami; dan ibu kami. Ya Tuhan, Engkau Maha Ada. Kini kami mohon karunia-Mu,

Rgveda X.7.3
Dewa yang kami anggap bapa kami, sanak kerabat kami, saudara kami. Kami puja sebagai wajah Tuhan yang Agung, sinar suci matahari dari langit,

Rgveda I.164.49
Saraswati ! Air susu-Mu yang berlimpah-limpah sebagai sumber kesejahtraan. Yang Engkau berikan kepada semua yang baik, Yang mengandung harta benda, mengandung kekayaan, memberikan hadiah yang baik, Susu-Mu Engkau sediakan untuk kehidupan kami,

Rgveda V. 53.2
Ya Tuhan Yang Maha Pengasih, tingallah bersama kami, jangan pergi jauh, kami persembahkan juice soma, Ya Tuhan Yang Maha Agung dengan lagu pujian kami yang manis, kami tarik ujung kain-Mu seperti seorang anak menarik ujung kain bapaknya [ketika sang bapak akan pergi],

Rgveda X.114.4
Ia yang memiliki sayap yang indah [burung], telah mengarungi lautan [angkasa luas], Ia memandang kesemua penjuru alam semesta, Ia yang berhenti lugu kami lihat dari dekat, Ibunya mencium dia dan ia mencium ibu-Nya,

Rgveda X.123.1
Ia yang mencinta, memancarkan sinar berwarna warni; sumber cahaya, dalam kereta yang gemerlapan; Dia tatkala sang Surya menyentuh air, Orang arif dan bijaksana dengan nyanyian pujian membelainya seperti anak kecil,

Rgveda IX.85.11
Lagu penair yang lemah lembut mencapai burung yang terbang di angkasa; nyanyian pujian mencium anak, yang patut dipuji, burung keemasan yang bertengger di atas bumi,

Rgveda I.10.12
Yang mencintai nyanyian ! Semoga kami ini mengumandangkan ke segala penjuru, Mengagungkan Yang Mulia, dengan rasa cinta kasih, semoga nyanyian ini disenangi,

Rgveda X.64.2
Hati kami, pikiran kami, dan perasaan kami bergerak; mendambakan cinta kasih; terbang melayang ke seluruh alam.Tidak ada pemberi kebahagiaan selain semua ini; hati kami tertuju pada dewa-dewa,

Rgveda IX.86.30
Pemuja yang penuh cinta kasih memuja Engkau dengan Khusuk, Kepadamu seluruh mahluk berpaling,

Rgveda X.42.2
Dekatkanlah kekasih-Mu pada-Mu seperti sapi kepemerahan,  Ya penyanyi, Gugahlah Tuhan Yang Pengasih ! Pujalah pahlawan untuk karunia yang berlimpah, laksana perahu yang penuh harta benda,

Rgveda X.30.5
Dewa air yang memberikan kebahagiaan dan kesenangan kepada para Dewa, laksana seorang pemuda dengan wanita cantik, dan sucikan dengan tumbuh-tubuhan apa yang Engkau percikkan,

Rgveda X.43.1
Ya Tuhan ! Dalam paduan yang indah seluruh nyanyian kami di waktu fajar dipersembahkan untuk memuji Engkau; Seperti istri memluk suami, suami yang tampan, kami mohon karunia-Mu Yang Maha Pemurah,

Rgveda I.73.3
Ia yang laksana yang bersinar [surya], yang menghidupi semuanya; Yang bersemayam di bumi seperti raja dengan kawan-kawan yang baik; Yang seperti pahlawan yang bertempur di garis depan, dan laksana istri yang tak tercela yang
dicintai suaminya,

Rgveda X.156.45
Ya Engkau bersinar, Engkau telah menciptakan matahari, bintang-bintang, bergerak di langit, menyinari manusia; Engkau, yang bercahaya, menjadi pelita bagi manusia; sangat mulia dan tercintalah, Engkau yang mendampingi kami; berkatilah penyanyi, berikanlah dia kehidupan yang baik,

Rgveda X.156.45
Semoga persahabatan ini tidak akan putus antara Engkau, Ya Tuhan, dan yang suci nirmala, Kami mengetahui, Ya Tuhan ! Cinta kasih-Mu yang tulus; dengan ini kami menjadikan persahabatan yang bermanfaat,

Rgveda VIII.13.3
Semoga Engkau mendatangi kami serta memberkati kami, seperti kawan memberikan pertolongan,

Rgveda VII.84.1
Kami memuja Tuhan Yang Maha Esa sebagai seorng tamu tersayang, sangat dicintai sebagai kawan, dihampiri [untuk mohon pertolongan] laksana kereta,

Rgveda VIII.74.2
Ia yang menjadi tamu kalian di setiap rumah, dewata, sangat dicinta, kawanmu kita muliakan, mohon kekuatan, mohon kekuatan, dalam ucapan dan dengan kekuatan lagu,

Yayurveda LX.1
Segala sesuatu yang sungguh-sungguh ada, yang bergerak, yang memiliki kehidupan di alam semesta ini, diliputi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Pandanglah dunia serba-benda itu denga perasaan penolakan [tanpa keterikatan], dan janganlah menginginkan kekayaan siapapun [milik orang lain],

Yayurveda V.36
Ya Tuhan Yang Maha esa [Agni], Dikau mengetahui semua perbuatan kami, Dikau adalah Maha Mengetahui. Bimbinglah kami menuju ke jalan yang benar untuk kemakmuran dan nasib baik. Hapuskanlah dosa-dosa kami yang membangkitkan kebencian. Berulang kali kami menghaturkan sembah, memuja kehadapan-Mu,

Yayurveda XXV.21
Ya para dewa yang Maha Suci, semoga kami mendegar dengan telinga kami kata-kata yang betuah dan menguntungkan. Semoga kami dapat melihat dengan mata kami hal-hal yang menyenangkan hati. Semoga kami secara serempak meperoleh kesehatan yang baik dan usia panjang yang makmur,

Yayurveda XXV.14
Semogalah pikiran-pikiran yang mulia, pikiran-pikiran yang tidak berbahaya, gagasan-gagasan yang menguntungkan datang kepada kami dari semua arah. Para dewata yang senantiasa waspada memberi berkah setiap hari dan bermanfaat bagi kemajuan kami,

Yayurveda X.17
Batasnya cahaya-terang dan bayang-bayang di dalam gambar keadaan lahiriah yang gemerlapan [daya tarik duniawi] itu membungkus wajah kebenaran yang berseri-seri [brahman]. Semoga kami diberkahi kekuatan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud spirit [purusa] yang ada di dalam matahari [yang menjadikan matahari bersinar], Om meresapi segala, Brahman hadir di mana-mana memenuhi Angkasa Raya,

Yayurveda I.5
Ia Sang Hyang Agni, dewata Hukum Suci, kami akan menjalankan janji [brata] atas keadaan yang sebenarnya itu. Semoga kami dimahkotai dengan keberhasilan dalam menjalankan janjiku. Kami menerapkan langkah tegap di atas jalan kebenaran, dengan mengendalikan diriku menjauhkan dari kebohongan,

Yayurveda XXXVI.18
Ya Tuhan Yang Maha Esa, penghalau ketidak-tahuan, kami mohon teguhkanlah kami. Semoga semua umat manusia memperlakukan kami dengan ramah. Secara timbal balik, Semoga kami memperlakukan mereka dengan ramah pula. Semoga semua dari kami saling memperlakukan satu dengan yang lainnya sebagai sahabat,

Yayurveda IV.28
Ya Sang Hyang Agni, tahanlah diriku dari perbuatan-perbuatan yang jahat dan arahkanlah kami kepada perbuatan-perbuatan yang luhur. Semoga kami berada dan maju ke jalan Tuhan Yang Maha Esa, dengan kehidupan yang berbahagia dan memperoleh umur yang panjang,

Rgveda V.51.15
Bimbinglah kami terus maju pada jalan yang benar seperti matahari dan bulan. Kami seharusnya menyertai, orang-orang yang dermawan yang belas kasihan dan yang terpelajar,

Yayurveda XXXII.14
Ya Sang Hyang Agni, para dewa dan para leluhur memuji intelek yang tinggi. Pada hari ini dengan intelek itu buatlah kami menjadi cerdas. Untuk maksud tersebut haturkan persembahanku ini,

Atharwaveda XIX.62.1
Ya Tuhan Yang Maha Esa, buatlah kami hormat kepada para dewata dan para raja. Semoga kami dikasihi oleh semua, siapa pun yang mengerti kami, apakah seorang pedagang, ataukah seorang pekerja,

Yayurveda XI.44
Wahai umat manusia yang giat, gigihlah dan milikilah bagian-bagian tubuh yang kuat. Cekatanlah dan penuh semangat kerja. Kembangkan kemasyuranmu jauh-jauh dan luas serta selalu tetap berbahagia. Dikau memiliki kemampuan seperti Sang Hyang agni,

Yayrveda XXIII.15
Wahai umat manusia yang gagah berani, buatlah tubuhmu kuat dan tegapkanlah dirimu sendiri. Laksanakan sendiri persembahan-persembahan. Jalankanlah kehidupan keagamaan. Tak seorangpun bisa mencapai kemuliaan seperti anda,

Yayurveda III.17
Ya Sang Hyang Agni, Dikau adalah pengawal abadi, oleh karena itu lindungilah tubuhku. Dikau adalah pemberi usia panjang, anugrahkanlah kami umur panjang. Dikau adalah pemberi kemuliaan, anugrahkanlah kami kemuliaan. Seimbangkanlah semua kekurangan yang berkaitan dengan diriku,

Yayurveda II.24
Semogalah kami diberkahi kemuliaan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan makanan yang emberi hidup. Semoga kami sehat dan memiliki pikiran yang mulia. Semoga Tuhan Yang Maha Esa menganugrahkan kemakmuran kepada kami dan menyeimbangkan kekurangan-kekurangan jasmaniah kami,

Rgveda X.128.1
Ya Sang Hyang Agni, hendaknyalah kecemerlanganku meliputi semuanya di medan pertempuran. Sementara melaksanakan persembahan, hendaknyalah Engkau menyehatkan tubuh kami. Semoga semua arah menundukkan kepala kepadaku. Hendaknyalah kami menguasai para lawan di bawah perintah-Mu,

Yayurveda VIII.38
Ya Sag Hyang Agni Yang Maha Cemerlang, Dikau adalah yang paling cemerlang di antara para dewa. Demikianlah, semoga kami juga cemerlang di antara teman-teman kami,

Yayurveda VIII.39
Ya Sang Hyang Indra, Dikau adalah yang paling berkuasa di antara para dewa. Demikianlah, semoga kami juga melampaui semua teman-teman kami dalam hal kekuatan,

Yayurveda VIII.40
Ya Sang Hyang Surya, Dikau adalah yang paling cemerlang di antara para dewa. Demikianlah, semoga kami juga yang paling bercahaya di antara teman-temanku,

Rgveda I.31.8
Ya Sang Hyang agni, Dikau disembah, anugrahkanlah kami menjadi pengrajin-pengrajin yang termasyur sehingga kami bisa mencapai kemakmuran. Semoga kami membuat proyek kami maju dan berjalan baik serta makmur dengan perusahaan kerajinan [industri] yang baru itu. Ya, penguasa angkasa dan bumi, bersama-sama dengan para dewata lainnya, lindungilah kami dari semua malapetaka,

Rgweda IX.64.21
Orang yang beriman kepada tuhan Yang Maha Esa  yang terpelajar mempersembahkan doa-doa dan para ahli keagamaan yang dicerahkan berniat menghaturkan yadnya. Orang yang tidak beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa yang bodoh akan tenggelam,

Rgveda VII.20.6
Dia yang mengambil hati Sanghyang Indra yang dahsyat itu dengan sarana yadnya, tidak pernah ragu-ragu maupun menderita rugi. Dia, yang menyembah Sanghyang Indra dan berbicara kebenaran, menikmati berlimpahnya kekayaan,

Rgveda VIII.97.3
Ya Tuhan Yang Maha Esa, orang yang tak beriman kepada Tuhan Yang Maha esa adalah lamban dan mengantuk, mati oleh perbuatannya sendiri. Berikanlah semua kekayaan yang dikumpulkan oleh orang semacam itu, kepada orang lain,

Rgveda VIII.6.28
Di tempat-tempat yang tergolong hening [upahvare], di gunung-gunung dan pada pertemuan dua sungai [campuahan], di sanalah para maharsi mendapatkan pemikiran yang jernih [suci].

Rgveda II.35.3
Sejumlah besar air, bersama dengan yang lainnya berkumpul menjadi sungai yang  mengalir bersama-sama menuju kepenampungan [laut/samudra]. Air yang murni [suci] baik dari mata air maupun dari laut, mempunyai kekuatan yang menyucikan,

Atharwaveda XII.1.38
Di mana tempat didirikannya ruang sidang [tempat suci/agnihotra], dan kamar-kamar tempat menyimpan makanan [jagung]. Di mana tempat dipancangkannya Yupa, tempat para brahmana yang menguasai Yayurveda memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan mantram Rgveda dan merapalkan Samaveda, di sanalah seorang yogi pemuja Tuhan Yang Maha Esa selalu melakukannya pada semua musim. Tempat itu adalah tempat suci untuk bersemedhi untuk keselamatan jiwanya,

Rgveda I.91.13
Tuhan Yang Maha Pengasih, semoga Engkau berkenan bersthana pada hati nurani kami [tubuh kami sebagai pura], seperti halnya anak-anak sapi yang merumput di padang subur, seperti pula seorang gadis di rumahnya sendiri.

Rgveda I.23.22
Ya Tuhan Yang Maha Esa penguasa air, lenyapkan dan sucikanlah segala kesalahan atau dosa-dosa kami, meskipun kami telah mengetahui bahwa perbuatan ini mesti tidak kami lakukan atau tidak benar.

Rgveda I.23.23
Sekarang kami menerjunkan diri ke dalam air, kami menyatu dengan kekuatan yang menjadikan air ini. Semoga kesucian yang tersembunyi dalam air ini, menyucikan dan memberikan kekuatan suci kepada kami.

Rgveda X.17.10
Semogalah air suci ini menyucikan kami bercahaya gemerlapan. Semogalah pembersih ini membersihkan kami dengan air suci. Semoga air suci ini mengusir segala kecemaran. Sungguh kami bangkit memperoleh kesucian dari padanya.

Rgveda X.15.1
Semogalah yang di bawah, paling ditengah, para leluhur pencinta soma bangkit, semogalah para leluhur itu, yang sangat ramah [penuh persahabatan], yang mengetahui kebenaran, yang hidup dalam keabadian, menganugrahi kami sesuai denga doa persembahan kami,

Rgveda X.15.2
Semogalah dengan kebaktian yang dilaksanakan hari ini, para leluhur yang telah lama pergi dan mereka yang baru saja meninggal, yang telah duduk di angkasa raya atau yang sekarang bertempat tinggal di tempat yang terang benderang,

Rgveda X.15.3
Kami memperoleh berlimpah anugrah dari para leluhur, kakek, dan Sang Hyang Visnu, mereka yang duduk bertebaran, akan ikut serta dalam acara pemerasan minuman dengan persembahan kepada yang telah meninggal, datanglah kemari dengan penuh kegembiraan,

Rgveda X.15,4
Wahai para leluhur yang duduk bertebaran, datanglah kemari dengan [membawa] pertolongan, upacara persembahan ini kami persembahkan untuk anda, semoga anda berbahagia. Datanglah dengan pertolongan bermanfaat, karuniailah kami kesehatan, rahmat, dan bebaskan dari keperihan,

Rgveda X.15.5
Dimohon kehadirannya para leluhur pecinta Soma untuk tempat yang tersimpan dan amat disayangi, tempat yang bertebaran, semogalah mereka [para leluhur] datang kemari, semogalah mereka mendengarkan dan berkenan untuk bercakap-cakap dan memberikan pertolongan kepada kita,

Rgveda X.15.6
Duduk bersila dengan kaki terlipat di arah selatan, menganugrahkan karunia yang berlimpah terhadap upacara, tidak meukai kita, wahai para leluhur, berdasarkan alasan ini, perbuatan dosa apapun yang telah kami lakukan kepada anda, wahai para leluhur, itu adalah karena kelemahan kami [sebagai umat manusia],

Rgveda X.15.7
Duduk di haribaan fajar merah, memberikan kekayaan kepada penyembahnya yang fana. Untuk putra [keturunan] anda, wahai para leluhur, anugrahkanlah kekayaan itu, demikian pula anda menganugrahkan kekuatan [kepada kami],

Rgveda X.15.11
Wahai para leluhur, badan anda telah dilalap api, datanglah kemari, silahkan duduk pada tempat duduk yang telah disiapkan masing-masing, anda adalah pembimbing [kehidupan], yang menikmati persembahan yang ditaburkan bertebaran, kemudian anda menganugrahkan kekayaan diikuti oleh seluruh putra-putra yang kuat,

Rgveda X.15.12
Wahai Hyang Agni, kami mohon dengan sangat, wahai Jataveda [Agni], Engkau telah menyampaikan persembahan dan membuat [persembahan itu] harum, Engkau telah menyampaikannya kepada para leluhur, disertai dengan upacara pembakaran jenasah, telah mereka nikmati, lakukanlah hal yang sama, wahai dewata, nikmatilah,

Rgveda X.15.13
Kedua [kelompok] para leluhur kami yang diketahui dan yang tidak kami ketahui, yang di sini atau yang tidak ada di sini, sesungguhnya Hyang Agni [Jataveda] yang paling mengetahui jumlahnya, wahai Hyang agni, nikmatilah dengan bahagia persembahan yang disediakan bersamaan dengan upacara pembakaran jenasah ini,

Rgveda X.15.14
Mereka yang dibakar dengan api dan tidak dibakar dengan api, mereka menghisap oleh karena upacara pembakaran jenasah [sampai] ke tengah sorga, sebagai penguasa hukum tertinggi, lakukanlah dengan sesuai dengan kesegaran jasmani serta kekuatan untuk membimbing kehidupan spiritual,

Yayurveda XL.15
Ya Tuhan Penguasa Hidup, pada saat kematian ini, semoga ia mengingat vijaksara suci Omkara, semoga ia mengingat Engkau, Tuhan Yang Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingatkanlah kepada karanya, semoga ia mengetahui bahwa atma kekal abadi dan badannya ini akan hancur menjadi abu,
Weda yang disusun dalam bentuk wiracerita atau yang lebih dekenal dengan Epos Mahabharata oleh Bhagawan Byasa.
Meninjau Tentara-tentara Perang di Kurusetra.
Ringkasan Bhagawad-Gita.
Karma Yoga
BAB IV Pengetahuan Rohani.
Perbuatan dalam Kesadaran Ilahi.
Meditasi Mengendalikan Pikiran dan Indria ( Dyana Yoga ).
Pengetahuan Tentang yang Mutlak.
Cara Mencapai Tuhan yang Mahakuasa.
Pengetahuan yang Paling Rahasia.
Kehebatan Tuhan yang Mutlak ( Wibhuti Yoga ).
Bentuk Alam Semesta ( wiswa rupa dharsana yoga ).
Pengabdian Suci ( bhakti yoga ).
Alam, Kepribadian yang Menikmati dan Kesadaran.
Tiga Sifat Alam Material.
Yoga Berhubungan dengan Kepribadian yang Paling Utama.
Sifat Rohani dan Sifat Jahat.
Golongan Keyakinan.
Kesempurnaan Pelepasan Ikatan.

SARASAMUCAYA

Kitab saraccamuscaya adalah ringkasan dan cara mengaplikasikan ajaran Bhagawad-gita pada kehidupan sehari-hari di dalam masyarakat, yang ditulis dengan bahasa Kawi oleh Bhagawan Wararuci, seorang guru Spiritual.

Postingan populer dari blog ini

Kata-Kata Motivasi Hidup untuk Masa Depan

Anda Akan Lebih Percaya Diri dan Berani Jika Baca Kata-kata Ini